Loading...

085749607473 Jual Peci Kopiah Songkok Referensi inner power




Sebenarnya energi metafisika sering disinggung-singgung dalam Al Qur’an. Salah satunya yakni Q.S Ar-Raad ayat 11 yang menyatakan bahwa insan dijaga oleh ‘sesuatu’ yang selalu mengikuti dan melingkupinya. Banyak yang menganngap sesuatu itu yakni malaikat, mungkin karena pada waktu itu belum dikenal istilah energi sehingga dinyatakan dengan kata ‘sesuatu’.
Mengapa ‘sesuatu’ itu dianggap sebagai energi bukan malaikat? Sebab bila sesuatu itu malaikat maka dalam Al Qur’an akan ditulis nama malaikat itu mirip malaikat jibril. Meskipun kita tidak dapat dipungkiri bahwa dalam Al Qur’an-pun disebutkan ada malaikat Raqib dan Atid yang mencatat amal-amalan kita yang baik atau buruk yang selalu mengikuti kita ke mana pun. Namun jikalau kita kaji lebih dalam makna ‘sesuatu’ ini sangat mendekati esensinya dengan energi atau spectrum energi yang sering di sebut dengan aura.
Apa itu aura? Secara ilmiah aura yakni spectrum energi yang dikeluarkan oleh tubuh insan yang keluar dari proses metabolisme tubuhnya. Semakin baik metabolisme tubuh maka semakin baik pula aura yang yang terpancaroleh tubuhnya. Jika metabolisme tubuh baik maka energi yang dihasilkan akan melimpah ruah. Untuk memperoleh energi yang melimpah ruah itu kita harus mengelola metabolisme tubuh kita dengan cara latihan terutama latihan gerak dan pernapasan mirip yoga. Secara ilmiah dapat dijelaskan sebagai berikut :
O2 + Adenosin Triphospat (ATP) + Glikogen → Energi
Dari bagan di atas dapat dilihat proses latihan pernapasan. Oksigen yang di hirup pada proses pernapasan dan ATP yang berasal dari dalam tubuh insan ditambah Glikogen yang berasal dari pecahan glukosa dan karbohidrat dari makanan yang dimakan oleh kita menghasilkan energi. Dan gerakan khusus digunakan untuk mengatur jala)nnya energi dalam tubuh berupa hawa panas yang bergerak karena digerakan oleh pikiran kita.

Listrik Dalam Tubuh Manusia dan Tenaga Dalam

Oleh: Prof. Drs Physiol. Dr. Y.S. Santosa Giriwijoyo
Sebelum insan mengenal listrik, ternyata Yang Mahakuasa telah menggelarkan listrik dalam tubuh insan secara sangat canggih, bahkan semenjak dari dihadirkanNya insan pertama di bumi. Sel-sel dalam tubuh insan yang jumlahnya lebih dari satu triliun masing-masing mempunyai muatan listrik sebesar 90 mV dengan muatan positif diluar membran sel dan muatan negatif di dalamnya. Bila dapat dibuat hubungan seri dalam masalah listriknya antara satu sel dengan sel yang lain maka memang tubuh insan mempunyai potensi yang sangat besar dalam menghasilkan tegangan listrik. Misalnya untuk menghasilkan tegangan 220 V (tegangan listrik rumah tangga) diharapkan hubungan seri 2500 sel saja, sedangkan tubuh insan mengandung lebih dari 1 triliun sel. Apakah hal yang demikian dapat dilakukan dalam tubuh manusia? Entahlah. Tetapi memang ada diberitakan orang dapat menyalakan bola lampu hanya dengan memegang kutub-kutubnya, sehingga kiranya memang bukan hal yang sangat mustahil, alasannya yakni materi bakunya memang telah tersedia dalam tubuh insan itu sendiri.
Pada sejenis belut yang disebut "Electric eel" (belut listrik), belut ini dapat berbagi perbedaan voltase yang cukup besar antara episode kepala dan ekor, konon hingga 300 Volt, gunanya untuk menyengat lawan atau mangsanya. Hal ini menunjukkan bukti bahwa bukanlah hal yang mustahil bahwa struktur biologik dapat berbagi potensial listrik yang cukup tinggi.
Semua alat-alat tubuh insan dalam menjalankan fungsinya selalu berkaitan dengan masalah listrik ini, khususnya saraf dan otot, termasuk otot jantung. Penyakit dapat menimbulkan gangguan listrik dalam tubuh, sebaliknya gangguan listrik pada sesuatu alat tubuh dapat menimbulkan gejala penyakit. Misalnya radang (selaput) otak dapat menimbulkan gangguan listrik pada otak sehingga menyebabkan terjadinya kejang-kejang; sebaliknya gangguan listrik pada otak dapat menimbulkan gejala penyakit misalnya epilepsi (ayan). Hal yang sama dapat terjadi baik pada otot maupun pada jantung, misalnya iskemia (kekurangan darah) atau infarct (kematian jaringan) otot jantung dapat menyebabkan gangguan tata listrik jantung, sebaliknya gangguan tata listrik jantung dapat menimbulkan gangguan irama denyut jantung (extra systole).
Sudah semenjak lama dunia Kedokteran memanfaatkan peristiwa listrik tubuh ini untuk keperluan diagnostik misalnya pencatatan peristiwa listrik :
  • otak yang disebut Elektroensefalografi (EEG).
  • jantung yang disebut Elektrokardiografi (EKG/ECG).
  • otot yang disebut Elektromyografi (EMG).
Hal tersebut diatas dikemukakan oleh karena ada disebut- sebut bahwa tenaga dalam ditimbulkan sebagai hasil dari pengaturan tata listrik dalam tubuh yang kemudian menghasilkan medan elektromagnetik yang mengelilingi tubuhnya. Bila memang demikian masalahnya maka adanya medan elektromagnetik tersebut diatas tentulah akan dapat dibuktikan berdasarkan hukum-hukum fisika. Contoh : sebuah kumparan kawat listrik yang diletakkan bersahabat pada sebuah kompas; bila kumparan itu kemudian dihubungkan dengan sumber arus listrik searah (batu batere, accu), maka akan segera terbentuk medan elektromagnetik sekitar kumparan itu. Bersamaan dengan terbentuknya medan elektromagnetik, maka jarum kompas (jarum kompas tiada lain ialah sebuah magnet) akan menunjukkan pergerakan. Makin kuat sumber arusnya makin kuat dan luas medan elektromagnetik yang terbentuk dan makin besar terjadinya pergerakan jarum kompas itu. Demikian juga dalam hal jaraknya; makin bersahabat letak kompas terhadap kumparan makin besar pergerakan jarum kompas itu yang terjadi. Akan tetapi ada satu posisi tertentu di mana jarum kompas dapat sama sekali tidak bergerak berapapun besar arus listrik yang dialirkan melalui kumparan, yaitu bilamana posisi kumparan kawat itu sedemikian rupa sehingga arah medan elektromagnetik yang dihasilkan kumparan tepat sama dengan arah medan magnetik yang dihasilkan oleh jarum kompas itu.
Sekarang marilah kita tinjau bagaimana bila jarum kompas itu kita ganti dengan jarum baja biasa. Dengan sendirinya jarum itu tidak akan menunjukkan arah utara-selatan dan iapun tidak memperlihatkan pola kepekaan tertentu terhadap adanya perubahan medan (elektro)magnetik yang terjadi di sekelilingnya, misalnya yang berasal dari kumparan tersebut diatas atau yang berasal dari sesuatu magnet lain yang diletakkan di dekatnya. Akan tetapi bila jarum baja biasa itu kemudian kita gosok-gosokkan ke pada sebuah magnet yang lebih besar secara teratur/searah, atau diperam (dimasukkan ke) dalam rongga kumparan itu yang dialiri arus listrik searah dan dibiarkan untuk beberapa waktu, maka jarum baja biasa itu sekarang akan bermetamorfosis jarum (yang mempunyai sifat-sifat) magnet dan akan berperilaku sebagaimana halnya sebuah jarum kompas, artinya iapun akan dapat menunjukkan arah utara-selatan dan akan peka pula terhadap adanya perubahan medan elektromagnetik yang terjadi di sekelilingnya. Kaprikornus apa sesungguhnya perbedaan antara jarum baja biasa dengan jarum (baja magnet) kompas? Perbedaannya terletak pada tata letak molekul-molekul besi baja itu sendiri. Pada besi baja magnet, letak molekul-molekul besi baja itu (molekul besi/baja memang telah mempunyai sifat dasar magnet) sebagian besar atau seluruhnya yakni teratur, artinya kutub-kutubnya terletak pada arah yang sama, sehingga "ke luar" ia dapat mewujudkan dirinya sebagai sebuah magnet. Sedang pada jarum baja biasa arah kutub-kutub molekulnya simpang siur tidak teratur, sehingga "ke luar" ia tidak dapat mewujudkan dirinya sebagai sebuah magnet. Dengan digosok-gosokkan pada sebuah magnet atau diletakkan dalam rongga kumparan yang dialiri arus listrik searah, maka arah kutub-kutub molekulnya dibuat menjadi searah dan berubahlah ia menjadi jarum magnet. Kaprikornus sifat magnet pada dasarnya memang sudah ada pada setiap besi atau baja. Pada besi lunak (bukan baja) sifat magnet tidak dapat bertahan lama oleh karena molekul-molekulnya mudah berputar. Makin keras besi itu, artinya makin baik sifat bajanya, makin lama sifat magnet dapat bertahan, akan tetapi diharapkan waktu yang lebih lama pula untuk proses pembuatan magnetnya. Artinya baja mempunyai potensi menjadi magnet yang lebih baik dari pada besi lunak.
Apa relevansi uraian tersebut di atas dengan tenaga dalam? Masalah tenaga dalam kiranya analog dengan uraian tersebut di atas yaitu bahwa pada dasarnya semua orang mempunyai tenaga dalam, hanya saja tenaga dalam pada insan biasa yang belum diolah masih dalam arah yang simpang-siur sehingga tidak "muncul ke luar". Tetapi bila kemudian diolah (melalui olahraga tenaga dalam) dan "dibuka" (oleh orang bertenaga dalam yang telah mampu) dan selanjutnya proses demikian diulang-tingkatkan (diulang dan ditingkatkan) lebih lanjut, maka keadaannya yakni menyerupai besi lunak yang secara bertahap diolah menjadi baja dan pada setiap final tahap pengolahan diperkuat sifat magnetnya. Demikianlah maka dengan melalui proses yang kira-kira serupa dapatlah dikembangkan tenaga dalam pada seseorang dan jadilah ia kini memiliki tenaga dalam yang "telah mewujud". Dalam kaitan dengan proses tersebut di atas, kiranya memang sangat beralasan adanya syarat minimal telah menjalani sekian kali latihan (18x) pada setiap tingkat, sebelum diizinkan mengikuti ujian kenaikan tingkat berikutnya (di"buka" lebih lanjut).Selanjutnya sebagaimana halnya jarum baja yang telah dibuat jadi magnet menjadi peka terhadap hal-hal yang bersifat (elektro)magnetik, maka orang yang "telah" memiliki tenaga dalampun menjadi peka terhadap adanya getaran-getaran yang bersifat tenaga dalam baik yang berasal dari insan ataupun sumber-sumber lainnya yang bersifat positif maupun yang bersifat ghaib.
Orang yang sedang di"buka" yakni menyerupai jarum baja yang sedang diperam dalam kumparan kawat arus listrik searah atau menyerupai sedang digosok-gosokkan ke pada sesuatu magnet biar letak molekul-molekulnya menjadi teratur dan searah, atau dengan perkataan lain arah molekul-molekulnya sedang dibuat menjadi "sinkron". Demikianlah memang pengertian di"buka" lebih tepat bila diartikan di"sinkron"kan, oleh karena pengertian di"buka" memang sering diasosiasikan ke pada adanya "sesuatu" yang dimasukkan ke dalam diri orang yang di"buka" oleh orang yang mem"buka", sedangkan sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang dimasukkan oleh yang mem"buka" ke dalam diri orang yang di"buka".

Ujian kenaikan tingkat, Sinkronisasi
Antara listrik dan magnet memang terdapat hubungan yang sangat erat yaitu dari listrik dapat dibuat magnet dan sebaliknya dari magnet dapat dibuat listrik, sehingga kiranya bukanlah hal yang sangat mustahil bila ada teori yang mengatakan bahwa tenaga dalam yakni gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh seseorang yang telah berhasil men"sinkron"kan sumber-sumber listrik didalam dirinya melalui olahjiwa dan olahraga tenaga dalam. Bila teori tersebut di atas dapat diterima, maka masalah selanjutnya ialah bagaimana mekanismenya maka orang yang bermaksud jahat akan terpental oleh pengaruh tenaga dalam orang yang akan diserangnya ?
Telah dikemukakan bahwa semua kegiatan fisiologis dalam tubuh insan berafiliasi dengan peristiwa listrik. Penyerang dengan emosinya yang berkobar dan maksud jahatnya untuk mencelakakan yang akan diserang, akan mempolakan cara menyerang dalam otaknya dan kemudian mewujudkannya dengan pengerahan kekuatan otot yang cukup besar. Kesemuanya ini berkaitan dengan peristiwa listrik dalam tubuhnya. Makin kuat emosinya dan makin keras upayanya untuk mencelakakan makin besar terbangkitnya peristiwa listrik dalam tubuhnya. Pembangkitan peristiwa listrik dalam tubuh yang diluar kebiasaannya ini akan menghasilkan gelombang elektromagnetik yang berbeda arah dengan gelombang elektromagnetik orang bertenaga dalam yang akan diserang, kesannya ialah gelombang elektromagnetik penyerang mengalami perubahan (terinduksi), dengan akhir lebih lanjut menjadi kacaunya peristiwa listrik dalam tubuhnya, dengan akhir lebih lanjut lagi yaitu menjadi kacaunya gerakan menyerangnya, yang wujudnya ialah menjadi terpentalnya penyerang tersebut. Keadaannya kiranya sama dengan jarum kompas yang didekatkan dengan letak yang tidak sesuai dengan arah gelombang elektromagnetik kumparan tersebut di atas, yang akan menyebabkan jarum kompas itu bergerak. Bila orang yang diserang tidak mempunyai tenaga dalam, peristiwa tersebut di atas tidak akan terjadi oleh karena orang yang tidak mempunyai tenaga dalam tidak memancarkan gelombang elektromagnetik. Lalu pertanyaan berikutnya ialah : Mengapa bukan orang yang bertenaga dalam yang mental oleh pengaruh gelombang elektromagnetik orang yang menyerang? Hal itu pada umumnya tidak akan terjadi oleh karena orang yang akan diserang biasanya berada dalam posisi tubuh yang lebih stabil dan akan lebih baik lagi bila orang itu juga berada dalam kondisi emosional yang tenang. Di samping itu gelombang elektromagnetik orang yang bertenaga dalam yakni lebih besar, sudah mapan dan mantap (selalu ada) dibandingkan dengan gelombang elektromagnetik "bangkitan sewaktu" dari orang yang sedang beremosi. Makin besar tenaga dalam yang dimiliki orang yang akan diserang, makin tebal selubung gelombang elektromagnetiknya, sehingga semakin sulit bagi penyerang untuk mendekati orang yang akan diserangnya. Ibaratnya jarum kompas (apalagi jarum kompas "bangkitan sewaktu") tidak akan bisa menggerakkan besi magnet dan semakin besar magnet itu maka jarum kompas yang didekatkan kepadanya sudah bergerak walaupun jaraknya masih jauh.

Mental karena emosi
Kalau orang tersebut tidak bermaksud menyerang, sekalipun ia mengerahkan kekuatan otot yang cukup besar, gerakannya tidak akan menjadi kacau oleh karena arah gelombang elektromagnetiknya searah dengan gelombang elektromagnetik orang yang mempunyai tenaga dalam tersebut. Keadaannya sama dengan jarum kompas yang terletak bersahabat pada kumparan kawat dengan arus listrik searah dengan posisi sedemikian rupa sehingga arah gelombang elektromagnetik kumparan sama dengan arah gelombang magnetik jarum kompas itu, sebagaimana telah dikemukakan dibagian depan. Pertanyaan selanjutnya ialah bagaimana bila si penyerang itu juga bertenaga dalam? Nah perlu diketahui bahwa sesama tenaga dalam yakni gelombang elektromagnetik yang searah sehingga tidak akan saling berbenturan. Yang akan berbenturan ialah gelombang elektromagnetik "bangkitan sewaktu" hasil dari luapan emosi seseorang terhadap gelombang elektromagnetik tenaga dalam orang lain.
Perlu diingat pula bahwa orang-orang bertenaga dalam Satria Nusantara yakni (haruslah) orang-orang yang bisa mengendalikan diri (latihan pengendalian 1 s/d 10), tabah dan selalu ingat ke pada Yang Mahakuasa (dzikir), karena sesungguhnya Yang Mahakuasa maha Penyabar. Pertanyaan selanjutnya ialah bagaimana orang yang bertenaga dalam dapat menjadi peka dan dapat mendeteksi kehadiran makhluk halus? Untuk menjelaskan hal ini diharapkan sedikit ulasan yang masih bersifat hipotetis. Awal dari hipotesa ini mengacu kepada apa yang dikemukakan oleh Pembina Utama Satria Nusantara pada waktu diselenggarakan diskusi Ilmiah dalam rangka pemusatan latihan Nasional di Denpasar Bali. Dalam kesempatan diskusi itu ada dikemukakan antara lain bahwa mahluk halus tidak boleh di"tembak", alasannya yakni kalau ditembak beliau akan hancur tetapi tidak mati dan mungkin akan menjadi dendam kepada kita atau anggota keluarga kita. Terhadap kita yang mempunyai tenaga dalam memang tidak ada masalah, akan tetapi terhadap anggota keluarga kita yang tidak memiliki tenaga dalam dapat menjadi masalah. Kemudian pada suatu kesempatan yang lain Pembina Utama pernah pula menceriterakan kepada penulis akan adanya seorang anggota SN yang di"adu" kepekaannya dalam mendeteksi adanya sesuatu mahluk halus dengan sebuah alat elektronik yang dimiliki seorang warga negara Barat. Dalam peristiwa itu diceriterakan bahwa mula-mula anggota SN itu lebih dahulu mendeteksi di mana ada mahluk halus, kemudian pada tempat-tempat di mana menurut Anggota SN itu ada mahluk halus lalu alat elektronik itu diarahkan ke tempat itu. Ternyata pada tempat-tempat di mana menurut anggota SN itu ada mahluk halus, alat elektronik itu "hidup", sedangkan pada tempat-tempat yang menurut anggota SN itu tidak ada mahluk halusnya, alat elektronik itu tidak mau "hidup".
Penyaluran/memancarkan tenaga
Selanjutnya kita juga sudah mengetahui bahwa tenaga dalam dapat dipancarkan, dan bahkan dapat dipindahkan, dapat dipergunakan untuk "memagari" sesuatu benda atau ruangan tertentu. Bila pancaran itu diarahkan pada seseorang yang peka, maka ia dapat mencicipi banyak sekali sensasi, misalnya rasa suhu (panas atau dingin). Pancaran suhu (panas) misalnya dari api unggun atau dari matahari memang merupakan pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu. Kita memang juga mengenal alat elektronik rumah tangga yang menggunakan gelombang elektromagnetik micro (micro wave oven) yang dapat memanaskan makanan dalam waktu yang sangat singkat. Juga kita kenal alat kedokteran elektronik untuk fisioterapi yang disebut alat UKG = ultra korte golf (ultra short wave) yang juga memperlihatkan rasa panas. Ini sekedar pola bahwa memang ada juga gelombang elektromagnetik yang menghasilkan panas tanpa dapat dilihat pancaran cahayanya oleh insan (pada umumnya).
Selain itu dari informasi yang diberikan oleh insan Kirlian yaitu insan yang dikaruniai kelebihan sehingga dapat melihat cahaya-aura, dikemukakan bahwa orang bertenaga-dalam itu mengeluarkan cahaya dan bahwa cahaya itu berubah warna maupun kekuatan pancarannya, tergantung pada perubahan niat atau maksud pemancar tenaga dalam yang bersangkutan.
Selain itu, dalam rangka Semiloka Pengobatan Tenaga dalam di Surabaya tgl 5-6 Desember 1992 yang lalu, yaitu pada waktu penulis mengikuti sidang kelompok I yaitu kelompok yang mencoba mengidentifikasi apa itu Tenaga Dalam, seorang peserta dalam kelompok itu mengemukakan bahwa ia dapat menidurkan seseorang yang berada di Jakarta dari tempat tinggalnya di luar Jakarta, setelah orang itu diinterlokal dulu untuk siap mendapatkan getaran gelombang yang dikirimkannya. Kemudian yang bersangkutan menelpon lagi ke Jakarta untuk mengecek dan ternyata memang orang itu tertidur. Kemudian dari jarak jauh itu pula orang itu lalu dibangunkan dan sekali lagi dicek melalui telepon interlokal dan ternyata orang itupun menjadi bangun kembali. Menurut informasi yang pernah penulis dengar, hal serupa juga sudah dilakukan oleh Pembina Utama bila mem"buka" angkatan pra-dasar di Negeri Belanda, juga setelah lebih dahulu melaksanakan hubungan telepon Internasional untuk menyesuaikan waktu dan menentukan dikala acara pem"buka"an termaksud. Demikianlah maka dalam hal ini terjadilah hubungan mirip apa yang seringkali dikemukakan oleh Pembina Utama SN yaitu adanya hubungan sebagaimana halnya pemancar dan penerima. Artinya harus ada kesesuaian dari peserta terhadap macam dan dikala getaran dikirimkan oleh si Pemancar. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, di dalam tubuh insan memang terdapat sumber listrik. Dengan adanya sumber listrik maka memang dapat dibuat pemancar maupun penerima. Demikianlah maka menusia memang dapat membuat dirinya menjadi pemancar maupun peserta tergantung pada apa yang menjadi niatnya pada waktu itu.
Jadi apa yang dapat disimpulkan dari banyak sekali informasi tersebut di atas ? Dari informasi-informasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Tenaga Dalam yakni :
  • suatu getaran atau gelombang elektromaganetik,
  • dapat dipancarkan atau di"tembak"kan, pancarannya dapat dirasakan sebagai rasa suhu (panas atau dingin),
  • dapat meng"gumpal" mirip halnya awan dan/atau dapat di"rentangkan" mengelilingi suatu benda, mahluk hidup atau suatu wilayah tertentu,
  • dapat di"huni" oleh mahluk halus, artinya bahwa mahluk halus itu bahwasanya juga memerlukan "jasad" dan jasad itu ialah berupa "segumpal" gelombang elektromagnetik sehingga dapat dideteksi oleh orang-orang bertenaga-dalam dan bahkan oleh alat elektroniknya orang Barat tersebut di atas,
  • gelombang elektromagnetik tenaga dalam dapat berubah-ubah panjangnya sesuai dengan niat yang bersangkutan, sehingga warna cahaya yang dipancarkannya akan berubah sesuai dengan panjang gelombangnya, karena sesungguhnya cahaya yakni juga gelombang elektromagnetik. Namun perlu diingat bahwa spektrum (panjang gelombang) warna cahaya tenaga dalam ini berada di luar spektrum warna cahaya biasa, sehingga hanya dapat dilihat oleh manusia- insan Kirlian,
  • gelombang getaran tenaga dalam dapat dipancarkan dan dapat diterima dari jarak jauh. Hal ini lebih mencerminkan lagi bahwa gelombang getaran tenaga dalam yakni gelombang elektromagnetik yang frekuensinya, jadi berarti panjang gelombangnya dapat diubah-ubah tergantung pada apa yang menjadi niat dari "pemancar"nya, mirip halnya gelombang elektromagnetik siaran radio dan/atau televisi.
Cara duduk pernafasan
Demikianlah maka orang-orang yang rajin melaksanakan shalat, shalat tahajud serta berdzikir secara khusyu' yang merupakan wujud adanya pemusatan pikiran yang sungguh-sungguh, dan juga yang dilakukannya sewaktu melaksanakan latihan SP-SN, sangat tidak mustahil bila ia juga dapat ikut menyadap dan menyerap pancaran- pancaran tenaga-dalam yang lazim disebut sebagai pancaran-pancaran tenaga kosmis yang bertebaran di alam semesta ini. Namun tenaga macam apa yang akan diperolehnya tentu saja akan tergantung kepada apa yang menjadi niatnya, karena niat ini pula yang akan menentukan panjang gelombang (jenis) tenaga dalam yang akan terserap. Ibaratnya : Antara Pemancar dan Penerima harus berada pada panjang gelombang yang sama. Akan tetapi tidak semua jenis getaran (panjang gelombang) Tenaga Dalam dapat diterima dan/atau dipancarkan oleh seseorang, karena hal ini ditentukan oleh kualitas masing-masing orang, yang merupakan ciri bawaan orang seorang. Karena itu berniat dan berdoalah secara khusyu' sebelum setiap melaksanakan latihan SP-SN karena hal ini memang sangat perlu dilakukan. Dan selanjutnya berdzikirlah dalam jurus-jurus sekuat kemampuan konsentrasi kita biar kita dapat menyerap sebanyak mungkin getaran-getaran Tenaga Dalam di alam semesta karunia Yang Mahakuasa bagi kita. Sedangkan mengenai apa yang akan kita peroleh dan seberapa banyak kita akan memperoleh kelebihan-kelebihan itu dari orang lain, sesungguhnya Yang Mahakuasa yang menentukan. Karena itu berserah-dirilah kepadaNya, karena sesungguhnya Ia maha kuasa atas segala-galanya.
Demikianlah sedikit informasi perihal masalah listrik dalam tubuh insan serta analisa sederhana yang berafiliasi dengan teori yang mengatakan bahwa Tenaga Dalam yakni gelombang elektromagnetik dan bagaimana kaitannya dengan peristiwa faal dalam tubuh, sekiranya memang benar Tenaga Dalam itu berafiliasi dengan masalah listrik dalam tubuh dengan medan elektromagnetiknya. Apakah memang demikian masalahnya? Entahlah, mudah-mudahan ada ahli-ahli bersangkutan yang berminat untuk membuktikannya. Tenaga Dalam menurut analisa Ilmu Faal (dari sudut Medis-Fisiologis) yakni : ketegaran, ketahanan dan vitalitas sel-sel tubuh, yang diperoleh melalui mekanisme pelatihan yang bersifat hypoxic-anaerobic dari Seni Pernafasan Satria Nusantara.
Dengan semakin tegar, tahan dan vitalnya sel-sel tubuh, maka kondisi bio-listrik setiap sel pun menjadi semakin kuat dan stabil. Demikianlah maka bermula dari adanya listrik di dalam tubuh yang memang secara ilmiah telah dapat dibuktikan keberadaannya, dapatlah kemudian "dikembangkan" Tenaga Dalam yang secara teoritis merupakan getaran (gelombang) elektromagnetik yang mempunyai sifat-sifat sebagaimana telah dikemukakan (dihipotesakan) tersebut di atas. Dengan semakin berlanjutnya latihan yang dilakukan, maka Tenaga Dalam yang dapat dikembangkan pun menjadi semakin kuat. Akan tetapi ada satu hal sangat penting yang selalu harus dilakukan dan karena itu tidak boleh dilupakan yaitu : niat dan konsentrasi, karena inilah yang akan menentukan kadar peningkatan Tenaga Dalam yang akan diperolehnya. Demikian pula dalam hal memanfaatkan Tenaga Dalam, maka niat dan konsentrasi pula yang akan menentukan kadar keberhasilannya. Misalnya pemanfaatan Tenaga Dalam untuk membuat pagar/perlindungan dan atau untuk penyembuhan. Oleh karena itu dalam setiap latihan Olah Tenaga Dalam, maka niat pada setiap mengawali dan konsentrasi selama melaksanakan latihan sangat perlu untuk selalu ditekankan, oleh karena sesungguhnya untuk dapat melaksanakan niat yang berlanjut pada konsentrasi, apalagi yang berlangsung lama, memerlukan pula latihan-latihan khusus. Hal ini tentu saja sangat penting bagi mereka yang ingin memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari latihan yang dilakukannya.
Latihan (gerakan-gerakan) nafas duduk dan latihan (gerakan-gerakan) jurus merupakan olahraga, sedangkan latihan (membiasakan diri) berniat pada setiap mengawali sesuatu kegiatan (latihan) dan berkonsentrasi yang menyertainya selama melaksanakan latihan merupakan olahjiwa. Oleh karena itu maka Olah Seni Pernafasan Satria Nusantara memang yakni sesungguhnya Olah Manusia seutuhnya, karena ia secara bersamaan mengolah raga dan mengolah jiwa. Bukanlah hal yang tidak penting untuk secara sadar melaksanakan latihan "berniat" dan "berkonsentrasi" ini, oleh karena orang memang sering lupa untuk "berniat" dalam setiap hendak melaksanakan sesuatu, apalagi berniat sambil berucap "dengan nama Yang Mahakuasa - bismillah" dalam setiap mengawali sesuatu kegiatan yakni sangat-sangat penting bagi kita karena semua kegiatan kita akan menjadi bernilai ibadah. Demikian pula halnya dengan konsentrasi, yang merupakan hal yang sangat penting untuk menyertai setiap kegiatan yang kita lakukan. Tanpa kemampuan konsentrasi yang tinggi, maka tingkat keberhasilan semua usaha kita akan selalu lebih rendah dari pada bila disertai konsentrasi yang lebih tinggi. Misalnya mencar ilmu yang tidak disertai konsentrasi yang tinggi, akan menghasilkan prestasi yang lebih rendah. Orang yang tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, akan mudah terganggu dalam hal mencar ilmu maupun bekerjanya. Oleh karena itu, niat dan konsentrasi memang memerlukan pelatihan pula dan oleh karena itu pula maka masalah niat dan konsentrasi ini selalu perlu ditekankan pada setiap akan melaksanakan latihan, yang dilanjutkan dengan mewujudkannya dalam dzikir selama melaksanakan jurus-jurus maupun dalam waktu-waktu di antaranya. Karena itu yakni memang sangat tepat bila selama latihan para peserta tidak dibenarkan untuk bercakap-cakap, bergurau atau melaksanakan hal-hal lain yang tidak perlu kecuali untuk menanyakan dan atau mendiskusikan hal-hal yang sifatnya untuk meningkatkan mutu latihan dan mutu hasil latihan itu sendiri.
Satu hal yang harus selalu diingat ialah bahwa segala Ilmu yakni ciptaan Yang Mahakuasa dan karena itu berasal dari Yang Mahakuasa karena hanya Yang Mahakuasa Sang Pencipta itu dan hanya dengan izin Yang Mahakuasa pula maka Ilmu itu dapat kita miliki. Oleh karena itu berdzikirlah sekhusyu' mungkin selama berlatih, oleh karena hanya orang yang bersahabat dan dipercaya oleh Yang Mahakuasa yang akan mendapat izin untuk menggunakan sebagian dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, yang karena itu tidak akan mungkin dikalahkan oleh golongan orang-orang yang menggunakan Ilmu-Nya untuk kemusyrikan. Amin. 





Tenaga Dalam itu LASER Biologis


Oleh: Dr. Willie Japaries
Dengan semakin canggihnya teknologi, semakin majunya peradaban insan ternyata orang semakin percaya pula akan "takhyul" dari timur, mirip latihan bertapa, meditasi, yoga, olahraga pernafasan. Mereka percaya itu semua dapat menyehatkan tubuh dan bahkan menghasilkan tenaga dalam yang dahsyat.
Kedengarannya abnormal memang, tapi kenyataan. Mula-mula warisan nenek moyang kita mirip dianggap mistik, paranormal, takhyul, lalu dicampakkan. Tapi dengan semakin majunya peradaban dan teknologi, malah warisan pusaka itu gres dapat dihargai dan diketahui keunggulannya. Misalnya dengan berkembangnya teknologi, pembentukan laser, kini kita gres dapat menghayati dan mengerti bagaimana proses terjadinya tenaga dalam. Hal ini akan saya ulas lebih jauh.
Laser bahwasanya yakni sinar atau cahaya yang dapat memotong, menembus dan menghancurkan jaringan hidup hingga tank baja. Ini telah sering kita dengar. Tapi, percayakah anda bahwa laser yang dipakai dalam pengobatan (untuk operasi) sebetulnya energinya tidak lebih dari sebuah bohlam di rumah? Lantas, mengapa cahaya bohlam tidak dapat melukai kulit, sedangkan laser bisa? Perbedaan itu terletak pada tatanannya.

Pada laser, energi cahaya dikompakkan, disinkronkan sehingga seirama, tidak awut-awutan mirip cahaya bohlam. Cuma itu kuncinya: sinkronisasi. Contoh lain yang lebih bersahabat dengan kita yakni sinar matahari. Bila ia dikompakkan dengan loupe (kaca pembesar), akan dapat melubangi kertas, bahkan membakarnya. Padahal bila tidak dikonsentrasikan, paling cuma dapat menghangatkan kulit kita saja.


Asal Giat

"Aha!" pikiran sudah mulai terbuka terhadap diam-diam alam di balik ilmu tenaga dalam. Tanpa sinkronisasi, tanpa konsentrasi, tenaga dalam kita hanya bisa menggebrak meja, membanting pintu, menghangatkan tempat duduk, dan sebagainya. Bila kita melatih teknik sinkronisasi dan konsentrasi tenaga lalu menyalurkannya mirip halnya laser, itu akan menjadi tenaga dahsyat yang disebut tenaga dalam. Akan saya coba ulas lebih terinci sedikit lagi.
Bagaimana caranya me-LASER-kan tenaga kita? Mudah saja, asal mau giat. Semua unsur di dalam tubuh kita dikuasai pikiran. Pikiran menyerupai majikan, tenaga menyerupai buruh. Bila sang pikiran tidak memerintahkan tenaga untuk mengkompakkan dan mensinkronkan, tidak akan timbul tenaga dalam yang dahsyat itu.
Mungkin ada yang bertanya, bukankah pikiran kita tidak dapat mengatur denyutan jantung, pergerakan usus, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah dan otot polos lainnya dalam tubuh? Pertanyaan ini didasarkan pada teori usang perihal otot sadar dan otot tak sadar.
Sejak tahun 1969, Prof. Neal. E. Miller telah berhasil menggusur kebohongan itu (baca di Science 1969; 163; 434-5). Ia memperlihatkan secara sahih, hewan sekalipun dapat dilatih mengatur detakan jantung, pelebaran atau penyempitan pembuluh darahnya, lalu produksi air seninya, pergerakan ususnya, bahkan irama otaknya. Pada manusia, ini disebut biofeedback, yang pada prinsipnya yakni pengkonsentrasian pikiran pada organ tubuh yang hendak diatur, lalu alat umpan balik memperlihatkan kode perihal perubahan yang terjadi, apakah sudah sesuai perintah sang pikiran/kehendak.
Nah, semua itu kuncinya sama, konsentrasi atau meditasi dari gelombang otak (EEG) pun tampak, bahwa dalam keadaan biasa, gelombang otak kacau balau tak beraturan, disebut gelombang beta. Pada waktu meditasi atau pemusatan pikiran, dalam ketenangan, terjadi sinkronisasi menjadi gelombang alfa yang teratur dan tinggi. Prinsip inilah yang digunakan baik untuk menjaga kesehatan tubuh maupun membangkitkan tenaga dalam. Ada teori yang lebih mendalam, yaitu perihal meridian dan partikulat koloid sebagai media tenaga dalam, tapi itu di luar cakupan artikel ini.

Muatan Listrik

Untuk melatih meditasi, bagi pemula, yang termudah yakni konsentrasi pada gerakan lembut dan alami. Ini saya sebut meditasi gerak, setelah itu gres orang mudah melaksanakan meditasi diam. Seperti halnya hatha yoga sebagai awal latihan ke raja yoga. Sekarang ada baiknya mengetahui sifat-sifat tenaga dalam yang telah berhasil diukur dan diteliti. Ia memiliki sekurangnya 3 bentuk kekuatan, yakni listrik, mekanik dan panas. Ini tidak mengherankan, karena ketiganya telah terbukti dapat saling membentuk. Ini dapat dijelaskan pula dengan teori di atas.
Dengan kamera pemantau radiasi termal infra merah, dapat dipantau gelombang infra merah intensitas tinggi dengan frekuensi rendah dari jarak satu meter dari telapak tangan spesialis tenaga dalam. Ini berbeda dengan orang biasa, atau orang tersebut waktu tak melepaskan tenaga dalam. Pada titik pemusatan perhatian, juga terdeteksi (berjarak 2 mm dari kulit) muatan listrik sebesar 10-14 - 10-11 coulomb atau sesuai muatan listrik 100.000 hingga sejuta elektron. Pada kulit akupungtur di atap kepala jago tenaga dalam yang kebal pukulan bilah baja, terpantau sinyal magnetis. Angin hembusan tenaga dalam juga terpantau sejauh 2 - 3 meter dari si ahli, sifat angin tersebut berbeda dengan hembusan kipas angin. Aura radiasi infra merah di sekitar tubuh jago tenaga dalam jauh lebih tebal pula. Itulah sebagai materi segar bagi peminat tenaga dalam atau meditasi kesehatan saja. Dari banyak sekali tinjauan di atas, usaha pemasyarakatan olah tubuh demikian patut disokong. 


BIOMAGNETISME PADA TUBUH MANUSIA

I. PENDAHULUAN


Biomagnetisme merupakan fenomena medan magnetik yang dihasilkan oleh organisme hidup (www.wikipedia.org). Manusia dan makhluk hidup lainnya diketahui juga menghasilkan medan magnet, walaupun tingkatnya sangat kecil. Fenomena ini di kalangan ilmuwan disebut sebagai biomagnetisme atau biomagnetik yang berasal dari kata biologi dan magnet. Ketika sifat medan listrik digunakan pada fenomena ini biomagnetik berkembang menjadi bioelektromagnetik. Kedua disiplin ilmu ini termasuk ilmu pasti an menggunakan metode ilmiah untuk meneliti fenomena ini (Mundilarto, 2009)


Asal usul biomagnetisme diperkirakan telah muncul beberapa ratus tahun yang lalu, terkait dengan istilah "magnetisme binatang." Definisi ilmiah dikala ini dimulai pada 1970-an, ketika semakin banyak peneliti memulai untuk mengukur medan magnetik yang dihasilkan oleh tubuh manusia. Gerhard Baule dan Richard McFee pada 1963 dari Departement of Electrical Engineering, Syracuse University, New York mendeteksi medan biomagnetik dari hati insan dengan menggunakan dua kumparan yang mempunyai 2 juta putaran lilitan yang dihubungkan dengan amplifier yang sangat sensitive.

Pada tahun 1970, David Cohen dari MIT dengan menggunakan magnetometer SQUID dapat mengukur medan biomagnetik dari hati manusia, kemudian di 1972 dengan menambah kepekaan magnetometer itu ia berhasil mengukur medan magnetik disekitar kepala yang dihasilkan oleh kegiatan otak. Selanjutnya pengamatan empirik pertanda bahwa penyakit pada jaringan tubuh mengubah medan biomagnetik normal. Sebaliknya medan biomagnetik yang diberikan kepada jaringan organ dapat menghindarkan organ tersebut dari penyakit.

Selanjutnya, medan magnetik pada insan bisa terjadi apabila kita menahan nafas dan bernafas halus, sehingga dapat mempolarisasikan ion fe (besi) yang ada di dalam darah merah (hemoglobin). Dengan melaksanakan kegiatan olah nafas ini, maka insan bisa meningkatkan dan mengatur medan magnet yang ada di dalam dirinya, yang pada akhirnya juga bisa membantu insan untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit yang ada dalam dirinya.

Berdasarkan latar bekang inilah, maka penulis tertarik untuk membahas perihal biomagnetisasi tubuh insan ini sebagai judul peran mata kuliah Biofisika. Semoga goresan pena ini dapat memberi arti dan manfaat bagi pembaca semua.

II. PEMBAHASAN
2.1 Sifat Magnetik Tubuh Manusia
2.1.1 Penyebab Dasar
Tubuh insan terdiri dari molekul-molekul protein yang me­nga­ndung unsur-unsur antara lain C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), Cl (chlor), N (Nitrogen), I (yodium),  P (Fosfor) dan mengandung unsur logam mirip Fe (besi). Sifat magnet unsur material (atom) terletak pada searah-nya spin (ro­tasi) elektron (muatan negatif) dikulit atom atau proton (muatan positif) di inti atom. Sifat material, magnet dasar terletak pada sifat magnetik inti dari un­sur-unsur pembentuk tubuh manusia, hidrogen, molekul H20 dan besi.

Sifat magnetik yang lebih statik  yaitu terdapat pada ion Fe, karena sifat spin elektron di kulit atomnya searah. Si­fat magnetik ini membe­sar jikalau atomnya menyusun diri sehingga elemen magnetnya searah (disebut terpolarisa­si). Ditubuh insan Fe, terdapat pada butir darah merah (hemoglobin). Data empirik menunjukkan bahwa hemoglobin merupakan rantai protein yang panjang dimana dari beberapa pasangan posisi di kedua ujung rantai terdapat penyambung (jembatan) dalam struktur datar “heme“ di­mana ion Fe terikat (lihat Gambar 1). Melalui ion Fe ini darah merah dapat mengikat oksigen setelah melewati paru-paru. Dengan menyerap sari makanan dari alat-alat pencernaan makanan dan oksi­gen ini,  darah merah mengganti sel-sel yang rusak dengan mengok­sidasinya (mem­bakarnya dengan oksigen) dan membentuk sel baru

Jika dalam darah, molekul-molekul hemoglobin ber­posisi acak maka ke­kuatan magnetik tubuh kecil, karena sifat vektor medan magnet yang dapat saling meniadakan. Manusia dapat  mengarahkan­nya dengan melaksanakan latihan, yaitu  dengan memfungsikan kekuatan pikiran dan mengatur nafas secara lambat.


Zat lain yang mempunyai sifat magnetik tetapi tidak sekuat Fe di­dalam hemoglobin yakni molekul air (H20). Posisi atom hidrogen dalam molekul air tidaklah simetris dan dalam posisi ini, dua elektron dikulit luar oksigen (oksigen mempunyai 6 elektron) mempunyai spin pararel dan ini menyebabkan air bersifat sedikit magnetik (paramag­netik). Molekul air mudah diarahkan menjadi terpolarisasi magnetik. (lihat Gambar 2). Selanjutnya masih terdapat zat-zat lain yang juga magnetik mengingat molekul air terikat secara molekuler dengan senyawa organik didalam tubuh manusia.
2.1.2 Imbas Magnetik
Suatu benda magnet akan memancarkan suatu medan yang disebut medan magnetik. “Medan“ yakni suatu medium pengaruh yang dipancarkan sum­ber dimana dalam medium pengaruh ini dapat dilakukan (ditrans­misikan) di­namika (gerakan). Dengan tubuh bersifat magnetik maka tubuh akan dapat dipengaruhi atau menghipnotis medan magnetik lainnya. Menurut hukum imbas­an magnetik, dimana Kutub magnet sejenis akan tolak-menolak, sedangkan yang ber­lawanan jenis tarik-menarik. Karena magnet selalu dalam bentuk dipol (dwikutub) maka in­teraksi kutub dua buah dipol dapat menghasilkan tarikan, tolakan atau satu memutar yang lain jikalau tidak segaris. Gerakan putar (rota­si) terjadi , karena satu kutub mendapatkan tarikan dan tolakan dari dwi­kutub (lihat Gambar 3)


2.1.3 Medan Biomagnetik Tubuh Manusia
Sudah diketahui semenjak lama bahwa kegiatan sel dan jaringan manu­sia menghasilkan medan biolistrik yang dapat dideteksi dipermu­kaan kulit sebagai potensial listrik spontan. Adanya arus listrik ini secara hukum fisika akan menimbulkan medan biomag­netik. Gerhard Baule dan Richard McFee pada 1963 dari Departement of Electrical Engineering, Syracuse University, New York mendeteksi medan biomag­netik dari hati insan dengan menggunakan dua kum­paran yang mempunyai 2 juta putaran lilitan yang dihu­bungkan dengan amplifier yang sangat sensitive. Pada tahun 1970, David Cohen dari MIT dengan menggunakan magnetometer SQUID dapat mengu­kur medan biomag­netik dari hati manusia, kemudi­an di 1972 dengan menambah kepekaan mag­netometer itu ia berhasil  mengukur medan  mag­netik  disekitar kepala yang dihasilkan oleh kegiatan otak

Selanjutnya pengamatan empirik pertanda bahwa penyakit pada ja­ringan tubuh mengubah medan biomagnetik normal. Sebaliknya medan biomagnetik yang diberikan kepada jaringan organ dapat menghindarkan organ tersebut dari penyakit. Pengamatan dari 1980 hingga 1992 yang dilakukan di Amerika Serikat dan Jepang pertanda bahwa dari tangan seorang penyem­buh tenaga dalam (prana) terpancar medan biomagnetik dengan fre­kuensi dari 0,3 – 30 hz dengan rata-rata kegiatan disekitar 7-8 hz. Seorang jago Q-Gong dapat memancarkan medan cukup besar yang dapat deteksi melalui  dua kumparan dengan 80.000 putaran lilitan. Pengamatan berkembang ke pengamatan medan akustik (suara) dan medan panas, selanjutnya melalui temuan-temuan ini men-dorong ilmu kedokteran mu­lai mempelajarinya. Banyak kemanfaatan dalam pe­nyembuhan  dengan medan biomagnetik ini baik yang dihasilkan oleh praktisi prana ataupun yang dihasilkan oleh peralatan magnetik.

Sedang berkembang hipotesis bahwa gelombang biomagnetik otak tidak hanya bekerja diotak saja tetapi memancar keseluruh tubuh melalui sistem syaraf tepi, ke sistem jaringan sel sekeliling syaraf.  Gelombang biomagnetik otak (otak kecil) terpancar dan tertangkap oleh “antene“ pada sistem syaraf untuk kemudian dilakukan tanggap­an dari isi perintah otak tersebut.

Dengan tambahan pengetahuan polarisasi magnetik dari hemoglobin, maka sebenarnyalah sistem peredaran darah dan syaraf manusia  me­rupakan sistem gabungan  yang saling mendukung dalam perce­patan proses berfikir realisasi kekuatan kehendak, penyembuhan diri dan pe­nyembuhan dengan tenaga prana biomagnetik. Jika darah (hemoglobin) menjadi dasar dari sifat magnetik tubuh dan di­tunjang dengan molekul air didalam tubuh, maka media ini dapat men­jalankan informasi yang sifatnya perubahan sifat  medan magnet, dari satu tempat ketempat lain, maka  pertanyaannya yakni : Apakah ini akan membentuk system syaraf magnetik manusia?. Secara fisiologis system syaraf insan atau hewan bertulang bela­kang dapat meneruskan informasi motorik dari panca-indera ke system pusat syaraf,  Central Nervous System (CNS) kemudian dipadukan, ditafsirkan, dirumuskan maknanya dan memerintahkan syaraf motorik untuk mela­kukan tanggapan

Sitem pembawa informasi disebut “neuron motorik “ yang secara fisik berupa pipa membran (meninge) yang disebut “axon“ (lihat Gambar 4). Di dalam axon terdapat konsentrasi ion negatif dan diluar terdapat ion positif, disini ion Na+ dan K+ mengambil peranan dalam membentuk po­tensial dasar elektrokimia dan merespon informasi yang masuk se­bagai perubahan potensial (potensial aksi/picuan). Adanya potensial agresi akan membuka saluran Na+ untuk menyalurkan Na+ ke dalam axon, secara bersamaan terjadi penyaluran ion K+ kelu­ar mengimbangi fatwa Na+. Proses terbuka Na+ kedalam dan penam­bahan K+ keluar akan menjalarkan gerakan ini ke segmen   axon didekatnya kearah kemana informasi  harus berjalan. Proses ini mirip penjalaran gelombang elastik dimana  terjadi proses penerusan dorongan atau tarikan. Demikianlah penjalaran informasi me­rupakan penjalaran pembukaan potensial elektrokimia dalam pipa mem­bran yang merupakan penjalaran (gelombang) kepadatan ion. Dalam pengertian teori gelombang ini dapat diikatakan sebagai gelombang ionik.

Merujuk proses tersebut maka untaian magnet elementer yang berupa molekul hemoglobin dapat berfungsi mirip ion   dalam pipa membran tadi. Jika pada satu posisi molekul hemoglobin mencicipi informasi magnetik (ada tambahan atau pengurangan medan) maka akan secara berantai menjalar kepusat syaraf (CNS) magnetik dan setelah itu akan mengirim  tanggapannya ke organ lain untuk melaku­kan gerakan tang­gapan (motorik). CNS magnetik  juga terletak di otak, karena kedalam otak juga mengalir darah. Didalam otak infor­masi jenis manapun dapat dipadukan dan ditafsirkan.
Di sistem syaraf biasa (sistem yang  membran ionik) bisa juga menjalarkan informasi magnetik, karena perubahan medan magnetik akan memperlihatkan gangguan pada gerakan ion. Diduga pengaliran ke­dalam Na+ dan pengaliran keluar K+ sepertinya menghasilkan medan magnetik melingkar didalam kulit (membran) pipa dan ini bersebab aki­bat  dengan penjalaran kepadatan ion didalam pipa. Medan magnet akhir pengerakan polarisasi magnetik akan menghasilkan arus yang mendorong konduksi ion, terjadilah percepatan arus informasi. Dalam sistem penyaluran informasi magnetik, hemoglobin  dalam pem­buluh darah melaksanakan proses dukungan (back-up) pada pem­buluh syaraf.

2.1.4 Tenaga Magnetik
Apakah medan magnet dari  tubuh insan juga dapat mem­bawa tenaga atau energi yang dihasilkan tubuh?. Tenaga didalam tubuh insan berasal dari glukosa dan le­mak. Otak mendapat energi dari glukosa dan oksigen yang dibawa dari darah. Jaringan lain dari glukosa dan lemak . Didalam sel tubuh terdapat or­gan yang berfungsi mengubah glukosa dan lemak menjadi energi yang dise­but mitokondria (mitocondria). Didalam mitokondria terjadi proses di­mana glukosa dan lemak bermetamorfosis senyawa meng­andung energi yang siap dialirkan kedalam otot-otot, syaraf dan pem­buluh darah. Se­nyawa ini disebut Adenosine Triposphate (ATP). ATP terbentuk kemu­dian pribadi berubah menghasilkan energi se­cara bertahap melalui Adenosine Biphosphate dan Adenosine Mono­phas­phate menghasilkan  asam fosfat, air dan energi, dimana asam fos­fat mendaur membentuk ATP kembali dengan glukosa dan lemak yang akan diproses.

Energi yang dihasilkan masuk ke hemoglobin dan membuat medan magnetiknya berintensitas tinggi mengandung energi untuk di­pancarkan. Menurut ilmu fisika, energi yang dipancarkan melalui medan magnet sebanding dengan kuadrat kuat medannya. Adanya tenaga magnetik akan memperkuat proses kerja medan mag­netik yang terpancar ketika berinteraksi dengan  medan magnet lain.
Kalau dalam proses tersebut seseorang (yang mempunyai)  medan lain sangat peka di syaraf kesetimbangannya, maka ia mempunyai “kelem­baman“ kecil, sehingga akan mencicipi dorongan atau tarikan yang kuat  menjadi terpelanting  misalnya.

2.2 Fenomena Tubuh Sebagai Instrumen
2.2.1 Kekuatan Kehendak (Pikiran) dan Syaraf Motorik
Kekuatan kehendak yakni kekuatan dari keinginan seseorang untuk terjadinya sesuatu. Jika yang diinginkan itu terjadi didal­am tubuhnya maka pada umumnya akan terlaksana (terjadi), karena perintah itu dilaksanakan  melalui syaraf motorik dan syaraf ini akan menggerakk­an organ tubuh sesuai yang diperintahkan. Perintah ini yakni sangat mudah jikalau organ tersebut yang memang melaksanakan gerak motorik mirip tangan, kaki, gerak mata, hidung, pinggang, panggul dan dsb. Tetapi juga dapat berfungsi (dengan latihan) untuk misalnya men­galirkan panas  tubuh ke episode yang terasa dingin, mengatasi rasa gatal tanpa menggaruk, meredakan peristaltik usus dan sebagainya.

Terdapat fenomena lain, bahwa pelaksanaan perintah kehendak da­pat dilaksanakan diluar tubuh oleh syaraf motorik kita, ini  merupakan perluasan (ekstensi) syaraf motorik. Ekstensi ini hanya dapat terjadi jikalau dari tubuh dimana syaraf motorik ada memancar medan yang da­pat menstransmisikan gerakan dinamik motorik tersebut. Berikut dapat dicoba fenomena bandul motorik dibawah ini  (lihat  Gambar 5)
  1. Buat bandul dari seutas, tali rafia tipis (yang tidak memilin/melintir) sekitar 30 cm dengan benda pemberat  apa saja sebagai bandul­nya.
  2. Pegang ditangan kanan atau kiri anda dengan siku tidak bertum­pu. Kemudian sedikit menahan napas biar tangan tidak naik tu­run, Lakukan konsentrasi (perhatian sungguh-sungguh) dan pe­r­intahkan dalam hati atau diucapkan biar bandul bergerak maju mundur. Tunggu sebentar, akan terjadi gerak maju mundur tanpa tangan bergerak.
  3. Setelah itu coba perintahkan gerak kiri-kanan, putar kiri, putar kanan, serong kanan dan sebagainya. Seluruh gerakan akan ter­jadi selama didaerah derajat kebebasan bandul itu dengan tali rafia bertegangan. Karena tegangan tali yakni medan penyam­bung perluasan perintah motorik tersebut.
Terbukti  bandul dapat menampilkan gerakan respon tubuh. Kalau demikian kita dapat praktekan teori berikut :
Setiap sistem mekanik pasti punya gerak karakteristik atau fungsi respon. Maka untuk sistem mekanik tubuh manusia, melalui bandul ini dapat dicari gerak khas yang  dikaitkan dengan kekuatan kehendak dan syaraf motoriknya.
Untuk maksud itu bandul dipegang tergantung dengan berkonsentrasi dan pikiran mengatakan “Ya” dan dilihat respon gerakannya . Bandul akan bergerak dan untuk seseorang akan bersifat khas tidak berubah. Selanjutnya dilihat respon bandul untuk pernyataan “Tidak”, dan res­pon ini juga khas.
Dengan dua gerak “Ya” dan “Tidak” ini sebetulnya telah mengubah diri kita melalui gerakan motorik tubuh menjadi instrumen yang res­ponnya dapat dilihat oleh orang lain. Instrumen ini dapat mengukur suatu keadaan atau peristiwa yang sudah atau sedang terjadi yang informasinya masuk ke sistem syaraf pemegang bandul melalui panca indera atau melalui medan magnet yang dapat diterima syaraf. Peng­ukur sebaiknya  tidak mengharapkan jawab tertentu, karena impian jawab  akan menjadi “noise” (gangguan) pada  sistem ini.

Selanjutnya alat (scanner) ini akan ditera dengan suatu pernyataan positif yang dibuktikan oleh gerakan­nya. Misalnya seorang (X) diminta memegang kunci di tangan kanan, pemegang bandul menanyakan “Apakah kunci di tangan kanan X ?Bandul akan bergerak “Ya”, kemu­dian pertanyaan dibalik “Apakah kunci ditangan kiri X ?. Bandul akan bergerak “Tidak”. Jika tidak terjadi mirip itu maka gerakan “Ya” dan “Tidak” pemegang bandul belum mantap/stabil perlu dicari lagi. 

Permainan selanjutnya dapat diteruskan dengan para pemegang bandul beristirahat sebentar biar tidak  lelah, kemudian orang yang pegang kunci tadi menyembunyikan kedua tangannya dibelakang tubuh. Kunci digenggam disalah satu tangannya, tetapi tidak telihat oleh para pemegang bandul. Para pemegang bandul disilahkan me­nebak dengan mengajukan pertanyaan “Apakah kunci di tangan kanan X? Gerakan bandul para peserta akan menjawab pertanyaan itu.Jika langkah-langkah sebelumnya telah mantap dan baik, posisi kunci akan dapat diindera  secara benar.

Pada kejadian terakhir ini kecerdasan  magnetik mulai berfungsi disi­ni. Si X yang memegang kunci sebetulnya memancarkan info ten­tang posisi kunci melalui pikirannya sebagai informasi yang terkan­dung di medan magnet yang dipancarkannya. Selain itu posisi kunci sendiri juga memperlihatkan medan magnet yang berbeda. Pancaran ini sebenarnyalah diterima oleh para pemegang bandul dan kebenaran­nya dikonfirmasikan atau diukur oleh gerakan bandulnya. Kecerdasan magnetik telah berfungsi pada para pemegang bandul

2.2.2 Menerima dan Memancar
Untuk selanjutnya akan digunakan istilah medan magnetik  yang dapat dirasakan orang atau medan magnetik yang dipancarkan insan sebagai medan biomagnetik. Beberapa episode tubuh tertentu peka pada medan biomagnetik. Yang paling mungkin yakni telapak tangan yang punya fungsi peraba mekanik. Hal ini disebabkan medan biomagnetik luar akan mempeng­aruhi medan magnet  pembuluh darah pada telapak tangan dan menghasilkan gerakan mekanik dorongan, tarikan atau getaran dan ini dapat dirasakan oleh telapak tangan (dengan sendirinya perlu me­lalui latihan)

Bagian tubuh lainnya yang dapat dilatih kepekaannya terhadap  medan biomagnetik yakni indera penglihatan. Perlu diketahui bahwa medan biomagnetik dapat memantulkan atau memancarkan cahaya, sehingga dapat dilihat kelainannya melalui penglihatan. Tentang ke­pekaan ini akan dibicarakan lagi ketika membahas kecerdasan mag­netik.

Medan magnetik tubuh yang berasal dari hemo­globin yakni menjadi medan dasar (rujukan) dari variasi perubahan  medan. Medan ini lebih bersifat bersahabat de­ngan statik karena frekuensi amat rendah atau gelom­bang panjang. Pada posisi medan dasar ini  perubahan medan magne­tik dapat terja­di  karena perubahan harmonik (getaran) atau perubahan tambahan yang sifatnya kejutan. Secara fisika perubahan medan magnet terha­dap waktu akan menimbulkan gelombang  elektromagnetik yang mempu­nyai komponen magnetik dan  listrik.

Dengan adanya sifat elektromagnetik ini maka informasi magnetik da­pat terpancar jauh, apalagi jikalau peserta dapat melaksanakan “tuning” atau resonansi secara baik  sehingga akan terbentuk gelombang koheren yang memudahkan proses transmisi informasi. Frekuensi gelombang bioelektromagnetik ini diduga dibawah 10  hZ .

2.2.3. Benda Magnetik
Yang termasuk benda magnetik yakni sesuatu yang bersifat magnetik dan memancarkan medan magnet, tetapi juga yang menolak medan magnet (diamagnetik) dan gerakan-gerakan yang menghasilkan per­ubahan medan magnet.

Berikut adalah, pola benda yang termasuk “benda magnetik” :
  1. Benda mengandung logam atau Fe dan Mg logam secara umumnya khususnya yang mengandung Fe dan Mg atau unsur  transisi di susunan berkala, batu-batuan berwarna gelap (ba­salt, andesit, dasit, gabro, cadangan mineral)
  2. Benda yang menolak medan magnet luar (magnet bumi) mirip : kayu, plastik, kaca, dsb.
  3. Benda yang dapat menyimpan energi mirip kristal, watu mulia , permata, kumparan, kubah, benda-benda runcing.
  4. Benda yang mengandung air seperti, sumur, sungai sumber air bawah tanah , barang lembab, pohon-pohonan.
  5. Makhluk hidup : insan dan binatang.
  6. Dengan gerakan tertentu orang dapat menghasil-kan medan magnet atau perubahan magnet.
  7. Sumber medan magnet mirip :  tempat konvergensi medan  (karena mangandung benda magnet), mahkluk halus (gum­palan medan magnet hidup), gumpalan pada pembuluh da­rah, pembuluh syaraf, membran-membran penyaring dsb
2.3 Kecerdasan Magnetik
2.3.1 Penginderaan Biomagnetik
Dengan memahami makna kemagnetikan tubuh manusia, maka yang amat penting yakni bagaimana penginderaan biomagne­tik dapat terjadi. Dari uraian sebelumnya tampak yang sangat utama yakni kekuatan kehendak untuk biar dapat mengindera isyarat (sinyal) biomagnetik. Konsentrasi pada episode tubuh yang bersifat magnetik, diarahkan ke obyek yang diduga memancarkan isyarat tersebut. Me­mejamkan mata yakni upaya biar energi tidak terbuang melalui indera penglihatan dan ini dapat meningkatkan kon­sentrasi pemikiran, demikian juga dengan indera pendengaran dan penciuman.

Telah disinggung sebelumnya bahwa telapak tangan secara naluri dapat diaktifkan sebagai alat pengindera karena banyak sekali fenomena magnetik dapat dikonversikan menjadi fenomena mekanik yang dapat dirasakan oleh kulit telapak tangan. Selanjutnya yang dapat difungsikan dengan baik yakni indera penglihatan, mengingat  pembuluh darah dan syaraf sangat rapat di­mata untuk merespon cahaya yang tidak lain juga gelombang elek­tromagnetik. Konsentrasi dan keinginan mengindera medan magnet dengan latihan akan melebarkan selang frekuensi spektra elektro­magnetik yang dapat diindera oleh mata. Bantuan kepekaan magnetik dipembuluh darah membentuk proses peningkatan kepekaan ini.

Demikian juga yang terjadi pada indera pendengaran, getaran-ge­tar­an frekuensi rendah yang biasanya tak terdengar dapat didengar. Berikut beberapa “citra” hasil penginderaan karena adanya pening­katan kepekaan (hasil pengalaman beberapa orang)
  • Seseorang dapat melihat pancaran bioelektro­magnetik  dari tubuh seseorang (ini disebut “aura“ ) dalam warna dan kombinasi warna tertentu.
  • Seseorang yang dapat melaksanakan terapi magnetik dapat melihat seseorang dalam citra mirip foto rontgen hitam putih. Yang normal berwarna putih dan yang sakit berwarna gelap (hitam).
  • Seseorang dapat mencicipi adanya benda logam atau bukan logam dengan mencicipi adanya getaran atau, rasa mirip tertusuk jarum   pada telapak tangannya.
  • Seseorang dapat mendengar seseorang bersuara secara terang padahal orang tersebut berada ditempat jauh.
  • Seseorang dapat melihat bayang-bayang atau citra “makhluk ha­lus”.
  • Seseorang ditutup matanya tetapi beliau dapat mengenal jalan dan ti­dak menabrak barang-barang yang ada didepannya (seakan akan mirip tidak ditutup matanya).
2.3.2 Membangun Kecerdasan Magnetik
Dari uraian sebelumnya maka latihan dasar kecerdasan magnetik terdiri dari latihan-latihan sebagai berikut: latihan biar dapat mempolarisasikan (magnetik) darah de­ngan :
  • Melancarkan gerakan organ tubuh dengan olah raga  menahan napas (anaerob).
  • Bernapas pelan dan halus secara tidak tergesa - gesa.
Olahraga anaerob yakni untuk aben lemak dan sel-sel yang rusak dengan oksigen yang diambil oleh darah, dan karena napas di­tahan maka molekul hemoglobin akan mempolarisasikan diri searah. Olahraga ini akan menghasilkan gerakan ekstra pada organ internal untuk berfungsi lebih aktif memanfaatkan oksigen. Demikian juga gerakan ekstra terjadi pada kelenjar-kelenjar hormonal. Keteraturan olahraga ini akan menyehatkan organ internal.

Olah raga anaerob ini akan melengkapi olah raga aerob, Olah raga aerob (aerobik) yakni melatih otot-otot biar paru-paru dapat menghi­rup oksigen sebanyak-banyaknya, sedangkan olahraga anaerob yakni memanfaatkan oksigen yang terserap seefektif mungkin. Bersama latihan ini rasa (emosi) diarahkan secara berkonsen­trasi mengikuti arah gerakan.Dalam proses ini orang dilatih tabah dan perhatian pada gerakan akan meningkatkan efektivitas proses oksi­dasi dan metabolis­me organ - organ internal. Kembali lagi “flushing” (pem­bilasan) melekul-melekul darah dan syaraf, THT (telinga, hidung, tenggorokan) dsb. Polarisasi hemoglobin terjadi lebih baik dan dapat “stabil” serta terjadi proses pembia­saan dirinya.

Untuk penyempurnaan latihan dasar ini, perlu dilakukan dukungan jago fisiologi  ataupun syaraf (dalam hal ini pe­latih) melaksanakan kejutan pada otot dan simpul-simpul syaraf tertentu biar proses “pengaliran” darah dan isyarat pada syaraf menjadi lancar.

Setelah melalui latihan dasar dihasilkan dasar kekuatan dan kepekaan yang stabil, mulailah dibangun kecerdasan magnetik yaitu me­manfaatkan kemampuan mendapatkan isyarat biomagnetik untuk mem­bangunnya menjadi suatu kecerdasan yang bermanfaat. Berikut yakni langkah-langkah yang dapat dirujuk
a. Memfungsikan kekuatan kehendak misalnya untuk :
  1. Mengalirkan hawa hangat yang terbentuk ketika menahan nafas ke banyak sekali episode pada tubuh.
  2. Mengencangkan otot pada organ tubuh.
  3. Mengeluarkan tenaga dan “meletakkan­nya“ disuatu titik untuk diindera oleh orang lain.
  4. Memusatkan tenaga fisik di tangan atau jari, kemudian digunakan untuk mema­tahkan atau membengkokan benda padat (tenaga dalam fisik).
b. Memfungsikan kekuatan kehendak dan kecerdikan untuk menafsir­kan informasi magnetik yang masuk, dengan menghasilkan “citra magnetik“ dari informasi tersebut sehingga mudah penaf­sirannya secara logik.
c. Melatih menggabungkan beberapa hal yang berlogika yang saling terkait dengan mena­han nafas, biar gabungan pengerti­annya mudah dan cepat dipahami serta cepat pula kecerdikan ga­bungan ini dapat digunakan untuk analisis.
d. Melatih kepekaan dan mengindera benda dengan mata tertu­tup untuk mencirikan : warna, bentuk keseluruhan, goresan pena dsb. Ini yakni mengembang-kan kemampuan “mata magnetik “ 
e. Melatih suatu proses otomatis penafsiran, di­mana tanpa kondisi sadar kita mengolah in­formasi, dan secara tak sadar kita mendapat pengetahuan atau kesimpulannya, yang jikalau kita ungkapkan ternyata betul. Ini memang mirip proses tidak sengaja (kebetulan), tetapi beberapa pengalaman “kebetulan“ tersebut sering terjadi Inilah latihan  berbagi “firasat“ atau  “intuisi“
f. Melatih sinkronisasi dengan kawan (tuning) untuk latihan :
  • merasakan tenaga kawan
  • memahami informasi yang dikirim (telepati)
  • mencoba melaksanakan perlakuan terapi pada sakit yang sifat­nya metabolisme; pusing, mual, pegal dsb
g. Dengan konsentrasi melatih organ-organ in­ternal pencernaan kita untuk menolak (tidak mencerna) makanan-makanan yang tidak baik bagi kesehatan.
h. Melatih mengeluarkan tenaga (energi) atau medan untuk perlin­dungan diri, melindungi orang lain atau melindungi ka­wasan.
i. Melatih mengeluarkan tenaga dalam untuk mempolarisasikan molekul air ( yang para­magnetik ). Air terpolarisasi ini biasanya un­tuk terapi kesehatan.
j. Bagi olahragawan yakni berlatih untuk me­musatkan tenaga pada otot dan organ , serta memancarkan medan untuk perlin­dungan diri biar tidak terjadi kecelakaan.
k. Berlatih mentransfer “ keinginan “ ke orang lain, ini yakni jenis hipnotisme.

2.3.3  Aspek Spritual Kecerdasan Magnetik
Kecerdasan magnetik dalam pengertian diatas, dapat diperoleh melalui cara-cara spiritual, karena Tuhan-lah yang mengabul­kan dan mem­buatnya terbentuk. Ketika seseorang berdoa dengan konsentrasi dan khusu’, maka ia melakukan  :
  • penahanan nafas atau pernafasan pelan dan halus
  • menutup pancaindera (untuk tidak mengindera sesuatu) biar konsentrasi­nya bagus.
Disinilah ia memfungsikan dan melatih indera magnetik­nya. Kecerdasan  magnetik dalam spiritual akan meningkatkan ke­cerdasan dalam pemahaman   masalah agama dan kepercayaan. In­formasi kadang kala diyakini datang dari yang Maha Kuasa, karena muncul secara intuitif,   cepat (otomatis) dan pada umunya sangat terang dipahami : dikabulkan, ditolak atau diberikan alternatif lain. Iman atau keyakinan kepada Yang Maha Kuasa membuat  kecer­dasan magnetik  insan dapat memahami aspek ghaib (yang tidak dapat kelihatan mata), sebagai sesuatu yang ada.

Walaupun demikian dapat terjadi sebaliknya jikalau kecerdasan magnetik ini digunakan untuk memahami atau meyakini sisi buruk dari ke­hidupan, maka kesana pula arahnya.  Disinilah insan diberi kebebasan untuk memilih “jalan“ baik atau “jalan“ buruk bagi dirinya. 

2.3.4.  Sistem Syaraf dalam Kecerdasan Magnetik
Dari pengertian dan hal-hal praktikal yang telah diuraikan maka mag­netisasi dari hemoglobin akan menambah jangkauan panca­indra atau indera lain dalam mendapatkan dan mengirim informasi ke otak baik ke­bagian sadar atau bawah sadar. Informasi magnetik dapat masuk tanpa disadari dan masuk kebawah sadar (lihat Gambar 7). 

Didalam otak informasi tersebut diolah untuk menghasilkan “ke­simpulan dan solusi” yang harus ditindak lanjuti oleh syaraf motorik ke anggota tubuh. Sistem gelombang biomagnetik otak dan penguatan medan hemoglobin menghasilkan proses yang lebih cepat. Selain itu waktu syaraf motorik menjalankan agresi akan dibarengi kekuatan ke­hendak yang juga perintah otak memancar rmelalui medan biomag­netik kelu­ar tubuh.
Sesuai dengan fungsi medan (seperti te­gangan tali pada ban­dul) maka medan biomagnetik ini akan menjalankan “perintah ” otak. Jika seseo­rang “tuning” (menerima secara baik)  gelombang pancaran ini,  maka syarafnya akan mendapatkan “perintah” dan menjalankannya baik perintah terse­but yang sifatnya  gerakan ataupun proses-proses mikro yang terjadi di syaraf-syaraf organ, termasuk reaksi-reaksi elek­trokimia yang harus terjadi dalam tubuh.

Ketaatan pada perintah akan memperlihatkan nilai keberhasilan dari kekuatan kehendak melalui media medan biomagnetik ini. Demikianlah kecer­dasan biomagnetik berfungsi dalam menghipnotis orang lain. Dalam pola ini dapat dijalankan proses terapi biomag­netik, hipnotisme (membuat orang menurut perintah) dan telepati.

2.4 Terapi Biomagnetik
Terapi Biomagnet yakni jenis terapi alami untuk penyembuhan dan menjaga kesehatan menggunakan medan magnetik yang sudah digunakan semenjak ribuan tahun yang lalu oleh orang-orang Cina, Mesir, Kasdim, Arab, Yunani, Roma, dan India. Cina telah menggunakan terapi magnet sekitar 2000 tahun sebelum masehi dengan refleksiologi dan akupunktur. Ratu Cleopatra dari Mesir yang kecantikannya sangat kesohor menggunakan biomagnetik pada ikat kepala di dahinya untuk menjaga kulitnya tetap abadi muda. Pada tahun 1976 di Boston, Amerika Serikat diadakan Konferensi Internasional Biomagnetic Pertama yang menandai lahirnya terapi biomagnet modern. Setelah itu masyarakat dunia mengetahui bahwa di kurun awal astronot Amerika ke luar angkasa, mereka sudah dilengkapi cukup pasokan oksigen, air, dan nutrisi. Namun ternyata ketika kembali ke bumi para astronot harus dikarantina dulu karena sulit berjalan, mengalami pengeroposan tulang, dan metabolisme tubuh terganggu. Dari hasil riset akhirnya diketahui penyebabnya yakni akhir tidak terkena medan magnet bumi. Kaprikornus untuk hidup sehat tubuh insan memerlukan cukup pasokan nutrisi, oksigen, air, olah raga, dan medan magnet.

Saat ini penggunaan terapi biomagnet berkembang luas di Eropa, Amerika, dan seluruh dunia. Bahkan alat terapi yang praktis berupa gelang biomagnetic dan kalung biomagnetic semakin banyak digunakan selebriti dunia mirip Cherie Blair, Bill Clinton, Anthony Hopkins, Prince William, Queen Elizabeth II, Shirley Mclaine, Venus Williams, Michael Jordan, Andre Agassi, Jack Nicklaus, Arnold Palmer, dan masih banyak lagi

Terapi biomagnet modern melalui riset dan teknologi canggih dikemas berupa gelang dan kalung titanium bermagnet neodymium. Gelang biomagnet dan kalung biomagnet merk Biomagworld buatan Amerika Serikat sangat praktis digunakan sehari-hari, tidak menggunakan batere dan listrik, tidak habis dipakai, dan menambah gaya penampilan (fashionable). Lebih lanjut, berikut yakni manfaat dari terapi biomagnetik :
  1. Memperlancar peredaran darah. Sel darah mengandung zat besi dan medan magnet masuk melalui kulit ke dalam jaringan tubuh dan fatwa darah. Zat besi dalam sel darah seketika terpengaruh oleh medan magnet sehingga membuat aktifitas peredaran darah dalam pembuluh darah meningkat dan membuat fatwa darah lebih baik. Ketika magnet ditempatkan di pembuluh arteri utama mirip pembuluh arteri jantung (titik nadi di pergelangan tangan) atau pembuluh nadi karoid (titik nadi di leher) akan terjadi perembesan medan magnet yang lebih besar yang memperlancar fatwa darah ke seluruh tubuh. Jika fatwa darah lebih lancar, maka terjadi peningkatan distribusi oksigen, nutrisi, dan hormon-hormon yang diharapkan untuk pemeliharaan jaringan dan organ-organ tubuh; termasuk zat-zat alkalin untuk penyembuhan dan endorfin, yaitu hormon alami untuk menghilangkan rasa sakit.
  2. Meningkatkan energi seketika. Dalam tubuh yang sehat terdapat 80% ion negatif dan 20% ion positif. Alat terapi biomagnet seketika menarik ion negatif dari udara yang diharapkan sebagai sumber energi tubuh dan memblokir ion positif dari polusi, gelombang elektromagnet ponsel dan alat-alat listrik yang melemahkan tubuh.
  3. Menyeimbangkan metabolisme tubuh. Banyak penyakit disebabkan karena metabolisme tubuh tidak seimbang. Gelang dan kalung terapi biomagnet pribadi bekerja mengembalikan keseimbangan metabolisme tubuh dan otomatis membantu penyembuhan banyak penyakit.
  4. Meningkatkan elastisitas otot dan jaringan tubuh 
Sudah dibuktikan oleh para pakar bahwa jikalau tubuh kekurangan magnet, maka akan menimbulkan banyak sekali penyakit. Jika sel kekurangan magnet maka akan mempercepat penuaan sel, meningkatkan kekentalan dalam darah, memperburuk fungsi jantung untuk memblokir endapan-endapan dalam sistim sirkulasi, dll. 
Untuk mencegah gejala-gejala kekurangan magnet, kita seharusnya menambah medan magnet di tubuh kita . Darah mengandung zat besi dan mempunyai kutub magnet dan medan magnet masuk melalui kulit ke dalam jaringan tubuh dan fatwa darah. Zat besi di dalam darah dipengaruhi oleh medan magnet, yang menyebabkan peredaran dalam pembuluh darah serta aktifitasnya meningkat, membuat fatwa darah lebih baik. Setiap episode dari tubuh bergantung kepada darah untuk menyediakan oksigen dan nutrisi yang diharapkan biar dapat bertahan hidup. 

Ketika magnet ditempatkan pribadi pada pembuluh arteri utama mirip pembuluh arteri jantung (titik nadi di pergelangan tangan) atau pada pembuluh arteri karotid (titik nadi di leher) akan ada perembesan yang lebih besar pada fatwa darah sehingga medan magnet dapat dialirkan keseluruh tubuh.
Saat fatwa darah dalam tubuh meningkat, maka oksigen, nutrisi dan hormon-hormon akan didistribusikan kedalam jaringan dan organ-organ tubuh secara lebih efektif dan cepat. Organ-organ anda mempunyai persediaan oksigen dan nutrisi yang segar dan kaya untuk memelihara organ-organ tersebut. Juga jaringan-jaringan mendapatkan oksigen, nutrisi-nutrisi yang dapat menyembuhkan dan hormon-hormon termasuk endorfin, yang merupakan hormon alami tubuh untuk menghilangkan rasa sakit.

Dengan cara melilitkan gelang pada pergelangan tangan atau dikalungkan di leher anda atau bisa juga ditempelkan pada episode tubuh yang sakit.  Adapun, manfaat dari gelang atau kalung biomagnetik yakni sebagai berikut :
  1. Menyembuhkan Sakit kepala, Sakit Gigi, Flu, Sakit Perut, Bisul, dan Proses penyembuhan luka cepat
  2. Percobaan lain menggunakan gula atau garam atau bisa juga air jeruk. Hasilnya, setelah sekitar 30 menit diletakkan di atas kalung Bio Magnet, masing-masing berkurang rasanya. Gula berkurang manisnya, garam berkurang asinnya dan air jeruk berkurang kecutnya. Luar biasa! Coba letakkan rokok Anda di atasnya, dari hasil penelitian, hal ini akan mengurangi kandungan kadar nicotin rokok Anda!
  3. Percobaan serupa bisa dilakukan juga pada minuman beralkohol (untuk mereduksi prosentase alkohol), rokok (untuk mereduksi prosentase nikotin) dan lain-lain. Juga ada beberapa percobaan lain yang lebih luar biasa namun sulit untuk digambarkan di sini. Seperti misalnya empat orang mengangkat satu orang, masing-masing pengangkat hanya menggunakan dua jari telunjuk kiri-kanan hanya dalam waktu 5 detik setelah mengenakan BioMagnet. Hal ini membuktikan bahwa kalung Bio Magnet bisa menambah kekuatan hingga 40% tenaga anda.
Prinsip kerja yang lain yakni Medan Magnet dapat memperlihatkan efek pemanasan dan Resonansi. Pemanasan artinya memperlihatkan efek hangat, paparan energi terhadap sel-sel tubuh, cairan tubuh, organ dan darah. Resonansi berarti memberi efek ikut bergetarnya molekul-molekul zat pembentuk tubuh (ingat: 70 pembentuk tubuh yakni air).

Efek lain dari Gelang/Kalung BioMagnet ini dapat membunuh bakteri, menetralisir racun, membersihkan kotoran. Setiap dikala darah dipompa keluar masuk jantung. Darah mengalir melalui pembuluh darah. Medan Magnet dari gelang/kalung yang kita pakai senantiasa memperlihatkan energi dan resonansi sebagaimana yang dijelaskan di atas.

III. PENUTUP
Biomagnetisme merupakan fenomena medan magnetik yang dihasilkan oleh organisme hidup. Medan magnetik pada insan bisa terjadi apabila kita menahan nafas dan bernafas halus, sehingga dapat mempolarisasikan ion fe (besi) yang ada di dalam darah merah (hemoglobin). Dengan melaksanakan kegiatan olah nafas ini, maka insan bisa meningkatkan dan mengatur medan magnet yang ada di dalam dirinya, yang pada akhirnya juga bisa membantu insan untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit yang ada dalam dirinya.

Saat ini, telah banyak berkembang terapi biomagnetik. Dimana, terapi biomagnet yakni jenis terapi alami untuk penyembuhan dan menjaga kesehatan menggunakan medan magnetik yang sudah digunakan semenjak ribuan tahun yang lalu oleh orang-orang Cina, Mesir, Arab, Yunani, Roma, dan India. Terapi biomagnet modern melalui riset dan teknologi canggih dikemas berupa gelang dan kalung titanium bermagnet neodymium. Gelang biomagnet dan kalung biomagnet merk Biomagworld buatan Amerika Serikat sangat praktis digunakan sehari-hari, tidak menggunakan batere dan listrik, tidak habis dipakai, dan menambah gaya penampilan (fashionable) dan memperlihatkan manfaat bagi kesehatan pemakainya.

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Ir. Lilik Hendrajaya. 2008. Memahami Tenaga Dalam Sebagai Tenaga Medan Biomagnetik dan
Bioelektromagnetik.. Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pertahanan. 
Hendrajaya, L 2005. Kecerdasan Magnetik. Kedeputian Bidang Perkembangan Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.





Tenaga Dalam Untuk Pengobatan

Pada bab-bab sebelumnya kita sudah melihat beberapa pemahaman terkait dengan cara dan sistem kerja energi Rei atau energi Ilahi yang masuk lewat jalur antakarana untuk mengaktifkan cakra-cakra. Cara-cakra yang aktif itu akhirnya melepaskan gelombang energi elektromagnetik yang kuat pada peningkatan kesehatan dan kualitas hidup. Dalam episode ini kita akan secara khusus melihat bagaimana Reiki itu bisa menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu. Ulasan di episode ini lebih menitikberatkan pada pengalaman para praktisi di Kasih Agung Reiki - mulai dari tingkat satu hingga tingkat master - di lapangan baik dalam melaksanakan terapi untuk diri sendiri maupun dalam penanganan penyakit-penyakit tertentu, mirip kanker, mag, hepatitis, deman berdarah, stress, stroke, penyakit jantung, dan penyakit non-fisik lainnya. Bahasan kita mulai dengan efektivitas terapi Reiki untuk membuang racun dalam tubuh, dan kemudian secara berturut-turut akan dipaparkan detailisasi proses terapi dalam menangani penyakit-penyakit tadi, sehingga mencapai penyembuhan yang bersifat permanen.

1. Proses racun masuk dalam tubuh
Tujuan terapi dalam metode penyembuhan Reiki yakni untuk proses detoksifikasi, yaitu mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Sebelum melihat cara kerja Reiki dalam proses membuang racun, sebaiknya kita melihat dulu mekanisme yang terjadi sehingga racun-racun bisa menumpuk dalam tubuh fisik kita.

Dalam beraktivitas setiap hari suka atau tidak suka, kita memasukkan sebagian racun ke dalam tubuh, misalnya melalui makanan. Makanan yang kita masukan ke dalam tubuh fisik, mirip nasi yang berasal dari beras, misalnya, mengandung racun, meskipun tingkat kadar keracunan sangat kecil. Tetapi karena dilakukan secara berulang kali dalam periode waktu yang lama, racun bisa menumpuk.

Beras yang kita masak setiap hari sudah tidak alami lagi. Ini berbeda dengan orangtua kita di kampung yang menumbuk padi untuk menghasilkan beras dengan menggunakan lesung, sehingga masih ada kulit berasnya yang mengandung vitamin B Kompleks. Kalau dimakan tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan, karena tidak mengandung zat kimia. Sekarang beras yang kita makan tidak lagi menggunakan alat sederhana mirip lesung, tetapi semuaya digiling dengan menggunakan mesin giling. Akibatnya kulit ari dari beras itu hilang dan dengan sendirinya kandungan Vitamin B Komplkes pun yang sangat dibutuhkan oleh tubuh pribadi menghilang.

Seiring dengan perkembangan gaya dan pola hidup modern, selera masyarakat pun mulai tumbuh dan berubah. Masyarakat lebih suka mengkonsumsi beras yang putih dan bersih. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui atau boleh jadi memang sengaja tidak mau tahu bagaimana proses terjadinya beras hingga berwarna putih cemerlang. Setelah ditelusuri ternyata beras yang kelihatan bagus, putih, dan bersih itu sudah dicampur dengan zat kimia mirip pemutih. Itu berarti beras itu sudah membawa racun ke dalam tubuh dikala dimasak menjadi nasi.

Selain itu meningkatnya jumlah penduduk secara pribadi kuat terhadap undangan beras yang semakin tinggi, dan ini secara otomotis mendorong usaha untuk memproduksi beras dalam jumlah yang banyak. Untuk melayani permitaan yang semakin banyak maka harus diproduksi dalam jumlah yang besar, kemudian disimpan dalam waktu yang lama, misalnya beras impor. Untuk mempertahankan kualitas beras dan tidak mudah rusak maka digunakan materi pengawet, selain pemutih. Semua materi yang dicampurkan dalam beras itu yakni materi kimia yang bersifat racun. Mau tidak mau kita masukan ke dalam tubuh dikala makan dan kita pun tidak bisa menolaknya.

Di samping beras kita juga mengkomsumsi sayur-sayuran yang dibeli dari pasar. Seperti beras, undangan dan kebutuhan akan sayur mayur juga meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Untuk melayani undangan sayur dalam volume yang banyak, maka tidak bisa dihindari dilakukan upaya menggiatkan produksi dalam jumlah yang melimpah. Nah, untuk menjamin ketersediaan sayur dalam jumlah yang banyak tidak bisa dihindari menggunakan pupuk buatan dikala menanam. Hampir pasti semua pupuk buatan mengadung zat kimia. Itu berarti sayuran kita santap setiap hari, mulai dari batang, akar, umbi, buah hingga daun-daunnya menyerap materi kimia. Selain itu, untuk mempertahankan daun tetap bagus dan tumbuh rimbun, serta tidak dimakan serangga, maka disemprot dengan menggunakan pestisida. Meskipun sayuran dicuci sebelum dimasak untuk menghilangkan perstisida, tetapi sebagian kecil unsur pestisida itu masih melekat pada sayur yang akan kita makan. Saat sayur dimasak pun

kita juga menggunakan bahan-bahan kimia, mirip bumbu penyedap rasa yang dikenal dengan istilah monosodium glutamate (vecin, sasa, royco dan masako). Itu berarti kita memasukkan racun dalam tubuh lewat sayur.
Selain dari makanan, dalam beraktivitas kita juga memasukkan racun ke dalam tubuh fisik lewat pernapasan. Udara yang kita hirup tidak lagi bersih, tetapi sudah mengandung polusi, baik polusi dari kendaraan bermotor, debu, asap pabrik, maupun asap rokok. Mekanisme yang terjadi dikala makan yakni kita memasukkan makanan lewat mulut, kerongkongan, kemudian turun ke lambung hingga ke usus. Racun pun turut serta lewat makanan itu. Sementara udara yang sudah terkontaminasi racun atau polusi masuk melalui paru-paru dan terus ke episode sistem peredaran darah. Semua racun itu begitu saja masuk ke dalam tubuh fisik kita, dan dalam periode yang lama racun semakin banyak sehingga menumpuk. Seperti sel, racun itu mencari makanan dalam organ tubuh, sehingga mempercepat proses degeneratif tubuh fisik.

Tetapi kita juga mencatat, meskipun nasi atau sayur yang kita makan mengandung racun, namun kenyataan ada begitu banyak orang yang sehat secara fisik, dan hanya sebagian kecil yang sakit. Tentu pertanyaan yakni mengapa dalam sebuah keluarga ada sebagian anggota keluarga yang sehat, tapi ada juga yang sakit, meskipun mengkonsumsi jenis makanan yang sama.

Pertanyaan yang sama juga menjangkau soal ketersediaan makanan. Kalau makanan dijadikan ukuran hidup sehat, maka mengapa orang kaya yang memiliki kelimpahan makanan ada yang jatuh sakit. Sebaliknya mengapa banyak orang miskin yang mungkin persediaan makanan dan menu makanan sangat terbatas, hidupnya sehat-sehat saja. Kalau ukuran pada makanan empat sehat lima tepat maka semua orang kaya pasti sehat, karena mereka bisa untuk memenuhi. Namun, kenyataan tidak demikian, alasannya yakni masih ada juga yang sakit.

Makanan ternyata tidak cukup membuat kita menjadi sehat. Karena itu, sesungguhnya kita sakit bukan karena kurangnya jumlah dan kualitas makanan, tetapi lebih disebabkan tubuh tidak bisa mengeluarkan racun yang masuk lewat makanan atau udara yang kita hirup. Racun yang menumpuk itu lama kelamaan merusak sistem kerja sel-sel dalam tubuh, sehingga kita jatuh sakit.

Terkait dengan dilema ini tentu saja muncul pertanyaan bagaimana cara kerja racun-racun itu sehingga mempercepat kerusakan sel. Zat-zat kimia yang berubah sifatnya menjadi racun dikala masuk dalam tubuh lewat makanan dan udara menjadi “Radikal Bebas”. Di sebut radikal bebas karena di dalam unsur atomnya dari zat-zat yang beracun itu hanya memperoleh satu proton atau satu elektron saja. Seharusnya proton dan elektron berpasangan. Begitu radikal bebas itu ada dalam tubuh, maka beliau merampok proton atau elektron yang dimiliki oleh sel-sel dalam tubuh. Sel-sel dalam tubuh memiliki pasangan proton dan elektron, sehingga bisa hidup. Seperti sel, zat beracun itu ingin tetap hidup dalam tubuh. Supaya beliau bisa bertahan hidup maka beliau merampok proton atau elektron dari sel-sel, sehingga beliau memiliki pasangan proton dan elektron. Ketika salah satu pasangan dari sel itu hilang karena dirampok, entah proton atau elektron, sel itu menjadi rusak. Kerusakan itu dalam istilah medis disebut degeneratif sel. Karena terus diserang oleh radikal bebas lama kelamaan sel itu mengalami penurunan fungsi (degeneratif). Kalau proses degeneratif itu berlangsung lama, maka akan terjadi kerusakan yang permanen. Inilah yang menyebabkan sakit pada tubuh fisik kita.

Selain merusak sel, tumpukan racun yang sudah bertahun-tahun dalam tubuh berubah sifat menjadi zat karsinogenik, yaitu zat yang menyebabkan terjadinya kanker dalam tubuh. Cara kerja zat kasnogenik ini yakni mirip sel-sel dalam tubuh yang setiap dikala mengalami proses pembelahan diri untuk regenerasi sel. Tujuan pembelahan diri ini yakni untuk menggantikan sel-sel yang rusak dengan sel yang baru. Supaya proses pembelahan diri ini berjalan dengan baik, maka tubuh secara fisik membutuhkan empat unsur utama, yaitu karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Kekurangan vitamin dan protein akan membuat proses pembelahan diri itu mengalami masalah, sehingga kita gampang keriput. Misalnya, orang-orang yang tinggal di tempat terpencil di mana kelengkapan empat unsur tadi tidak terpenuhi dengan baik, maka mereka lebih cepat keriput.

Zat karsinogenik yang tinggal dalam episode tubuh tertentu akan merangsang sel-sel untuk membelah diri lebih cepat dari seharusnya. Misalnya, secara normal sel-sel

akan mengalami pembelahan diri dua kali dalam semenit, tapi karena ada rangsangan dari zat yang jahat ini maka terjadi pembelahan diri empat kali lebih cepat dalam semenit. Pembelahan diri yang gila ini menimbulkan terjadinya benjolan yang kemudian berkembang menjadi tumor. Kalau terjadi dalam proses yang lama, maka tumor ini berkembang menjadi kanker. Tetapi kanker itu gres terasa setelah naik dari stadium satu ke stadium dua.

2. Terapi untuk membuang racun

Apakah racun-racun itu bisa dibuang dan bagaimana proses pembuangan itu terjadi? Salah satu tujuan terapi Reiki yakni mengeluarkan racun yang menumpuk dalam tubuh lewat terapi. Tubuh kita memiliki 365 cakra. Orang yang belum mencar ilmu Reiki hanya sebagian saja cakra-cakra aktif, bahkan ada sejumlah orang yang cakranya sama sekali tidak aktif. Setelah proses attunement cakra-cakra itu menjadi aktif. Pengaktifan itu terjadi karena energi Rei atau energi Ilahi yang mengalir masuk melalui jalur antakarana dan terus masuk ke jalur sushumna mengaktifkan cakra-cakra itu. Semua cakra berakar atau berafiliasi dengan jalur sushumna sehingga mereka mendapat suplai energi Rei. Energi Rei itu menggerakkan cakra-cakra untuk berputar ke kanan dan kiri. Pada dikala mereka beputar ke kanan, mereka menyerap energi Rei atau energi alam semesta, kemudian pada dikala berputar ke kiri mereka membuang energi negatif atau energi kotor sekaligus melepaskan gelombang energi elektromagnetik atau energi Ki (energi kehidupan).

Gelombang energi elektromagnetik inilah yang merubah cairan dalam tubuh dari cairan yang bersifat pentagonal (bersudut lima, penta berarti lima dan gonal berarti sudut) menjadi “heksagonal” (bersudut enam). Sekitar 60 hingga 70 persen tubuh kita terdiri atas cairan dan masih bersifat pentagonal. Tetapi pada orang yang terbentuk gelombang energi elektromagnetik yang cukup kuat di dalam tubuhnya, maka secara alami gelombang energi itu merubah cairan pentagonal menjadi heksagonal.

Setiap sudut itu mengikat dua oksigen, itu berarti penta hanya mengikat 10 oksigen, sementara heksa mengikat 12 oksigen. Kalau cairan dalam tubuh bermetamorfosis heksagonal, berarti banyak oksigen yang terserap. Pada orang sehat tubuhnya dipenuhi oleh air heksagonal. Sedangkan pada orang yang sakit (tidak sehat) tidak ditemukan air heksagonal, hanya ditemukan air pentagonal. Air yang kita minum sehari, entah air tanah atau PAM, sifat kristalnya pentagonal. Air pentagonal hanya berfungsi mengantar sari-sari makanan saja, tidak bisa mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

Secara medis air heksagonal memiliki peran penting bagi tubuh fisik kita. Pertama , air heksagonal lebih mudah diserap oleh tubuh karena lebih lembut, sementara air pentagonal lebih kasar. Dalam tubuh air berfungsi mengantar sari-sari makanan ke episode tubuh yang paling luas, misalnya vitamin, protein, dan mineral.
Kedua , air heksagonal itu juga sebagai antioksidan, yaitu membuang limbah dan racun ke luar tubuh. Setiap dikala kita memasukkan racun ke tubuh melalui makanan. Ketiga , air heksagonal ini berfungsi untuk merangsang pembentukan bone marrow cell dan tymus cell. Kedua sel ini berfungsi untuk mencegah terjadinya infeksi pada tubuh, yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Keempat, air heksagonal ini merangsang terbentuknya NK Cell, yaitu Natural Killer Cell atau sel pembunuh alami. NK Cell dalam tubuh fisik kita layaknya bertugas mirip tentara yang selalu siap siaga mengamati gerak-gerik musuh. NK Cell ini mendeteksi apakah ada sel kanker dalam tubuh. Begitu ditemukan sel kanker, maka beliau pribadi melumpuhkan sel kanker itu.

NK Cell dalam tubuh orang yang sakit kanker bahwasanya ada, tapi jumlahnya sangat terbatas. NK Cell ini memang melaksanakan serangan frontal ketika berhadapan dengan sel kanker, namun jumlahnya sedikit, maka beliau kalah oleh keganasan sel kanker.

Akhirnya yang berkuasa dan berkembang dalam fisik kita yakni sel-sel kanker. NK Cell sudah tidak punya kekuatan lagi untuk menghadang serangan super kuat dari sel-sel kanker, sehingga stadium berlanjut terus.

Sementara pada orang yang dalam tubuhnya banyak air heksagonal, maka NK Cell juga semakin bertambah. Ketika jumlanya semakin bertambah, sel-sel kanker lama kelamaan tersingkir dan kemudian mati. Itulah sebabnya mengapa terapi Reiki bisa menyembuhkan pasien yang mengidap kanker. Karena salah satu tujuan terapi yakni mengubah cairan pentagonal dalam tubuh fisik menjadi heksagonal.

Lalu bagaimana dengan mereka yang belum di- attunement Reiki, namun tetap sehat? Itu terjadi karena semenjak kecil, mulai dari kandungan ibu kita sudah memiliki jalur antakarana yang lebarnya antara ½ hingga 3 cm. Dari jalur inilah mengalir gelombang energi Ilahi atau Rei (energi alam semesta). Energi Rei ini mempunyai fungsi mirip bensin, dengan peran utamanya mengaktifkan cakra-cakra. Dari 365 cakra boleh jadi ada 10 persen cakra yang aktif, sehingga dapat berputar ke kanan dan kiri. Pada dikala berputar kiri cakra-cakra yang 10 persen aktif itu melepaskan gelombang energi elektromagnetik (energi kehidupan) yang merubah air pentagonal menjadi air heksagonal. Karena sifatnya antioksidan, maka selain mengantar sari-sari makanan air heksagonal itu membuang limbah dan racun dalam tubuh melalui keringat, kecing, buang air besar dan pernapasan. Inilah yang terjadi pada orang sehat yang belum di-

attunement Reiki, meskipun hanya 10 persen cakra-cakranya aktif. Namun tidak seluruh racun dalam tubuhnya dibuang karena kualitas gelombang energi elektromagnetiknya masih kecil. Sementara pada orang yang dalam tubuhnya hanya terdapat air pentagonal saja, racun-racun tadi tidak dibuang sehingga terjadi penumpukan racun dalam tubuh. Racun itulah yang menyebabkan kerusakan sistem sel dalam tubuhnya.

3. Terapi Kanker Payudara
Kanker merupakan penyakit yang sangat angker bagi banyak orang dikala ini karena belum ditemukan obat yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Akan tetapi dengan diperkenalkannya teknik penyembuhan Reiki menjadikan kanker bukan lagi sebuah penyakit yang sangat menakutkan, karena bisa diatasi dengan terapi.

Selama ini kami sudah menangani beberapa pasien yang menderita kanker payudara yang sudah mencapai stadium 2 dan 3. Waktu yang dibutuhkan untuk terapi yakni 30-40 hari dan dilakukan setiap hari. Biasanya pada waktu terapi memasuki hari yang ke-40 lempengan kanker lepas dari induknya, matanya keluar dan cairan pecah dalam bentuk nanah. Setelah lempengan tadi lepas, warna payudara menjadi hitam. Setelah itu pasien dianjurkan untuk pergi ke laboratorium untuk mengecek apakah masih ada sel-sel ganas. Kalau tidak ditemukan sel ganas, kami menyarankan pasien untuk dioperasi. Pengalaman kami selama ini tingkat keberhasilan untuk kanker yang belum dioperasi mencapi 90 hingga 95 persen.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali terapi? Kisaran waktunya antara 1 hingga 1½ jam. Terapi tidak dilakukan untuk episode tertentu saja, tetapi dilakukan secara menyeluruh mulai cakra mahkota hingga ke telapak kaki. Untuk episode tubuh yang kanker itu waktu yang diharapkan berkisar 15 hingga 20 menit. Teknik terapi dilakukan dengan sentuhan pribadi kedua telapak tangan di atas episode tubuh yang terkena kanker. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, biasanya kami mewajibkan seluruh anggota keluarga hadir di tempat terapi, sehingga dapat melihat dari dekat. Dengan sentuhan pribadi proses penyembuhan terjadi jauh lebih cepat, dibandingkan dengan jarak yang sedikit jauh dari tubuh pasien. Dengan cara itu, selain terbentuk gelombang energi elektromagnetik yang cukup kuat dalam diri pasien yang menghasilkan cairan heksagonal, dari tangan seorang praktisi mengalir gelombang energi Rei atau energi Ilahi.

Gelombang energi Rei ini bersifat desinfektan, artinya anti-infeksi. Di episode tubuh yang terkena kanker itu mengalami infeksi yang sangat tinggi, rasanya mirip tusuk jarum atau diremas-remas. Saat tangan si praktisi menyentuh episode yang terkena kanker itu, pasien mengalami rasa bacokan menurun, dan bahkan kemudian rasa sakitnya berkurang. Tetapi pada dikala yang sama tangan si praktisi merasa mirip sedang memegang bara yang sangat panas dan tidak pernah berhenti.

Tetapi yang banyak berhasil disembuhkan dengan terapi ini yakni pasien yang kanker payudaranya belum dioperasi. Sementara untuk pasien yang kankernya sudah dioperasi tingkat keberhasilannya sangat kecil. Apa perbedaanya? Ternyata sebelum dioperasi semua sel kanker itu berkonsentrasi pada episode benjolan dari kanker tersebut. NK Cel nanti yang akan membunuh sel kanker. Setelah sel itu dibunuh, maka mereka keluar dalam bentuk nanah atau cairan. Yang terjadi pada waktu operasi yang diambil hanya induknya saja, sementara akar-akarnya terus mencari makanan di seluruh tubuh. Begitu dioperasi maka akar ini berkembang menjadi kanker yang gres dan biasanya lebih ganas. Biasanya kalau sudah dioperasi harus dilakukan

kemoterapi, supaya akar-akar tadi dimatikan. Tetapi tingkat keberhasilan sangat kecil kalau sudah berkembang menjadi kanker yang sangat ganas.

Lalu praktsi tingkat berapa saja di Kasih Agung Reiki bisa menangai pasien yang terserang kanker? Semua praktisi, mulai tingkat satu hingga tingkat master bisa menangani semua penyakit, termasuk kanker, jadi bukan hanya tingkat 3 atau tingkat master saja. Itu terjadi praktisi tingkat satu di Kasih Agung Reiki setelah di-attunement sudah memiliki lebar jalur antakarana (jalur energi) berkisar 250 meter hingga 900 meter, sementara tingka master penuh mencapai 25.000 meter (25 kilometer). Itu berarti lebar jalur energi sudah selebar sungai. Karena itu, para praktisi di Kasih Agung Reiki – mulai dari tingkat satu hingga master – dapat mengakses energi Rei atau Ilahi dalam jumlah yang tidak terbatas. Kaprikornus soal kualitas energi tidak ada masalah, sementara yang terkait soal pemeringkatan hanya masalah teknis saja. Pada akhirnya yang menyembuhkan pasien yakni fatwa energi Ilahi yang mengalir masuk ke dalam tubuhnya sehingga mengaktifkan dan menggerakkan cakra-cakranya. Cakra-cakra yang aktif melepaskan gelombang energi elektromagnetik atau energi kehidupan (life force energy) untuk memulihkan kembali sistem kerja organ yang rusak. Sementara praktisi hanya berfungsi sebagai pipa penyalur yang menyalurkan energi Ilahi kepada pasien lewat kedua telapak tangannya.

4. Terapi Penyakit Jantung
Selain kanker, kami juga beberapa kali menangani pasien yang mengidap penyakit jantung. Terapi jantung dilakukan 5 hingga 7 kali. Meskipun sakitnya di jantung, terapi tetapi dilakukan secara menyeluruh mulai dari cakra mahkota hingga telapak kaki, namun di jantung sedikit agak lama, sekitar 3- 15 menit. Tetapi untuk pasien yang mengalami serangan jantung yang mendadak, kami pribadi memperlihatkan terapi di cakra jantungnya. Begitu juga pasien yang mengalami sesak napas pribadi diterapi di episode jantung. Ini yakni sebuah tindakan darurat.

Penyakit jantung bisa disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah di jantung. Setelah dilakukan beberapa kali terapi penyumbatan ini bisa dibongkar oleh gelombang energi elektromagnetik - yang mengubah sifat air pentagonal menjadi heksagonal - yang dilepaskan oleh cakra jantung ketika berputar ke kiri. Air heksagonal yang mengantar sari-sari makanan, dikala mengalir tidak hanya mengeluarkan racun tetapi juga mempunyai daya tembus terhadap penyumbatan itu. Air yang membongkar penyumbatan itu mengantar oksigen ke jantung, sehingga jantung mendapatkan suplai oksigen. Maka begitu beliau mendapatkan suplai oksigen maka sesak napasnya hilang, sehingga rasa sakitnya berkurang. Baru setelah itu dibawa ke rumah sakit untuk dicek masalahnya. Tetapi dalam terapi selama 5 hari itu, cakra jantung itu bekerja secara terus menerus untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada di jantung secara fisik. Sehingga jantung yang lemah bisa dikuatkan kembali. Yang memelihara untuk selanjutnya yakni cakra jantung. Begitu juga kalau terjadi sakit darah tinggi, maka bisa pribadi diterapi di cakra jantung saja.

Terkait dengan kasus darah tinggi, ada beberapa orang yang bertanya kepada kami, apakah terapi Reiki bisa menaikkan atau menurunkan tensi. Terhadap pertanyaan itu, kami menjelaskan bahwa terapi bukan tindakan untuk menaikkan atau menurunkan tensi, yang terjadi yakni memperbaiki sistem kerja jantung, sehingga kembali bekerja normal. Seiring dengan normalnya sistem kerja jantung, maka secara otomatis tidak ada lagi tekanan darah tinggi atau pun tekanan darah rendah.

Selain itu, kami juga menjelaskan bahwa secara umum sistem kerja Reiki memperbaiki sistem kerja organ-organ tubuh. Karena itu, metode Reiki tidak bertentangan dengan metode pengobatan kedokteran umum. Namun harus dicatat metode kedokteran bersifat instan dan darurat, misalnya kalau ada basil maka pribadi diberikan obat obat antibioti supaya basil itu pribadi mati. Sementara dalam metode penyembuhan Reiki yang dilakukan yakni memperbaiki kerusakan tubuh fisik akhir serangan virus atau bakteri, sehingga proses penyembuhan jauh lebih cepat. Tetapi harus diingat basil atau virus tidak bisa dimatikan oleh energi Rei. Virus atau basil harus digunakan obat untuk membunuhnya. Energi yang mengalir dalam tubuh pasien akan meningkatkan daya tahan tubuhnya, sehingga meskipun ada virus, tidak akan menyebabkan penyakit pada tubuh fisik. Reiki berfungsi untuk jangka panjang, sedangkan pengobatan medis bersifat jangka pendek dan darurat.

Saat ini di beberapa rumah sakit di Eropa dan Amerika, telah mengkombinasikan

teknik pengobatan kedokteran modern dengan pengobatan Reiki. Keduanya berjalan bersamaan. Pengobatan medis bersifat darurat, sementara metode Reiki bersifat permanen. Penggambungan itu dilakukan karena banyak ditemukan pasien yang mengalami sakit bersifat kronis dan menahun. Penyakit itu memang banyak disebabkan oleh pola hidup, mirip merokok atau minuman keras, atau pola makan, misalnya sering mengkonsumsi makanan yang kadar kolesterol dan lemaknya sangat tinggi.

5. Terapi Sakit Mag

Penyakit mag umumnya disebabkan oleh beban hidup terlalu berat sehingga menyebabkan stres. Kalau kita sering mengalami stress maka lambung akan menghasilkan cairan dengan kadar asam tinggi. Cairan asam yang tinggi itu menyebabkan terjadinya iritasi pada dinding lambung, yang menyebabkan rasa sakit di lambung, yang disebut dengan penyakit mag. Kalau diberikan obat mag, rasa sakitnya memang berkurang, tapi tidak menyembuhkan penyebab rasa sakit, sehingga penyakit mag masuk dalam kategori penyakit kronis atau menahun. Karena penyebab utamanya berasal dari pikiran atau stress.

Penyakit mag bisa disembuhkan dengan terapi Reiki. Penyembuhan itu terjadi karena terapi tidak hanya menghilangkan rasa sakit, tetapi memperbaiki penyebab atau sumber rasa sakit itu. Pada dikala orang mengalami stress maka dihasilkan hormon kortisol. Hormon kortisol ini merangsang sistem kerja jantung yang membuat jantung bekerja tidak normal, sehingga menimbulkan rasa cemas, rasa takut atau rasa gelisah. Rasa takut itu menimbulkan cairan asam yang dihasilkan lambung semakin banyak. Tujuan terapi yakni untuk menghilangkan hormon kortisol itu. Setelah hormon kortisol itu hilang, maka yang dihasilkan kemudian yakni hormon endorphin atau seratonin. Kedua hormon ini memperlihatkan rasa euforia, rasa senang atau bahagia. Rasa bahagia inilah yang membuat lambung merasa tenang dan tenang. Dengan demikian lambung tidak lagi menghasilkan cairan dengan kadar asam yang tinggi, sehingga tidak lagi terjadi iritasi pada dinding lambung. Untuk menyembuhkan luka akhir iritasi itu bisa menggunakan obat mag. Dengan mengkombinasikan keduanya, maka proses penyembuhan yang terjadi bersifat permanen. Terapi untuk sakit mag, lebih banyak dilakukan di cakra solar plexus dengan mengkombinasikan tiga simbol utama Reiki, mirip simbol Hon-Sha-Se-Sho-Nen, Sei-Hei-Ki, dan Cho-Ku-Rei. Cakra solar plexus bertanggung jawab untuk memperbaiki sistem kerja hati, lambung, pankreas, paru-paru, dan empedu.

6. Terapi Penyakit hepatitis

Hepatititis atau sering disebut penyakit radang hati merupaka salah satu jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai di antara penyakit-penyakit lain yang menyerang hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan ditandai oleh perubahan warna kulit dan episode putih mata menjadi kekuningan. Warna kuning tersebut timbul karena adanya pengendapan pigmen bilirubin, yang berasal dari cairan empedu. Warna air kencing penderita pun menjadi kuning atau bahkan kocokelatan mirip air teh. Gejala awal penyakit berupa keletihan, hilang nafsu makan, mual hingga muntah, disertai gejala menyerupai flu biasa mirip demam, batuk, pilek, dll. Penderita yang perokok menjadi tidak menyukai lagi rokoknya. Rasa sakit di perut sebelah kanan atas umumnya menyertai pembeng-kakan hati yang dapat diraba dari luar. Pemeriksaan laboratorium terhadap darah penderita memastikan diagnosis, dengan ditemukannya antigen virus dan antibodi terhadap virus penyebabnya. Ada tiga jenis virus penyebabnya, sehingga timbul hepatitis virus A, hepatitis virus B, dan hepatitis virus C.

Terapi yang kami lakukan untuk menangani penyakit ini, dilakukan menurut jenis penyakitnya. Untuk pasien yang menderita hepatitis A dilakukan terapi lebih banyak di cakra solar plexus dengan kisaran 5 hingga 7 kali. Sementara untuk pasien yang menderita hepatitis B perlu dilakukan terapi sebanyak 14 kali hingga satu bulan, karena beliau sudah mengalami pembengkakan hati. Tujuannya yakni supaya hati yang bisul tadi bisa dipulihkan kembali. Sedangkan terapi untuk hepatitis C lebih diarahkan kepada pemeliharaan hati. Kalau tidak ditangani dengan cepat hepatitis C bisa bisa menimbulkan kanker hati atau sirosis, yaitu pengerasan pada hati.
7. Terapi penyakit ginjal
Ginjal atau disebut juga buah pinggang merupakan organ penyaring darah untuk membersihkannya dari segala kotoran dan sisa-sisa bermacam proses di dalam tubuh.

Melalui penyaringan, pengambilan, dan pembuangan mineral serta air, terbentuk air seni yang akan dibuang lewat saluran kencing.

Tetapi kalau ginjal bermasalah maka ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Setelah tidak berfungsi dengan baik kotoran-kotoran yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah, kesannya terjadi peningkatan kadar urea darah atau uremia .

Kegagalan ginjal dapat timbul secara akut atau kronik. Penyebabnya beraneka ragam. Bentuk akut dapat disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah yang hebat, sumbatan saluran kencing, dan penyakit lain. Gangguan sirkulasi darah yang hebat dapat terjadi pada kekurangan cairan dan elektrolit mirip pada penderita muntaber berat, perdarahan hebat, dll. Sumbatan pada saluran kencing dapat timbul akhir adanya batu, tumor, atau pembesaran kelenjar prostat pada pria yang berusia lanjut. Penyakit pada ginjal yang dapat menimbulkan kegagalan ginjal misalnya peradangan ginjal akut, mirip glomerulonefritis, nefritis.

Kalau sudah tingkat gagal ginjal, maka harus dilakukan basuh darah. Pencucian darah dilakukan karena tingkat kreatinin dalam darah melampaui tingkat normal. Tingkat kreatinin yang normal dalam darah yakni 1½ . Yang dimaksudkan dengan kreatinin dalam dunia kedokteran yakni hasil pembuangan dalam tubuh yang berasal dari proses metabolisme makanan, mirip protein. Dalam tubuh kita selalu ada mekanisme, kalau ada yang masuk ke dalam tubuh, maka harus ada dibuang. Tetapi timbul masalah kalau mekanisme tergangggu karena kotoran-kotoran yang seharusnya dibuang lewat kencing kembali lagi ke darah. Kreatinin inilah yang menyebabkan racun pada darah. Itulah yang menyebabkan harus basuh darah. Kalau kreatinin dalam darah naik ke level 2, 2½, hingga ke 3, itu berarti gejala bahwa ginjal mulai bermasalah dengan fungsi penyaringannya. Tetapi kalau kreatinin sudah mencapai level 7 maka harus dilakukan basuh darah.

Pengalaman kami dalam melaksanakan terapi, pasien yang bisa ditolong dengan terapi yakni mereka yang gres mencapai tingkat kreatinin dalam darah pada level 5. Setelah kami melaksanakan terapi selama dua ahad tingkat kreatinin turun ke level 4. Dua ahad seteah itu tingkat kretinin turun lagi ke level 2 dan bahkan hingga ke level 1 (satu). Sebenarnya turun ke level 2 sudah dianggap bagus, karena tingkat kreatinin yang dianggap normal dalam yakni 1½. Penurunan itu terjadi karena ginjal sudah kembali bekerja normal menyusul terapi yang dilakukan di cakra pusar. Untuk pasien yang berhasil disembuhkan biasanya disarankan untuk menjadi praktisi Reiki. Sementara untuk pasien yang tingkat kreatinin mencapai level 6 hingga 7, agak sulit diterapi, karena kondisi ginjalnya secara fisik sudah mengalami kerusakan total. Terapi Reiki bisa menolong kalau kondisi ginjalnya tidak mengalami kerusakan yang permanen.

8. Terapi gangguan prostat
Prostat ialah nama kelenjar aksesoris (tambahan) pada laki-laki, yang terletak melingkar pada leher kandung kemih dan saluran kencing episode bawah (uretra). Fungsinya menghasilkan cairan alkalis, yang dikeluarkan pada dikala ejakulasi (pengeluaran semen) dalam uretra persis di bawah kandung kemih dan saluran semen. Cairan tersebut kemudian menjadi episode dari semen atau mani.

Pada pria usia lanjut kelenjar prostat dapat membesar, dan disebut hipertrofi prostat. Keadaan ini dapat menyebabkan tekanan pada uretra sehingga urine tidak dapat keluar dan menumpuk di dalam kandung kemih. Akibatnya, kandung kemih mudah terkena peradangan akhir infeksi atau sistitis. Infeksi ini dapat menjalar ke atas, yaitu ke saluran kencing atas dan ginjal, dan menimbulkan gejala tidak enak di perut episode bawah, nyeri waktu kencing, sering ingin kencing tetapi sukar mengeluarkannya. Air kemih biasanya menetes dan sukar menghentikannya secara sadar.

Kelenjar prostat sering mengalami proses keganasan. Kanker prostat banyak dijumpai tetapi kadang kala tanpa menunjukkan gejala-gejala yang nyata. Kanker ini biasanya sudah tumbuh tunas gres dan ke tempat yang jauh, terutama ke tulang-tulang. Dengan demikian upaya penyembuhan akan tidak memuaskan.

Untuk menangani masalah prostat, maka perlu dilakukan terapi yang lebih banyak di cakra seks, tentu tidak menyampingkan terapi menyeluruh. Cakra seks berfungsi untuk memelihara organ reproduksi, yaitu kelenjar gonad pada laki-laki

dan kelenjar ovarium pada perempuan. Untuk pasien yang belum dipasang kateter, harus dilakukan terapi selama tiga bulan, setelah itu prostat kembali bekerja normal. Sedangkan untuk pasien yang sudah pasang kateter dibutuhkan terapi selama 6 hingga 9 bulan. Itu terjadi karena kerusakan-kerusakan prostat membutuhkan perbaikan dalam waktu yang lama.

9. Terapi untuk stroke

Stroke disebabkan oleh tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak. Penyumbatan pembuluh darah dapat terjadi akhir penyempitan pembuluh darah penyumbatan oleh suatu emboli, atau keduanya. Stroke lebih sering terjadi pada penderita penyakit tekanan darah tinggi. Penyempitan pembuluh darah, yang biasanya terjadi berangsur-angsur, menimbulkan gangguan fatwa darah serta berkurangnya pasok darah ke otak. Hal ini dapat menimbulkan serangan ringan, misalnya gangguan bicara atau gangguan ingatan sehingga tiba-tiba penderita menjadi pelupa, dan untuk sementara lumpuh pada sebagian otot wajahnya, misalnya verbal bengkok atau kram sebelah tubuh. Ini disebut stroke ringan. Sementra stroke berat dapat disertai hilangnya kesadaran, kelumpuhan otot di banyak sekali episode tubuh, dan gangguan fungsi otak.

Berbeda dengan penyempitan pembuluh darah yang terjadi secara berangsur-angsur, emboli dapat menimbulkan stroke secara mendadak. Gumpalan massa ini mungkin berasal dari bekuan darah dari tempat lain, atau gumpalan kuman yang menuju ke pembuluh darah otak. Karena itu gejala yang timbul juga bersifat mendadak, mirip pada perdarahan otak. Perdarahan otak penyebab stroke biasanya timbul akhir adanya cacat pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi titik lemah yang mudah pecah. Pada keadaan ini sulit melaksanakan upaya penyembuhan, sedangkan pada penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah dapat diupayakan pemberian antikoagulan.

Dalam pengalaman kami, penanganan untuk pasien yang mengalami stroke ringan, diakukan terapi sebanyak 6 hingga 7 secara berturut-turut. Terapi lebih banyak di cakra jantung mengingat fungsi cakra jantung yakni memsuplai oksigen ke otak dan menjamin pengatur saluran darah dapat berfungsi dengan baik. Lalu untuk pasien yang stroke sebelah badan, misalnya sebelah kiri, maka lebih banyak dilakukan terapi kepala sebelah kanan. Sedangkan untuk stroke berat, terapi gres dilakukan setelah pasien dioperasi untuk mengeluarkan darah di otak. Tujuan terapi di sini yakni untuk mempercepat proses penyembuhan.

10. Penanganan masalah stres

Stres yakni tekanan batin yang dialami seseorang karena beliau menghadapi tuntutan-dari dunia luar atau dari dunia dalam beliau sendiri. Selain kuat buruk terhadap kesehatan fisik, sehingga timbul sakit kepala, tekanan darah tinggi, sakit jantung, misalnya, stres juga mempunyai dampak atas pikiran dan perasaan seseorang. Dia bisa menjadi pelupa, sulit berkonsentrasi dan sulit tidur, juga dihinggapi perasaan cemas yang terus-menerus, menjadi pemurung atau menjadi cepat marah. Beberapa gejala fisik yang sering dijumpai pada orang yang menderita stress yakni debar jantung yang lebih cepat, tekanan darah meninggi, sesak napas, bola mata melebar, keringat dingin, dan kadar gula darah yang cenderung meningkat. Stres berkepanjangan yang disertai gejala-gejala tersebut dapat menimbulkan kondisi yang membahayakan mirip serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, meningkatnya kadar kolesterol dalam darah, sakit kepala, luka lambung, penyumbatan pembuluh darah, gatal-gatal, dan alergi.

Penyebab utama stres sesungguhnya karena tidak seimbangnya sistem kerja hormonal. Munculnya horman kortisol mamacu sistem kerja jantung, sehingga pasien mengalami kegelisahan, kesannya beliau tidak bisa tidur. Kalau dalam waktu yang lama beliau tidak bisa tidur maka beliau akan mengalami halusinasi, yaitu mendengar bunyi lain atau bunyi aneh. Begitu ada bunyi yang abnormal beliau akan terganggu secara psikologis. Dia tidak bisa tidur karena kelenjar pinealnya yang terletak di cakra mahkota tidak menghasilkan hormon melatonin.

Untuk menangani masalah pasien mirip ini biasanya kami pribadi melaksanakan terapi di cakra mahkota dengan menggunakan simbol She-Hei-Ki dan Cho-Ku-Rei, dan juga di cakra ajna. Tujuan terapi yakni mengaktifkan kelenjar pineal. Setelah aktif kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin yang berfungsi membius otak secara alami. Pada dikala otak dibius orang mudah tertidur. Kalau kondisi tidurnya membaik

maka tidak akan mengalami halusinasi lagi.

Pada dikala terapi kami menyarankan pasien berada dalam posisi dibaringkan. Posisi ini ternyata membuat beliau lebih rileks karena berada dalam keadaan yang sangat santai. Biasanya beliau pribadi tertidur dikala terapi gres berjalan 10 menit pertama, terutama karena dikala itu kelenjar pinealnya menghasilkan hormon melatonin.
Selain menghasilkan hormon melatonin, terapi juga menghasilkan hormon endorfin, yang membuat pasien merasa tenang, damai, dan gembira. Ketika beliau merasa tenang dan gembira, maka dengan sendirinya hormon kortisol yang mendesak jantungnya untuk bekerja lebih keras, pribadi menghilang. Jantung akhirnya dapat bekerja kembali dengan normal.

11. Terapi Patah Tulang

Terapi Reiki tidak hanya menyembuhkan penyakit-penyakit yang berada dalam organ tubuh fisik tetapi juga terapi ini dapat mempercepat proses penyembuhan patah tulang. Namun harus diperhatikan sebelum dilakukan terapi posisi tulang yang patah harus berada dalam persambungan yang tepat. Misalnya patah tulang tebu, mirip tulang paha, maka lebih dahulu dipasang pen karena di paha tidak ada sanggahan. Setelah dipasang pen lalu dilakukan terapi kurang lebih selama dua hingga tiga bulan. Pengalaman kami selama ini dengan terapi Reiki proses penyambungan tulang jauh lebih cepat dan sempurna. Itu terjadi karena dikala terapi proses kalsiumisasi di dalam darah berlangsung lebih cepat. Tetapi terapi tidak hanya dilakukan pada episode yang sakit saja, namun harus dilakukan secara menyeluruh. Tujuan terapi menyeluruh dari cakra mahkota hingga telapak kaki yakni untuk mengatur sistem jumlah kalsium, kalium dan vitamin D3 yang berada di kelenjar parateroid. Kelenjar paratiroid berfungsi untuk mengatur sistem kerja kalsium, kalium dan vitamin D3. Pada waktu terapi tubuh akan memerintah untuk mengantar kalsium yang banyak ke episode tulang yang bermasalah, sehingga terjadi proses kalsiumisasi yang lebih cepat dan banyak. Tetapi kalau pemasangan kembali tidak berada pada posisi persambungan yang tepat tulangnya akan memanjang akhir banyak fatwa kalsium ke tempat itu. Tetapi kalau penyambungan itu tepat pada posisinya proses penyembuhan jauh lebih cepat.

Sedikit informasi perihal kelenjar paratiroid. Dalam dunia kedokteran, kelenjar paratiroid dikenal sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan dan mengeluarkan hormon paratiroid. Pada keadaan normal, terdapat dua pasang kelenjar paratiroid di kanan dan kiri leher di belakang kelenjar gondok. Namun kadang kala ditemukan tiga pasang atau bahkan hanya sepasang kelenjar paratiroid.

Hormon paratiroid berfungsi mengatur distribusi kal-sium dan fosfat dalam tubuh. Kadar hormon paratiroid yang tinggi dalam tubuh menyebabkan penarikan kalsium dari tulang untuk dimasukkan ke dalam darah, sehingga menyebabkan hiperkalsemia atau peningkatan kadar kalsium dalam darah. Hiperkalsemia dapat menyebabkan kalsifikasi metastatik, yaitu deposit kalsium dalam jaringan normal, misalnya dalam dinding pembuluh darah, ginjal, dan paru. Defisiensi hormon paratiroid menyebabkan hipokalsemia, atau kadar kalsium darah yang rendah, dengan akhir meningkatnya kepekaan sistem saraf yang mengendalikan otot. Hal ini terutama terjadi pada otot muka, sehingga otot-otot mata dan verbal sering berkontraksi di luar kesadaran. Pada tingkat lebih lanjut kontraksi otot ini terjadi terus-menerus [1] .

12. Penanganan serangan spiritual

Serangan spiritual masuk dalam kategori penyakit non-fisik, sehingga sulit ditangani secara medis, baik oleh dokter konvensional, psikolog, maupun psikiater. Kita tentu tidak bisa mengingkari adanya serangan ilmu hitam, atau dalam masyarakat lebih dikenal sebagai “santet atau telung”. Santet biasanya menggunakan gelombang energi berdimensi negatif. Dia berwujud dalam bentuk tertentu yang memancarkan radiasi negatif. Wujudnya bisa dalam bentuk siluman ular, kucing, monyet atau siluman harimau, dll. Dalam santet orang secara sengaja mengirim energi negatif kepada pihak korban, karena sang korban dianggap sebagai penghalang atau pengganggu rencananya. Untuk itu pengirim harus mempunyai keterampilan menghimpun energi negatif sedemikian rupa biar energi negatif itu nanti berubah rupa dalam bentuk wujud monyet atau kucing.

Siluman monyet atau kucing itu kemudian disebut sebagai dimensi negatif. Begitu dimensi negatif itu disasarkan kepada orang tertentu, maka orang

yang memiliki gelombang energi elektromagnetik dalam tubuh fisiknya sangat tipis, pribadi diserap oleh energi negatif, sehingga akitbatnya orang itu jatuh sakit. Dengan menyasarnya energi negatif dalam tubuhnya, maka pada dikala itu juga jalur energi (jalur antakarana) mengalami bloking , itu berarti beliau tidak mendapatkan susukan energi Rei.

Salah satu fungsi energi Rei yang masuk melalui jalur antakarana dan terus ke jalur sushumna, yakni menggerakkan cakra-cakra sehingga dapat berputar ke kiri dan ke kanan. Pada dikala berputar ke kiri, cakra-cakra itu tidak hanya mengeluarkan kotoran atau energi negatif, tetapi juga melepaskan gelombang energi elektromagnetik. Orang mudah diserang oleh dimensi negatif dan kemudian jatuh sakit, karena gelombang energi elektromagnetik dalam dirinya sangat tipis dan bahkan tidak ada.

Pada dikala terapi kita menyalurkan energi Rei yang ke luar lewat kedua telapak tangan ke tubuh pasien. Secara prinsip energi Rei bertentangan dengan dimensi energi negatif. Saat terapi dimensi negatif itu mencicipi ada sesuatu yang melawannya. Akhirnya, kedua energi ini saling mengintervensi. Prinsip kerjanya yakni siapa yang lebih kuat akan mengintervensi yang lemah. Saat energi Rei mengintervensi energi negatif dalam tubuh pasien, maka pasien itu mengalami tidak sadar. Saat itulah dimensi negatif itu pribadi ketahuan. Kita bisa mewancarainya. Ketika dimensi negatif itu terus didorong keluar oleh energi Rei, maka terjadi proses perlawanan. Dalam pengalaman kami, perlawanan itu terjadi ketika terapi sudah memasuki hari ketiga atau hari keempat. Pada dikala itulah energi negatif itu berbicara, pertama beliau malu untuk berbicara. Tetapi karena terus didesak oleh energi Rei, pada akhirnya beliau pun berbicara terus terang, terutama berkaitan dengan siapa yang mengirim, apa tujuan pengiriman energi itu, dan di mana saja energi negatif diletakkan dalam tubuh korban. Setelah itu, kami menyuruh beliau mencabut kembali apa yang telah ditanam dalam tubuh korban, dan harus dikirim kembali kepada pengirimnya.

Dalam kasus mirip itu penggunaan wawancara sangat tergantung situasi. Karena itu, kadang kala kami mengabaikan wawancara, karena itu terapi dijalankan tanpa tanya jawab. Wawancara bisa menimbulkan masalah kemudian hari, terutama penyebutan nama orang tertentu. Pasalnya, masalah itu tidak bisa dijadikan sebagai fakta hukum atau dijadikan sebagai alat bukti. Kami gres bisa mengadakan wawancara setelah anggota keluarga pasien berjanji untuk tidak menjadikan peristiwa itu sebagai masalah hukum. Korban serangan spiritual ini banyak terjadi di tempat Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur.

Umumnya pasien yang mengalami kasus mirip ini, masih merasa ketakutan karena stress berat melihat orang atau kejadian tertentu. Biasanya untuk pasien mirip ini, kami sarankan untuk menjadi praktisi Reiki, sehingga dalam perjalanan waktu ketakutan itu hilang dengan sendiri. Karena begitu beliau didominasi oleh gelombang energi elektromagnetik, beliau tidak bisa lagi diintervensi oleh roh jahat. Dia pun dapat bergaul dengan bebas.

Apa yang bisa dipetik di sini? Metode penyembuhan Reiki tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan, tetapi juga merubah kualitas diri seseorang, baik secara psikologis maupun secara intelektual. Tidak hanya itu Reiki juga membawa keberuntungan secara ekonomis dan juga dalam hubungan dengan sesama. Hubungan dengan sesama menjadi lebih dinamis dan harmonis. Dia tidak lagi menjadi orang yang mudah berprasangka buruk perihal orang lain, karena pikirannya didominasi oleh arus berpikir positif.

***


Sebagai pemerhati dan peminat kesehatan holistik , kali ini mari kita melihat pembagian Praktisi ilmu Kesehatan menurut Hazrat Inayat Khan (Anand Krishna, Cakrawala Sufi 2 – Hidup Sehat dan Seimbang Cara Sufi). Beliau membaginya dalam tiga kelompok :
1. Pertama – mereka yang hanya bersandar pada obat-obatan, baik mereka yang menggunakan cara pengobatan Barat maupun yang menggunakan cara pengobatan Timur – yang seringkali disebut tradiisional atau pengobatan alternatif. Tidak ada perbedaan prinsip diantara mereka yang hanya mempercayai obat-obatan yang dibuat farmasi dan mereka yang hanya mempercayai ramuan tradisional yang dibuat di rumah atau pabrik.
2. Kedua – mereka yang menggunakan kekuatan diri sendiri , kekuatan pikiran, “tenaga dalam”untuk penyembuhan. Metode-metode penyambuhanyang populer di Indonesia termasuk yang disebut Reiki, Divine Healing, Pranic Healing, Tao Healing, Satria Nusantara, Kalimasada, Bali Husada, Bangau Putih, Merpati Putih dan lain sebagainya – pada dasarnya menggunakan kekuatan diri seorang praktisi, yang biasanya disebut penyembuh. Oleh karena itu, daya pikir dan kemampuan konsentrasi dan visualisai seorang praktisi menjadi faktor penentu.
3. Ketiga –mereka yang menggunakan Tenaga Alam atau Energi Illahi dan bukan tenaga dalam.
Kelompok ini tidak menggunakan kekuatan diri sendiri, oleh karena itu konsentrasi, visualisasi dan sebagainya tidak dibutuhkan sama sekali. Latihan-latihan di Anand Ashram (anandkrishna.org) termasuk penyembuhan dengan Terapi Sentuhan Neo Zen Reiki berada pada kelompok yang ketiga ini.
Penyembuhan dapat terjadi dengan menggunakan kekuatan pikiran, namun hasilnya sangat terbatas. Sebaliknya, hasil yang dapat diperoleh dengan menggunakan Energi Illahi tidak terbatas.
Sementara yang disebut divine healing atau penyembuhan Illahi oleh banyak sekali pihak bahwasanya juga bukan merupakan penyembuhan Illahi. Merekapun masih menggunakan visualisasi, daya konsentrasi dan lain sebagainya. Reiki yang dipopulerkan oleh banyak sekali pihakpun sudah kehilangan “Rei”nya, ke-Illahi-annya, kerohaniannya.
Kita tidak akan membahas metode yang dipraktekkan oleh kelompok pertama dan kedua. Kita akan mempelajari metode yang digunakan oleh para praktisi ilmu kesehatan dalam kelompok yang ketiga. Para Sufi, para penyelam Tao yang sebenarnya, para praktisi Zen yang sesungguhnya – berada dalam kelompok yang ketiga ini.
Ciri khas kelompok yang ketiga yakni bahwa mereka tidak pernah menutup diri terhadap kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya mereka tidak akan menolak kelompok pertama, yang ditolak yakni fanatisme kelompok pertama. Kelompok pertama biasanya sangat fanatik terhadap obat-obatan kimia maupun tradisional, sehingga akan menolak segala sesuatu yang lain.
Kelompok ketiga tidak pernah fanatik. Apabila obat-obatan dibutuhkan mereka akan memakannya, kalau perlu dibedah sebagai upaya terakhir, mereka juga akan menjalaninya. Bila ramuan-ramuan tradisional bisa menunjang kesehatan, merekapun akan menerimanya.
Mereka juga tidak akan mengatakan bahwa kelompok kedua yakni salah. Hanya metode mereka berbeda, bertolak belakang. Itu sebabnya seorang Sufi, sorang praktisi Zen atau praktisi Tao yang bahwasanya tidak akan memperlihatkan metode yang menggunakan mind, pikiran ataupun daya konsentrrasi – visualisasi.
Keengganan mereka menggunakan daya konsentrasi dan kemampuan diri bukannya tidak beralasan. Penggunaan tenaga dalam atau tenaga diri tidak bisa tidak akan selalu menimbulkan rasa besar kepala karena pada dasarnya keberhasilan metode semacam itu tergantung pada mind atau ego anda. Semakin besarnya ego Anda, semakin kuat daya konsentrasi Anda – akan semakin berhasil pula pengobatan dan penyembuhan Anda. Anda tidak akan berhasil tanpa ego yang kuat.
Sebaliknya di Anand Ashram , sedang berupaya meleburkan ego, melepaskan mind, karena spiritualitas atau kerohanian dan ego atau mind tidak bisa eksis bersama. Oleh alasannya yakni itu metode-metode yang digunakan oleh kelompok kedua tidak bisa digunakan di Ashram.
Kelompok ketiga banyak menggunakan banyak sekali macam metode. Terapi-terapi meditasi dalam acara Manajemen Stres, terapi sentuhan Neo Zen Reiki , latihan-latihan Kundalini Yoga dan Tao Yin. Sarana-sarana penunjang ini dimaksudkan bagi pemulihan rasa percaya diri, rasa percaya diri yang dapat berkembang menjadi keyakinan. Dan secara jujur, sesungguhnya keyakinan inilah yang membuat Anda sehat. Keyakinan andalah yang menyembuhkan Anda.
Inilah pesan yang tersirat Hazrat Inayat Khan bagi para praktisi ilmu kesehatan:
Sebelum mempraktekkan ilmunya terhadap orang lain, ia sendiri harus sudah dalam keadaan selaras,seimbang dan sehat dalam arti kata sebenarnya. Tidak hanya sehat jasmani, tetapi sehat rohani. Apabila Anda masih mencari sensasi, masih mengejar ketenaran, maka Anda belum layak mempraktekkan ilmu kesehatan, karena pada dasarnya Anda sendiri belum sehat. Anda masih belum merasa lengkap. Anda masih kosong, masih hampa. Itu sebabnya masih mengejar nama, mengejar ketenaran. Keselarasan dalam diri hanya dapat diperoleh apabila sebagai seorang praktisi ilmu kesehatan Anda menjaga keseimbangan antara aktifitas dan rileksasi .
Sesekali mereka perlu menjauhkan diri dari keramaian dunia.Mereka akan menyepi dan penyepian semacam itu memang perlu karena dalam kehidupan sehari-hari kita terlalu banyak memboroskan energi. Salah satunya yakni mata Anda. Mungkin Anda menggunakannya lebih dari seribu kali tiap hari. Dari seribu kali penggunaan itu, bahwasanya Anda mungkin hanya perlu menggunakan seratus kali saja. Sisa sembilan ratus kali sesungguhnya tidak dibutuhkan namun Anda tidak bisa menghindarinya. Sengaja atau tidak sengaja telah terjadi penggunanan - pemborosan yang tidak dapat dihindari.
Seorang praktisi kesehatan harus:
· Dapat mengendalikan panca inderanya, berarti tidak dikuasai oleh panca indera, tetapi menguasainya.
· Mengimbangi kegiatannya dengan istirahat yang cukup
· Memiliiki wawasan spiritual.
Pengendalian panca indera maupun keseimbangan antara kegiatan dan rileksasi harus dilakukan dengan cara spiritual. Anda juga bisa mengendalikan panca indera dengan cara yang tidak spiritual. Anda juga bisa mengimbangi kegiatan Anda dengan istirahat yang cukup, tanpa menghiraukan spiritualitas.
Anda bisa memperoleh istirahat yang nyaman dan menyenangkan namun tidak bersifat spiritual. Alkohol, rokok, narkotika, seks yang berlebihan dan sebagainya bisa memperlihatkan kenyamanan sesaat. Semuanya itu juga dapat memperlihatkan rileksasi sementara, namun tidak bersifat spiritual. Rileksasi yang diperoleh dari obyek-obyek di luar anda membuat Anda semakin tidak mandiri, semakin tergantung dengan dunia benda.
Pengendalian diri yang bersifat spiritual sangat lembut, tidak keras. Pengendalian diri yang bersifat spiritual berangkat dari kesadaran, dari pencerahan. Ia akan berhenti merokok, karena sadar bahwa merokok itu membahayakan kesehatannya. Ia tidak butuh undang-undang dan fatwa dari penguasa dan lembaga keagamaan untuk berhenti merokok. Ia berhenti merokok karena di dorong oleh kesadarannya sendiri. Inilah pengendalian diri yang bersifat spiritual.
Apabila seorang praktisi ilmu kesehatan berhasil mengendalikan dirinya dengan cara demikian, maka menurut Hazrat Inayat Khan ia akan memperoleh “Kekuatan Illahi” – ia tidak akan membutuhkan kekuatan pikiran lagi.
Sekarang pilihan di tangan Anda, ilmu kesehatan yang diperoleh untuk mendukung spiritualitas atau popularitas - ketenaran. Sebagai praktisi kesehatan holistik , sebaiknya pilihan bijak Anda yakni bisa untuk menjawab pertanyaan: Who Am I ?



lainnya 7593802209633552643

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts