Loading...

085749607473 Jual Peci Kopiah Songkok MISTERI KEJADIAN ALAM DAN MANUSIA bag.26 - 30



Misteri Alam dan Manusia (26)

3.  Manusia Purba

Sejak Zaman Pliosin (10.000.000. tahun yang lalu ) jenis monyet Hominid telah berevolusi selama berjuta-juta tahun. Ruh insani yang bermuatan Kausa Sosialis dan Rasionalis tingkat rendah telah menyentuh alam pikiran makhluk ini sehingga mengantarkan jenis Hominid ini ketingkat makhluk sejenis Australophitecus. Tahun 1976 ditemukan para jago jejak kaki sepasang Australophitecus cukup umur dengan anak kecil yang berjalan berdampingan. Mereka berjalan diatas tanah vulkanis yang masih gres yang kemudian mengeras.

                                                                  Daerah itu tertutup padang tropis dengan danau-danau dan sejumlah kecil pepohonan yang rindang. Sekitar 2.000.000 tahun yang lalu, telah muncul jenis Pithec yang lebih cerdas yang dinamakan Homo. Jenis Homo yang tertua ditemukan yaitu Homo Habilis. Kata Habilis itu bukan nama untuk menunjukkan jenis, tapi habilis berarti “Terampil” Homo Habilis sudah pandai menggunakan alat-alat untuk memotong daging dan membuat alat berburu binatang buruan. Mereka juga membuat sarang sebagaimana mereka melihat hewan-hewan yang bisa membuat sarang. Otak habilis kira-kira 650-800 cc lebih besar dari otak Australophitecus. Perkembangan ini terjadi karena Kausa Rasionalis mulai aktif didalam diri makhluk ini. Kemajuan pesat telah dicapai saat mereka telah bisa membuat api dari tabrakan kayu, atau tabrakan batu.

Di Eropa Utara jenis Homo ini sudah ada dan   lebih maju, mungkin karena di Eropa ada demam isu hirau taacuh kerena itu mereka terdorong membuat pakaian untuk menghindari kedinginan. Jenis ini di Eropa disebut Homo Neandertal kerena fosilnya ditemukan delembah Neander. Homo-Neandertal telah berkembang semenjak 250.000 tahun yang lalu. Mereka sudah mengenal pakaian yang terbuat dari kulit hewan buruan dan rumah-rumah mereka itu dari kulit-kulit binatang yang dibentangkan diatas rangka dari dahan pohon atau tulang mamout yang panjang. Bekas-bekas ini ditemukan di Ukraina.Tengkorak Homo-Neandertal bentuknya belum mirip tengkorak Homo Sapien ( insan modern ). Tempurungnya agak rendah, episode belakang dan samping agak menonjol. Yang paling khas yaitu dagunya yang masuk kedalam, pipinya yang lebih besar serta tulang mata yang menonjol. Kapasitas otaknya masih jauh dibawah insan modern. Peralatan perkakas Homo Neandertal jauh lebih maju dibandingkan dengan Homo-Habilis.. Mereka bisa membuat beraneka  ragam alat keperluan sehari-hari. Selain watu api, tulang dan tanduk telah mereka manfaatkan menjadi perkakas. Mereka telah berhasil menyesuaikan diri dengan iklim hirau taacuh di Eropa. Cara hidup mereka mirip dengan suku Inuit yang masih ada sekarang. Mereka telah hidup berkelompok yang memiliki kepala kelompok dan anggota kelompok yang melakukan peran dalam bermacam-macam pekerjaan.
Gubuk mereka terbuat dari susunan tulang Mamout sebagai kerangkanya. Kemudian mereka tutup atau selimuti dengan kulit, sehingga terlindung dari panas dan hujan. Sudah lebih maju dari Homo Habilis ditempat lain.
Antara 1,6 juta dan 200.000 tahun lalu hidup spesis Homo Erectus. Otak dan tubuh mereka lebih besar dari Homo-Habilis. Homo-Erectus ditemukan fosilnya di Eropa dan Asia. Para peneliti mengira bahwa Homo-Erectus mungkin bermula dari Afrika lalu bergerak ke Afrika Utara, Eropa Asia hingga Cina dan Nusantara bahwasanya bukan demikian, baik di Eropa, Afrika, Asia  maupun Australia jenis Homo ini memang ada bukan datang dari tempat lain. Zaman sekarang saja pindah dari Afrika ke Eropa atau Asia bukan hal yang mudah apalagi pada zaman itu belum ada transportasi. Kalau mereka datang dari Afrika ke Eropa dan Asia , orang Eropa dan Asia akan serupa orang Afrika berkulit hitam, berambut keriting dan berbibir tebal. Sebenarnya bibit insan itu telah di tabur Tuhan dimana-mana di seluruh dunia. Kalau bibit tumbuhan dapat ditanam dan hidup di bumi, demikian pula hewan satu sel dapat membiak di bumi lalu berevolusi kearah kemajuan, apalagi insan makhluk yang lebih mulia, mereka lahir dan berkembang biak ditempatnya.Belum ada keinginan, hasrat untuk merantau jauh kenegeri orang karena mereka tak mengnal adanya negeri lain, mereka hanya mengenal lingkungannya sendiri yang kaya dengan binatang dan tumbuhan sebagai perbekalan hidup.Waktu hanya yang dibutuhkan insan hanyalah makanan dan hasrat berkembang biak.
Intelegensi yang bermuatan kausa Sosialis dan Rasionalis, tidak akan dapat tumbuh bila ditabur dibumi atau diisikan kedalam tepung sari dari bunga lalu keluar buahnya :        “ Manusia “ itu suatu yang mustahil. Tapi kalau intelegensi itu masuk kedalam pikiran makhluk yang mirip manusia, lalu makhluk tadi menjadi cerdas kemudian anaknya akan  bertambah cerdas, mirip wahyu yang dapat diterima oleh para Nabi, demikian pula intelegensi dapat diserap kalau ukuran otak makhluk  telah cukup / bisa menerimanya.
Jadi dimana saja ada jenis Pithec yang mendapatkan sentuhan intelegensi universal akan meningkat menjadi Homo, dan makhluk jenis Homo akan berkembang keterampilan dan pemikirannya kearah kemajuan setahap demi setahap yang kelak melahirkan jenis Homo yang lebih cerdas.
Otak Homo Erectus memiliki ciri-ciri tertentu yang membuatnya lebih erat kepada Manusia-modern dari Homo-Habilis. Otaknya lebih besar dengan volume 880-1100 cc         ( Manusia-modern 1400 cc ). Giginya lebih kecil dari Habilis. Tengkorak mereka hampir mirip dengan insan modern  (Homo Sapien) hanya tulang tengkorak Homo Erectus agak lebih tebal, dahinya landai dan tulang mata agak menonjol. Rahangnya cukup kokoh wajahnya rata tak berdagu. Mereka sudah mengenal kampak genggam yang dibuat dari watu dan juga sudah mengenal api.

Disebuah gua di Choukotien  dekat Beijing Cina, ditemukan sisa-sisa sejumlah Homo Erectus yang berusia 360.000 tahun yang lalu. Lapisan bubuk yang tebal menunjukkan bahwa mereka sudah mengenal api
Fosil Manusia-Modern dijumpai di Australia gres sekitar 40.000 tahun yang lalu. Tapi fosil jenis Homo jauh lebih lama sudah ada di Australia, mungkin mereka itu yaitu nenek moyang penduduk asli benua itu (Suku Aborijin). Kaprikornus Manusia- Modern sudah ada di Australia sekitar 40.000 tahun yang lalu, sedangkan di Eropa, Asia dan Afrika, Manusia-Modernnya hampir mencapai 100.000 tahun yang lalu. Para jago berpendapat kemungkinan mereka datang dari Asia dengan menggunakan rakit atau sampan,  karena pada waktu itu permukaan laut lebih rendah 50 M, sehingga Benua Asia jauhnya hanya 65 Km, tanah air kitapun pada waktu itu masih bersatu dengan Asia. Itu kan sebuah pendapat, akan tetapi yang lebih mungkin lagi jenis Homo di Australia memang  ada dan  berkembang disitu, bukan datang dari Asia kerena Jenis insan Asia yaitu Ras Mongolid sementara Australia rasnya Australoid. Lagi pula alam pada waktu itu masih kaya dengan makanan, penduduk bumi belum padat sekali tak perlu manusianya merantau, menjelajahi benua lain mencari penghidupan mengharungi laut pakai rakit.( Ahli Sejarah mengatakan bahwa nenek moyng kita berasal dari India belakang mereka menggunakan rakit menuju Nusantara, itupun hanya reka reka, yang benar bangsa Indonesia memang lahir dan berkembang di Indonesia apalagi sudah terbukti di pulau Jawa ditemukan fosil jenis Pithec Anthropus yang setara dengan Australopithecus. Memang insan Indonesia sudah cukup renta termasuk Ras Australoid sementara Asia manusianya tergolong Ras Mongolid )
(Catatan : Disebut Ras Australoid jangan anda bayangkan bangsa Australia yang sekarang.Yang sekarang ini yaitu bangsa Inggris yang menjajah tanah Australia itu Penduduk asli benua Australia itu yaitu Bangsa Aborijin yang sama dengan bangsa Indonesia.)
Manusia Purba belum mengenal hal-hal yang abstrak, karena itu mereka tidak memiliki rasa takut atau kagum kepada hal-hal gaib,  mereka tidak mengenal Dewa, Jin, Hantu dan Tuhan. Mereka hanya hidup untuk makan dan berkembang biak serta rasa ingin berkuasa. Mereka saling berperang / berkelahi antara satu kelompok dengan kelompok lain. Pantaslah kalau Malaikat pernah memberikan isi hatinya kepada Tuhan :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ()
“Ingatlah saat Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak mengakibatkan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak mengakibatkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui". ( QS.2/ Al- Baqarah :30 )

Bagaimana mungkin Malaikat bisa mengetahui bahwa makhluk yang bernama  “ insan “ nanti akan suka berperang saling menumpahkan darah ?  Tentu kerena Malaikat  sudah menyaksikan bahwa insan di bumi sebelum kedatangan Adam  saling berperang antar sesamanya.




Misteri Alam dan Manusia (27)
KEDATANGAN MANUSIA SEMPURNA DIBUMI

1.      Homo Sapiens ( Manusia modern )
                         
Hampir semua jago Antropologi, Biologi dan Arkeologi yakin bahwa sub spesis  Homo Sapien muncul semenjak Zaman Holosen, kiamat Es antara 100.000- 40.000 tahun lalu, dimana bumi dalam keadaan stabil antara 260.000 -  40 tahun yang lalu.
Homo Sapien telah menempati bumi selama seratus ribu tahun dan telah mengalami dua periode. :
Priode pertama yaitu Periode Umat Manusia Homo Sapien menjelang kedatangan Adam  lebih kurang  dari 100.000 tahun lalu hingga  banjir besar dizaman Nuh 40.000 tahun yang lalu jadi selama 60.000 tahun.
Priode kedua  adalah Perkembangan Manusia sesudah banjir Nuh semenjak 40.000 yang lalu hingga sekarang. Diperkirakan kehancuran bumi dengan musibah mirip zaman  Nuh itu akan datang lagi disekitar 180.000 tahun yang akan datang.
            Perhitungan diatas berdasarkan hasil penelitian Sarjana sarjana : “ Lamont Geological Observatory dari Columbia University”  bahwa:

“Medan magnet bumi berkali kali menjadi lemah dan pada klimaknya bahkan menghilang sama sekali. Menurut catatan terakhir sifat magnit bumi pernah lenyap setidak tidaknya 171 X  selama 7.600.000 tahun terakhir. Sifat magnet itu perlahan lahan muncul kembali tapi dalam keadan jungkir balik, artinya : Kutub utara magnit dan kutub selatannya bertukar tempat. Pertukaran kutub yang terakhir pada 700.000 tahun yang lalu dimana kutub selatan magnit ada didekat utara bumi, padahal sebelumnya ada didekat kutub selatan bumi. Lenyapnya medan magnit akan mengakibatkan bencana dahsyat dipermukaan bumi. Menurut statistik medan magnit tersebut lenyap setiap 220.000 tahun jadi selama 700.000 tahun terakhir sudah pernah terjadi bencana besar dibumi pada 480.000, 260.000, 40.000 tahun yang silam”              ( Intisari, Juni 1972 ).

            Besar kemungkinan bencana besar itu akan datang lagi 180.000 tahun yang akan datang kerena pada waktu itu bumi akan kehilangan magnit ( dugaan ini bukan ramalan dukun/Paranormal tapi berdasar kajian  Lamont Geologikal Observatory tersebut ), saat itu kedua kutub bumi akan terbalik sesuai dengan tanda tanda kiamt yang dikatakan Nabi bahwa : ”matahari akan terbit dari sebelah barat”, tapi ini sekedar kajian hanya Tuhan yang mengetahui perihal kapan Hari Kiamat.
            Kalau kita merujuk kepada Al-Kitab ada disebutkan hitungan tahun semenjak dari  Adam hingga Nuh, sehingga kalau disimpulkan bahwa jarak masa Adam hingga Banjir Nuh sekitar 2139 tahun. Kalau kita berpedoman kepada catatan berdasar Kajian Lamont Geologikal Observatory bahwa telah terjadi bencana Alam dahsyat pada 40.000 tahun yang lalu diduga bencana itu yaitu “ Banjir Nuh “. Kalau Banjir Nuh terjadi disekitar 40.000 tahun yang lalu maka Adam datang kebumi disekitar 2140 tahun sebelum Banjir Nuh ( 42/43.000 tahun yang lalu
Sebagaimana yang penulis katakan bahwa di Eropa, Asia dan Afrika jenis Homo Sapien sudah ada jejaknya semenjak 100.000 tahun dan di Australia gres 40.000 tahun yang lalu. Diperhitungkan 100.000 tahun yang lalu ( dizaman Holosen ) seluruh bumi gres dihuni Homo Sapien kira kira 5.000.000 jiwa yang  selama 60.000 tahun  telah menyebar keseluruh penjuru kecuali Amerika. Lebih kurang 11.000 tahun yang lalu Homo Sapien telah mengisi semua benua kecuali Antartika, berkembang dalam empat macam  Ras yaitu; Negroid, Kaukasoid, Mongolid dan Australoid. Ras-ras lain kini bermunculan menjadi penghuni bumi dari hasil perkawinan campuran antara Ras tersebut sehingga apa yang difirmankan Tuhan dalam Al-Qur’an telah terlihat nyata.

وَمِنْ ءَايَاتِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ()
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Ia telah menciptakan langit dan bumi, bahasa kau yang berbeda-beda dan kulit kau yang beraneka warna. Sesungguhnya yang demikian itu  terdapat tanda-tanda bagi orang yang berilmu.” (Q.S. Ar-Ruum / 30: 22)
Tentu anda akan bertanya : “ Homo Sapien atau Bani-Adam sudah ada semenjak 100.000 tahun yang lalu kog Adam diduga ada dibumi gres kira kira 42.000 atau 43.000 tahun yang lalu ?”. Sebenarnya Adam sudah lahir semenjak sebelum Homo Sapien ada dibumi, hanya Adam saat itu masih di alam Ruh. Dialam Ruh itu Adam telah melahirhan Ruh-ruh bibit- insan yang sudah duluan datang kebumi sebelum Adam turun kebumi. Kalau misalnya di alam Ruh itu Adam tinggal selamam 2 bulan saja berarti bagi anak cucu Adam dibumi sudah berlalu masa selama 60.000 tahun, karena menurut Tuhan sehari disana = seribu tahun dibumi. Selama 60.000 tahun itu Homo Sapien sudah berkembang jumlahnya dan juga sudah berkembang kebudayan dan peradabannya, maka  Adam-pun turun untuk mengajari anak cucnya perihal Agama Allah. Bagaimana caranya Adam turun, apakah jatuh begitu saja dari langit? Tentu Tuhan mengembangkan cara yang logis karena Tuhan selalu membuat hukum-Nya yang logis tidak ada hukum Tuhan itu adakadabra terus jadi semau-Nya.
Sekitar 6.000 tahun yang lalu penduduk bumi ditaksir sudah berjumlah  sekitar 80 juta-an itu yaitu perkembangan umat insan Generasi Nuh selama lebih kurang  30.000 tahun, tetapi sekitar kurun ke VII penduduk bumi telah mencapai sekitar 550 juta jiwa. Apakah kemunculan Homo Sapien yang demikian pesat merupakan hasil perkembangan Manusia dari setiap Ras yang masih tersisa dimasa banjir Nuh dari semua kawasan Ras Manusia, atau perkembangan itu dari orang orang yang selamat diatas kapal Nabi Nuh saja? Kalau insan sekarang semua berasal dari perkembangan anak cucu orang orang yang selamat dalam kapal Nabi Nuh tentulah kulit, raut muka dan bahasanya sama; kog sekarang ada orang yang berkulit hitam, kuning, putih dan coklat ? Apakah murid murid Nuh itu dahulu ada orang dari Ras Negroid, Mongolod, Kaukasoid dan Australoid, dan masuk kekapal sengaja dipilih?. Nabi Nuh hanyalah Nabi uuntuk umatnya bagaimana mungkin Ras Negroid, Kaukasuid, Mongolid dan Australoid ada sekarang dibumi dari mana asal mereka ? Nabi Muhammad Nabi yang agung sahabatnya hanyalah orang Arab walaupun ada satu du Ras lain Seperti Suhaib Ar- Rumi, orang Rumawi =  Ras  Kaukasoid; Salman Al-Farisi orang Iran dan Bilal bin Abi Rabah dari ras Negroid kesemua mereka memang ada di tanah Arab sebagi budak atau tawanan. Di masa Nuh  belum ada tranfortasi yang tidak masuk budi kalau Ras Ras lain bisa ngumpul di tempatnya Nuh. Apalagi Ras Australoid ada dibumi sesudah peristiwa banjir besar itu.
Kita kembali kepangkal permasalahan, kalau Darwin pernah mengatakan adanya “Mata rantai yang putus”,  memanglah mata rantai itu sudah putus. Artinya evolusi perkembangan secara bertahap dari monyet hingga homo habilis itu telah hingga ketitik final. Makhluk sejenis  Homo Neandertal, Homo Rodesiensis dan Homo Habilis serta Homo Erektus tidak akan bisa memikul amanah Allah, mesti ada makhluk pengganti     ( khalifah ) yang sanggup memikulnya untuk memakmurkan bumi, memanfaatkan sumber kekayaan alam (anugerah Allah) dan dapat mengenal Tuhan serta berbakti kepada-Nya. Karena itu Tuhan merencanakan melahirkan jenis makhluk gres yaitu manusia sempurna    ( Insan kamil ) ( QS.2 : 30 ). Makhluk ini diprogram Tuhan memiliki dua tubuh, Jasmani dan Ruhani. Adapun makhluk makhluk terdahulu hanya memiliki tubuh fisik yang  diberi nyawa kehidupan dan intelegensi tingkat rendah, sedikit lebih diatas  hewan, karena itu makhluk ini “ belum pantas disebut insan dan tidak juga pantas dikatakan binatang”. ( QS.76 :1 ) Kalau digolongkan binatang mereka sudah memiliki rasio tingkat rendah sudah mengerti berkomunikasi, sudah mengenal budaya tingkat rendah, kalau digolongkan insan mereka belum bisa mengabstrak belum mengenal yang gaib, belum mengenal yang Maha Kuasa, belum bisa menggunakan budi yang dianugerahkan Allah, belum sanggup mengemban amanah Tuhan sebagai khalifah-Nya dibumi ( QS, 24 : 55 )

Makhluk jenis Homo yang sudah mendiami bumi semenjak 250.000- 100.000 tahun yang lalu yaitu makhluk yang belum Mukallaf, karena mereka tidak memiliki Badan Ruhani yang akan dibangkit di alam abadi untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan baik/buruk dalam hidupnya. Mereka di agenda hanya merupakan “medium” yang akan mendapatkan bibit insan baru dimana bibit ini dipersiapkan di alam lain , di dimensi lain yaitu Alam Ruh, yang Al-Qur’an menyebutnya “Jannah” . Manusia modern yang di rencanakan Tuhan itu tidak sekedar hasil percampuran bibit laki-laki dan perempuan, tetapi memiliki “badan-ruhani” .yang ditiupkan  Malaikat kedalam kandungan ibu-hamil  setelah umur kandungan 120 hari. Inilah yang membedakan Manusia Modern ( Homo Sapien ) dengan Homo-Erectus yang dilahirkan hanya dari hasil perkawinan sepasang jantan-betina saja, sama seperti  hewan-hewan mamalia lainnya.

Rasulullah Bersabda:
“Sesungguhnya setiap kau kejadiannya, terkumpul (sel bibit dari ayah dan ibu) didalam perut ibunya berupa air mani selama 40 hari, kemudian keadaannya berubah menjadi ‘alaqah (bentuk benda melekat mirip lintah) selama 40 hari, kemudian keadaannya berubah lagi menjadi mudghah (segumpal daging / embrio) selama 40 hari, kemudian diutus Tuhan Malaikat untuk meniupkan Ruh kedalam mudghah itu………………..”
( penggalan Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim )

  Terjemahan hadits diatas sengaja dipenggal  tidak ditulis keseluruhannya  karena akan dibicarakan pada fasal yang lain. Penggalan Hadits diatas menjelaskan kepada kita bahwa insan itu dilahirkan bukanlah hanya sekedar hasil percampuran sel bibit dari ayah dan ibu, melainkan ada lagi faktor lain yang lebih utama yaitu “Ar-Ruh” yang ditiupkan kedalam mudghah ketika   berumur 120 hari  (4 bulan). Embrio yang berumur 120 hari itu yaitu embrio yang sudah lengkap dan siap mendapatkan Ruh bibit manusia. Ruh yang masuk kedalam embrio yaitu Ruh yang akan membentuk Nafs ( jiwa ), dan tubuh ini berkembang seirama dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik.
Makhluk yang memiliki tubuh halus (Badan Ruhani) yaitu menjadi ciri khas Homo Sapien yang menyebabkan spesis ini dapat bertahan di bumi yang kejam dan dapat dipercaya Tuhan sadar ataupun tidak sadar. Bagaimana kemungkinannya dengan tiba-tiba Homo Sapien bertebar dibumi dengan empat macam Ras dengan perbedaan warna kulit dan bahasa? Apakah insan yang empat Ras ini berasal dari sepasang insan yang dikenal dengan nama Adam dan Hawa? Sulit untuk memperlihatkan jawaban. Kesulitannya bukan disebabkan kekurangan data akan tetapi sulit untuk menuturkannya biar dapat difahami, kerena lamanya sudah tertanam keyakinan dalam benak umat Islam bahwa Adam itu berasal dari tanah, yang diambil Malaikat dari episode segala penjuru bumi yang berwarna warni lalu ditempa di Surga lalu ditiupkan Ruh jadilah ia seorang Manusia yang berjulukan Adam. Adam merasa sepi sendiri maka  dibuatkan sahabat hidupnya yang diambil dari tulang rusuknya sebelah kiri. Adam dan isterinya tinggal di Surga bersenang senang  hanya dilarang mendekati sebatang-pohon          ( Syajaratu’l Khuldi ) dan tidak boleh memakan buahnya, tetapi larangan tersebut dilanggar kerena rayuan Iblis. Adam dan Hawa memakan buah khuldi itu maka Tuhan menjadi murka lalu Adam dan Hawa  diusir dari Surga dan dibuang kebumi. Dibumi Adam dan isterinya terpaksa memulai hidup gres dengan susah payah. Adam menempati bumi selama 960  tahun dari masa yang sekian panjang  berkembang biaklah anak cucu Adam yang berasal dari rahim Siti Hawa di bumi. Karena Adam dibuat dari bebagai macam tanah maka anak cucu Adam itu bermacam macam warna kulitnya ada yang hitam, putih, kuning dan coklat .
Sementara para jago Antropologi, Arkeologi dan Biologi mengira insan ini yaitu proses evolusi yang panjang dari jenis Hominid berevolusi kearah perkembangan yang lebih baik hingga kebentuk  Pithec Anthropus terus maju ketingkat Homo lahirlah Homo Habilis, Homo Neandertal dan Homo Erektus. Jenis homo inilah yang menurunkan Homo Sapien dan dari salah seorang Homo Sapien lahirlah seorang anak insan yang berjulukan Adam yang mendapat wahyu untuk menjadi Nabi. Dan  yang lain berpendapat bahwa setelah Homo Erektus rantai evolusi putus maka Adampun turun mengembangkan anak cucunya itulah Homo-Sapien .Dari teori kedua diduga Adam sudah ada semenjak 100.000 tahun yang lalu. Uraian ini sangat logis kerena merupakan gabungan antara Penelitian dan dalil Al-Qur’an, merupakan gabungan ilmu  para Anthropolog dan Arkeolog dengan ilmunya Ulama, akan  tetapi kalau kita resapi secara mendalam akan timbul lagi keraguan . Kalau Homo Sapien seluruhnya yaitu anak cucu Adam yang berasal dari rahim Siti Hawa kenapa bawah umur Adam itu berbelang- belang ? Ada yang berkulit hitam legam rambut keriting dengan bibir tebal lalu pergi meninggalkan  keluarganya ke Afrika padahal waktu itu belum ada tranfortasi. Ada yang berkulit putih,  hidungnya mancung, mereka mengelompok pergi ke Eropa,  ada yang bermata sipit  hidung agak pesek kulit kuning berambut lurus, mereka pergi meninggalkan keluarga jauh merantau  ke Asia, kok mereka yang hitam, yang putih mancung, yang kuning pesek pergi semua tak ada yang tinggal beberapa orang bersama orang tuanya Adam dan Hawa. Apakah kepergian mereka itu kerena diusir ? Suatu teori yang mengganjal dalam pikiran dan tidak logis. Sebenarnya memang Ras-Negroid yang berkulit hitam itu berkembang biak ditempatnya yaitu tanah Afrika dari leluhurnya yang juga di Afrika, Mongolid memang berkembang di Asia dan leluhurnya juga di Asia. Ras Kaukasoid berkembang-biak di Eropa  dan leluhurnya disitu, sementara Australoid terpencil di Australia dan pulau pulau sekitarnya , memang leluhur mereka di Australia dan kepulauan yang disekitarnya bukan orang Asia yang naik rakit menyeberang meninggalkan kampung  halaman mencari makan ke Australia walaupun pada masa itu jarak antara Asia dan Australia agak dekat  tidak mirip sekarang. Untuk mendapatkan tanggapan yang memuaskan, sebagai langkah pertama marilah kita kumpulkan Hadits-hadits dan ayat-ayat Al-Qur’an yang ada kaitannya dengan asal undangan kedatangan insan pertama dibumi Sesudah itu anda merenungi sedalam dalamnya mana diantara faham-faham ini  yang logis, argumentasinya berlandaskan  wahyu dan hadits Nabi dan kajiannya secara ilmiah, jauhkan rasa kebencian pada teori yang tak seirama dengan anda yakini selama ini, karena problem kedatangan Adam dibumi bukan teermasuk rukun Iman sehingga perbedaan bisa membuat orang  menjadi bid’ah, kafir atau murtad.





Misteri Alam dan Manusia (28)

1.      Kejadian Adam Menurut Al-Qur’an dan Hadits
Kejadian Adam ( bapak Homo Sapien ) sebagai insan Insan-Kamil dibumi yang jauh berbeda dari Manusia terdahulu. Perbedaabnya insan Homo-Sapien mempunyai dua tubuh Jasmani dan Rohani sementara Manusia terdahulu yaitu insan hasil proses evolusi terakhir dari makhluk Pithek. Karena Homo Sapien ( insan modern ) memiliki dua tubuh Rohani dan Jasmani maka kita teliti dulu bagaimana kejadiannya insan sebagai makhluk Rohani berdasar fakta Al-Quran atau Hadits
a.. Penjelasan Al-Hadits :
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال ، قال رسول الله صلعم : لما خلق الله ادم مسح ظهره فسقط من ظهره كل نسمة هو خالقها الى يوم القيامة، وجعل بين عينى كل انسان منهم وميضا من نور، ثم عرضهم على ادم فقال : اى رب من هؤلاء؟ قال هؤلاء ذريتك ،فرأى رجلا منهم فاعجبه وبيص ما بين عينيه،فقال اى رب من هذا؟ قال هذا رجل من اخر الامم من ذريتك يقال له داود فقال: رب كم جعلت عموره؟ قال : ستين سنة ، قال اى رب زده من عمرى اربعين سنة . فلما قضى عمر ادم جاءه ملك الموت فقال : اولم يبق من عمرى اربعين سنة ؟ قال اولم تعطها ابنك داود ؟ قال: فجحد ادم فجحدت ذريته ونسى فنسيت ذريته وخطئ ادم فخاطئت ذريته ( اخرجه الترمذى )          
“Dari Abu Hurairah ra berkata:  Rasulullah SAW bersabda:
Ketika Tuhan menciptakan Adam Dia mengusap punggungnya maka jatuhlah setiap jiwa dari punggungnya. Dialah yang menciptakannya hingga hari kiamat. Dia mengakibatkan sinar cahaya diantara  kedua mata setiap manusia. Kemudian Tuhan menampakkan mereka atas Adam. Lalu Adam bertanya: “Wahai Tuhanku, siapakah mereka?” Tuhan berfirman: “Mereka yaitu keturunanmu.” Adam melihat salah seorang diantara mereka yang mana Adam heran terhadap kecemerlangan apa yang diantara kedua matanya.
Ia bertanya:  “Wahai Tuhanku, siapakah ini?” Tuhan berfirman: “Ini seseorang dari umat yang tamat dari keturunanmu, namanya Daud.” Ia berkata: “Berapakah Engkau beri umur?” Tuhan berfirman: “Enam puluh tahun.” Ia berkata: “Wahai Tuhanku, tambahkanlah  40 tahun dari umurku.”
Ketika umur Adam telah habis, datanglah Malakul maut (malaikat pencabut nyawa). Adam berkata: “Bukankah dari umurku masih 40 tahun?”
Malaikat bertanya: “Bukankah kau telah memberikannya kepada anakmu Daud?“
Beliau bersabda: “Lalu Adam menentangnya, maka keturunannya menentang. Adam lupa maka keturunannya jadi pelupa, dan Adam salah maka keturunannyapun salah.”   Ditakhrijkan oleh At Tirmidzi dalam Jami’nya  yang menurutnya Hadits ini Hasan Shohih.
( Lembaga Al-Qur’an dan Hadits, Majlis tinggi Urusan Agama Islam Mesir, alih bahasa  Muhammad Zuhri, Kelengkapan Hadits Qudsi  halaman :167 / 168)
           
“Yahya bin Ja’far bercerita kepada kami, Abdur Razaq bercerita kepada kami dari Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah ra dari Nabi SAW bersabda:

خلق الله ادم على صورته، طوله  ستون ذراعا فلما خلقه قال : اذهب،فسلم على اولئك النفرمن الملائكة جلوس فاستمع ما يحيونك، فانها تحيتك وتحية ذريتك ،فقال ألسلام عليكم  فقالوا السلام عليك ورحمة الله فزادوه ( ورحمة الله ) فكل من يدخل الجنة على صورة ادم . فلم يزل الخلق ينقص حتى الان ( اخرجه البخارى )
Allah menciptakan Adam atas bentuk-Nya tingginya 60 hasta. Ketika telah diciptakan-Nya Tuhan berfirman: “Pergilah, berilah salam atas kelompok Malaikat itu yang sedang duduk, dengarkanlah penghormatan mereka kepadamu, itulah penghormatanmu dan penghormatan keturunanmu.”
Adam berkata: “Assalamu’alaikum ( Semoga kesejahteraan tetap atasmu ).” Mereka menjawab: “Assalamu’alaikum warahmatullah (Semoga kesejahteraan dan rahmat Tuhan tetap atasmu).” Mereka menambah “ Waraohmatu’llah ( dan Rahmat Tuhan ). Setiap orang yang masuk Surga  adalah atas bentuk Adam. Penciptaan itu senentiasa mengurangi        ( diri Adam ) hingga sekarang “ (Hadits ini ditakhrijkan  oleh Al-Bukhari.)
( Lembaga Al-Qur’an dan Hadits, Majlis tinggi Urusan Agama Islam Mesir, alih bahasa  Muhammad Zuhri, Kelengkapan Hadits Qudsi  halaman :159 ).
          Dari dua Hadits yang dikutip diatas kita mendapat penjelasan bahwa Adam mula mula diciptakan di alam Ruh tentu dalam bentuk Makhluk-Ruhani, belum berpisik. Adam melahirkan keturunannya tidak melalui perkawinan ( karena ia makhluk Ruhami ) tapi dengan cara membelah diri ( karena Adam saat itu setara dengan Malaikat) dengan arahan Alah bahwa Tuhan menyapu belakangnya maka Ruh-ruh yang akan menjadi bibit anak-anak Adam (umat manusia) berguguran/berhamburan  dan hidup sebagai makhluk-Ruhani dialam Ruh. Akibat keluarnya Ruh anak cucunya itu Adam yang saat itu tingginya lebih kurang 30 meter, tubuh Ruhaninya itu semakin mengecil hingga kebatas ukuran normal insan sekarang. Sementara Adam-Ruhani masih di-alam-Ruh, Ruh-bibit insan yang dilahirkan Adam di alam Ruh itu sudah lebih dahulu turun kebumi memasuki kandungan ibu-ibu hamil dibumi dari  Homo-Erektus yang otaknya sudah memenuhi syarat. (  1200 - 1300  cc ). Beribu-ribu tahun lamanya Homo Erektus mengembang biakkan keturunannya menjadi  Homo Sapien dimana mana dipermukaan bumi ada di Eropa,  Asia, Afrika. Di Alam Ruhani, ditempat kediaman Adam-Ruhani di alam Ruh gres berlalu beberapa hari saja ( ukuran hari dialam ruh tidak berdasarkan rotasi bumi ), Tuhan mengatakan sehari disana, sama dengan seribu tahun di bumi.  Adam mendapatkan pasangan hidupnya dialam ruhani dari belahan dirinya sendiri mirip Netron membelah menjadi Elekrtron dan Proton, pasangan Adam ini  dikenal dengan nama Hawa, bagaimana caranya Adam/ Hawa hingga dibumi menurut kisah selama ini sungguh sangat misteri dan bertentangan dengan hukum budi insan sekarang akan tetapi dalam buku ini menurut Alquran & Hadits kedatangan Adam di bumi datang dengan hukum budi yang logis karena ia lahir dimasa lampau yang berlaku baginya sunnah/ hukum masa lampau.
............ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلا سُنَّةَ الأوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلا
…….. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kau tidak akan mendapat penggantian bagi sunah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Tuhan itu.( Q.S.Al-Fathir : 43 )
Penulis mengutip ayat duiatas hanya sekedar menunjukkan bahwa ada Sunnatu’l awwalin = sunnah yang berlaku bagi insan terdahulu yang oleh orang masa kini menganggap beda dengan sunnah  manusia sekarang. Betapa tidak, mari kita baca ayat Al-Qur’an yang menjelaskan hal ini.

b.. Penjelasan Al-Qur’an

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

“Dialah Yang menciptakan kau dari NAFS WAHIDAH ( diri yang satu ) dan daripadanya ( diri yang satu itu ) Dia menciptakan pasangannya, biar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu berulang ulang maka mengandunglah dengan kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya kalau Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (Q.S.7/ Al-A’raf :189)
Ayat ini menjelaskan bahwa Manusia berasal dari “Diri yang satu”. Perkatan Diri/ Nafs ( نفس  ) menunjukkan bahwa Nafs-wahidah itu yaitu Tubuh-Ruhani, bukan tubuh pisik. Kalau tubuh Fisik Tuhan mengisyaratkan dalam Alquran dengan kata :Jasad ( QS.21/ Al-Anbiya’ : 8 ), Jisim ( QS. 2/ Al-Baqarah : 247 ). Badan ( QS. 10/ Yunus : 92 ). Siapakah Diri yang satu itu ? Pastilah seorang Homosapien yang bertubuh  Rohani dan Jasmani. Umumnya Ulama berpendapat “diri yang satu” itu yaitu Adam, apakah kata kata dalam ayat itu benar benar menunjukkan diri yang satu yaitu Adam ? Bukankah perkataan زَوْجَهَا bermakna : “suaminya “. Mari kita pisahkan dhomir yang melekat dikata Zaujaha jadi : zaujun = suami. Zaujatun =istri. Kaprikornus kata : وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا = dan ( Dia ) menciptakan dari nya ( diri yang satu ) suaminya, bukankah diri yang satu itu sorang perempuan ?. Terjemahan yang berasal dari Kitab Tafsir yaitu terjemahan Maknawiyah yang terhanyut oleh faham sipenterjemah yang sudah tertanam dijiwanya kisah Adam yang  diwarisi dari penafsir masa lampau. ( Pembahasan lebih mendalam kita lanjutkan nanti difasal berikut )
Berfirman Tuhan :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ>
“Dan  ketika Tuhanmu telah mengambil ( sumpah  ) dari bawah umur Adam (manusia ) dari sulbi  keturunan  mereka dan Tuhan mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami telah bersaksi", biar di hari kiamat kau tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami yaitu orang-orang yang lalai terhadap kejadian ini." ( Q.S. 7/Al-A’raf : 172).

( Catatan : kata Sulbi diayat tersebut maksudnya bukan tulang sulbi tapi kata ganti untuk kata  Zhuhur yang makna harfiahnya : tulang belakang, dari tengkuk hingga ke tulang ekor )

            Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan telah mengambil sumpah semua anak-Adam   ( insan ) yang mereka masih di alam ruh sebelum turun kebumi memasuki ibu-ibu hamil dibumi, disana ( dialam ruh ) mereka telah bersyahadat bersaksi dan mengakui bahwa Tuhan Manusia yaitu Allah. Tapi setelah Ruh-ruh itu menjadi insan berpisik maka lupalah dia bahwa pernah bersumpah didepan Allah.  
Ketika Ruh-bibit-manusia dari anak cucu Adam dilepaskan dari Nafs Adam-ruhani mereka eksklusif turun kebumi dimana ada perbedaan Waktu antara alam Gaib  ( Alam Ruh dan alam Syahadah di Bumi : 1 hari di alam ruh = 1000 tahun dibumi). Dialam Ruh waktu berlalu sehari tapi Ruh-bibit-manusia yang hingga dibumi sudah mengalami ribuan tahun maka sempat anak Cucu Adam berkembang biak di bumi ribuan tahun kerena saat Ruh anak Adam turun kebuni Adam belum lagi diturunkan. Ruh-Bibit insan itu turun diseluruh permukaan bumi di Eropa, Afrika dan Asia dimana saja Homo Erektus ada berkembang biak.        ( Ruh-bibit-manusia yang dialam Ruh itu semua berpasang-pasangan, tapi sepasng bukan berarti dua orang mirip sepasang jari bukan jumlahnya dua tapi lima, jadi Ruh yang berpasangan itu ada yang lebih dari dua karena itulah maka disunnahkan bagi umat Islam berpoligami). Setelah Ruh-bibit Manusia bertebar dialam Ruh dan ada yang sudah turun kebumi maka tinggallah sepasang yaitu Adam dan Hawa) Setelah Ruh-ruh anak Adam itu memasuki kandungan ibu-ibu hamil Homo Erektus maka barulah lahir generasi gres yang disebut Homo Sapien makhluk tepat ( Insan Kamil ) yang memiliki Jasmani dan Rohani. Kerena Homo Sapien lahir diseluruh Benua itulah sebabnya Bani Adam jadi bermacam-macam Ras, dan bermacam bahasa serta bermacam  warna kulit; sebagaimana yang telah difirmankan Tuhan pada ayat 30 Surat Ar-Rum yang telah dikutip diatas :

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Ia telah menciptakan langit dan bumi, bahasa kau yang berbeda-beda dan kulit kau yang beraneka warna. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang berilmu” (Q.S. 30 / Ar-Rum: 22).

Selanjutnya Tuhan berfirman ::

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا>

“Hai sekalian insan bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kau dari diri yang satu  dan dari diri yang satu itu Tuhan menciptakan pasangan hidupnya dan berkembangbiaklah dari keduanya insan banyak, laki-laki dan perempuan. Dan bertaqwalah kau kepada Allah, yang kau saling meminta (saling membutuhkan) dengan (berkah)-Nya dan hidup saling berkasih sayang, sesungguhnya Tuhan yaitu penjaga kamu.” (Q.S. An-Nisa / 4: 1)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa kepada Adam sudah diberikan pasangan hidupnya dari belahan dirinya sendiri, maksudnya setelah Adam mengeluarkan Ruh anak cucunya berupa Ruh-bibit-Manusia yang berada dialam Ruh, yang terakhir mewujud yaitu pasangan untuknya sendiri, calon istrinya yang kita kenal dengan nama Hawa. Bersama Hawa Adam hidup bersenang senang di Alam Ruh atau  Surganya Adam yang oleh suatu kejadian Adam harus turun dari Alam Ruh yang berdimensi tinggi ( Hight Dimensi/ D-h kebumi      ( D-3)

              Selanjutnya Tuhan berfirman :
وَقُلْنَا يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ >فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ، وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُم الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ >قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ>

“Dan Kami katakan ( kepada Adam ): ‘Hai Adam diamilah olehmu dan istrimu  Taman bagus ini (Jannah) dan makanilah buah-buahan dalam Jannah yang amat menyenangkan itu apa saja yang kau sukai dan janganlah kau dekati ini As- Syajarah, nanti kau akan menjadi zalim. Keduanya (Adam dan Hawa) digelincirkan oleh Syaitan dari larangan itu maka keluarlah keduanya dari tempat itu dimana keduanya pernah berada, dan Kami katakan lagi: ‘Turunlah kamu! Sebahagian kau dengan sebahagian lainnya menjadi musuh dan bagi kau di bumi itu tempat menetap hingga pada waktu yang ditentukan. Kami katakan lagi: ‘Turunlah kau dari Jannah semuanya! Maka kalau datang petunjuk-Ku kepadamu yang siapa saja yang mengikut petunjuk-Ku itu maka tidak perlu takut dan tidaklah mereka itu akan bersedih hati.”
(Q.S. Al-Baqarah / 2: 35, 36, 38)

فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى ءَادَمُ رَبَّهُ فَغَوَى . ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى
“Maka keduanya memakan buah Syajarah itu maka terlihatlah oleh keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun yang ada di kebun itu, dan Adam telah melanggar hukum (aturan) Tuhannya maka gagallah ia.” 
”Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia mendapatkan taubatnya dan memberinya petunjuk.” (Q.S.20/ Thaha: 121, 122)

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى

“Berfirman Allah: ‘Turunlah kau berdua dari Jannah ini bersama-sama, ( kelak ) sebagian kau dengan bahagian lainnya akan saling bermusuhan…” (Q. S.20/ Thaha: 123)
Dari ayat ayat diatas dapat kita serap makna yang tersirat :
Adam sebagai makhluk Ruhani yang waktu itu diperintahkan tinggal di Jannah. Jannah makna dasarnya yaitu Taman, kebun, jadi Adam saat itu bukan tinggal di Surga-Abadi-Akhirat, kerena Surga alam abadi adanya setelah kiamat dan tidak mungkin Syetan/Iblis berada dalam Surga menarik hati Adam..
Di Jannah ( Alam Ruh ) Adam dan Hawa bersenang senang boleh memakan apa saja yang ada di Jannah hanya  ada satu larangan  “jangan mendekati Syajarotu’ khuldi”, namun Adam dan Hawa terlanjur melanggar pantangan itu maka Adam dan Hawa dan Sang-Iblis penggoda diusir dari Jannah itu.  Iblis menempati alam  D-4 ( alam Jin ) dan Adam menempati Bumi ( D-3 ).  Adam yang tadinya berada di Jannah, semua serba kecukupan apa yang terpikir terus mewujud maka nanti dibumi, segala apa yang diinginkan harus dicari dengan kerja keras  itulah ciri kehidupan dunia tapi orang sangat mencintainya. (QS.20/ Thaha : 121 ). Karena kesalahan yang lebih fatal yaitu pada diriperibadi Hawa maka Hawa yang duluan turun kebumi memasuki Rahim ibu hamil dibumi dan lahirlah sebagai seorang putri yang tercantik dibumi, bagaimana pertemuan Adam dan Hawa di bumi ? Baca lanjutan di :Misteri Manusia XXIX




MIsteri Alm dan Manusi (29)

3. Siti Hawa turun ke bumi
Karena bunda Siti Hawa masih bentuk Makhluk Ruhani dia harus punya fisik dan sebagaimana logisnya Sunnatu’llah Ruh Siti Hawa harus memasuki Ibu hamil di bumi dari salah seorang perempuan evolusi terakhir. Bunda Siti Hawa Lahir dibumi sebagai anak perempuan yang keadaannya sama dengan Maryam yaitu perempuan Parthenogenesis        ( Pembuahan sepihak )
Karena itulah Tuhan mengatakan perihal Kejadian kelahiran Isa sama mirip Adam  karena sama-sama mengandung Misteri.
انَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ>

“Sesungguhnya misal ‘Isa itu disisi Tuhan yaitu mirip Adam. Tuhan telah menjadikannya dari Turab (Zat yang sangat halus bagai debu) kemudian berfirman Tuhan kepadanya: “Jadilah !”, Maka menjadilah Ia” (Q. S. 3. Ali Imran: 59).

Bagaimanakah cara kejadiannya ?

          Cikal-Bakal-Manusia Nafs-Wahidah  melahirkan pasangan hidupnya :
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

Terjemah Harfiah
هُوَ الَّذِي              = Dia-lah Tuhan yang
خَلَقَكُمْ                = telah mengakibatkan kamu
مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ       = ( berasal ) dari NAFS-WAHIDAH
وَجَعَلَ مِنْهَا            = dan telah mengakibatkan dari-nya ( Nafs Wahidah ) itu,
زَوْجَهَا              = pasangan-nya  ( apakah suami atau istri ?)  . Kalau  dalam Bahasa Arab kata Zaujun(  زوج ) artinya suami dan zaujatun   ( زوجة ) artinya istri, tapi itu setelah bahasa Arab dikembangkan, pada dasarnya arti Zaujun itu “pasangan” bisa laki laki bisa juga perempaun. Kata zauja-ha pada ayat diatas bermakna suaminya karena kata HA dari kalimat zauja- HA, dhomir Ha itu kepada kata yang muannast yakni Nafs wahidah. Kalau pasangan yang dimaksud Adam dan Hawa berarti Nafs Wahidah itu yaitu Siti Hawa.
لِيَسْكُنَ                =  supaya ia ( si- Zaujun / suami ) merasa senang ( kata
                           kata يَسْكُنَ  juga menunjukkan jenis muzakkar ( laki laki)
إِلَيْهَا                   =  kepada-nya ( Nafs Wahidah )
فَلَمَّا                   =  maka tatkala
تَغَشَّاهَا                =  dicampuri-nya dia ( istrinya ) = Nafs wahidah…
                          ( Perkataan (  تَغَشَّى  )= taghosy-sya-ya = fi’il madhi mazid yang mendapat imbuhan “ TA”  (ت) setimbang dengan : (  تفعل  ) yang mengandung makna :(  للتعدى  ) = dilakukan berulang-ulang dan didalam kata itu ada tersimpan dhomir هو  ( Huwa ) = dia laki-laki.
Jadi terjemahannya :  setelah dia (si Zaujun/suami ) mencampuri istrinya ( Nafs Wahidah ) berulang ulang maka….hamillah . Yang hamil yaitu Nafs Wahidah ). Jadi siapa Nafs- Wahidah itu ? Dia “Seorang Pererempuan” berarti dia yaitu Bunda “Siti-Hawa”. Siti Hawa yang memperanakkan Adam dan jadi suaminya sendiri. وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا = mengakibatkan daripadanya suaminya. Kalau pada ayat ini:
يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
arti zaujun = istri, tapi pada ayat diatas tadi arti zaujun = suami karena yang mencampuri Naf Wahidah yaitu laki laki


Terjemahan Maknawiyah
“Dialah Yang menciptakan kau dari NAFS-WAHIDAH ( diri yang satu ) dan daripada-nya( Nafs-Wahidah )itu Dia menciptakan ZAUJA-HA ( pasangannya ), biar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah berulang ulang  dicampurinya, ( Si Nafs-Wahidah) lalu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan. Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya kalau Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (Q.S.7/ Al-A’raf :189).
            Menurut Teks ayat diatas bahwa Nafs-Wahidah itu yaitu seorang Perempuan yang ia telah melahirkan Pasangannya ( Zauja-ha / suaminya ) yaitu ADAM. Itu artinya bahwa Nafs Wahidah itu yaitu BUNDA SITI HAWA, Cikal bakal Manusia Sempurna yang telah melahirkan SEORANG MANUSIA SUPER yang bergelar “ADAM”. Memang begitulah Sunnatu’llah bahwa Perempuanlah yang  mampu melahirkan walaupun perempuan tak punya suami namun bisa melahirkan anak      ( pembuahan sepihak ) laki-laki tak pernah dijadikan mirip itu ( Tuhan tidak membuat Hukum bahwa laki-laki bisa melahirkan anak. Dalam penelitian dan pengkajian Biologi menemukan fakta bahwa kasus perempuan bisa melahirkan tanpa dibuahi oleh sperma laki-laki yaitu suatu hal yang normal, logis terjadi; sehingga jago Medis menerbitkan buku :
Anomalies and Curiocities of Medicine ( Berbagai Penyimpangan dan Keajaiban Tentang Ilmu Kedokteran, yang sengaja memuat judul :VIRGIN BIRTH”, DIMANA BAYI BISA LAHIR DARI SEORANG PERAWAN TANPA PERSENGGAMAAN TANPA DIBUAHI DENGAN SPERMA JANTAN, Peristiwa itu dikenal dalam Biologi dengan istilah Parthenogenesis   ( Pembuahan sepihak )
Karena itulah Tuhan mengatakan perihal Kejadian kelahiran Isa sama mirip Adam  sebagaimana suara ayat yang telah dikutip diatas
انَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ>

“Sesungguhnya misal ‘Isa itu disisi Tuhan yaitu mirip Adam. Tuhan telah menjadikannya dari Turab (Zat yang sangat halus bagai debu) kemudian berfirman Tuhan kepadanya: “Jadilah !”, Maka menjadilah Ia” (Q. S. 3. Ali Imran: 59)
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan kedalam rahimnya Ruh-Kami, dan kami jadikan dia dan anaknya itu sebagai ayat (Tanda kebesaran Allah) untuk seluruh Alam.” (Q. S. 21 Al-Anbiyaa’: 91)

            Begitulah keadaannya Siti Hawa, Tuhan meniupkan Ruh Adam kedalam kendungannya dan lahirlah pasangan Siti Hawa dari dirinya sendiri yaitu: Adam , yang sewaktu dialam Ruh, Adam yaitu suami/pasangan Siti Hawa, dibumi Adam merupakan putra Siti Hawa. Ketika Bunda Siti Hawa mengandung berat ia meninggalkan keluarga dan kampungnya karena malu mengandung sementara ia belum bersuami mengembara menyelusuri hutan dan gurun hingga hingga dilembah Mesopotamia, untuk kelak ia melahirkan generasi insan sebagai rumpun Ras gres yaitu Ras Babil yang mendiami kawasan Timur-Tengah yang dari Gen putranya/suaminya akan melahirkan Nabi nabi dibelakang hari ( karena itulah maka Nabi tak pernah ada dilahirkan dari kalangan Ras Kaukasoid, Negroid dan Mongolid semua Nabi dari Ras Babil  penghuni kawasan Timur Tengah. Begitu pula keadaan Maryam mirip nasibnya Bunda Siti Hawa mengandung tanpa ada suami dan ia mengasingkan diri mirip yang dijelaskan ayat berikut ini:

“Dan ingatlah bahwa didalam kitab ada kisah Maryam, saat ia menjauhkan diri dari keluarganya kesuatu tempat disebelah Timur, maka ia mengadakan dinding (Menutup diri) dari orang ramai. Lalu kami mengutus Ruh-Kami kepadanya, maka ia berkembang menjadi dihadapannya dalam bentuk insan benar-benar (bukan makhluk lain yang menyerupai).
Maryam berkata: Sesungguhnya saya berlindung kepada Tuhan yang Maha Pengasih dari godaanmu, kalau engkau yaitu orang suci. Ia (Makhluk Ruhani) berkata: Sesungguhnya saya hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyediakanmu (li-ahaba) seorang anak laki-laki yang suci. Maryam berkata: Bagaimana mungkin saya memiliki seorang anak laki-laki, padahal saya tidak pernah disentuh laki-laki, dan saya bukan orang nakal. (Makhluk Ruhani) berkata: Demikianlah Tuhanmu telah berfirman “Hal itu yaitu mudah bagi-Ku dan Kami menjadikannya sebagai ayat kepada insan dan Rahmat dari Kami, dan yaitu itu perkara yang sudah diputuskan. Maka Maryam pun menghamilkannya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ketempat yang jauh.” (Q. S. 19. Maryam: 16-22)

                        Penampakan pria tampan didepan  Maryam merupakan karena terjadinya peristiwa Parthenogenesis sehingga terjadi  pembuahan sepihak, begitu pula yang terjadi pada diri     “ BUNDA SITI HAWA”, penampakan Diri-Adam mengakibatkan peristiwa Pembuahan sepihak ( Parthenogenesisi ) pada diri BUNDA SITI HAWA dan memang Adam merupakan pasangan Siti Hawa saat di alam Ruh. Memang janggal saat dialam Ruh Adam yaitu suami Siti Hawa dibumi Adam merupakan anak Siti  Hawa. Kejanggalan ini hanya karena kita menggunakan hukum Sunnatu’llah dizaman kita, kita tidak menghiraukan Sunnatu’l awalin, dimana insan gres saja keluar dari hukum sunnah Hewan yang masih berlaku korelasi sex yang belum ada batasannya. Dimasa kita sekarang haram hukumnya mengawini dua bersaudara adik/kakak tapi dimasa Israil    (Nabi Ya’kub ) ia mengawini Eliya (Leiya ) dan Ruhila ( Rachel ) adik beradik putri Laban, ya dimasa Ya’kub mengawini sekaligus dua bersaudara belum diharamkan, malah dizaman anak anak Adam kawin dengan saudara kandung belum diharamkan.

“Ingatlah saat berkata Malaikat kepada Maryam: Hai Maryam, sesungguhnya Tuhan menggembirakanmu dengan ‘Kalimat dari-Nya’ (Suatu Mukjizat dapat melahirkan tanpa ada perkawinan), namanya: “Al-Masih ‘Isa ibnu Maryam” seorang yang terkemuka di dunia dan akhirat, dan salah seorang yang termasuk muqarrabin (yang erat dengan Allah).” (Q. S. 3. Ali-Imran: 45)

Demikian yang diberitakan Tuhan perihal kejadian ‘Isa menurut Al-Qur’an, yang dijadikan perbandingan kelahiran Adam sebagai Bapak Manusia modern.

Kalau begitu apa artinya Adam dicipta dari  bermacam jenis tanah  ( Hamaa’, Turab, Thin, Shalshal ?)
Kalau Adam  dikatakan dicipta dari Al-Hamaa’  ( lumpur-hitam ), bukankah insan anak cucu Adam juga dikatakan dari Al-Hamaa’ .

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ.
“Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan insan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” ( QS.15/Al-Hijir : 26 ).

Kalau Adam dikatakan dijadikan dari Turab, bukankah kita anak cucu Adam juga dikatakan berasal dari Turab ?. ( perhatikan Data: 22: 5; 30: 20; 35: 11; 40: 67)

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ........................
“Hai manusia, kalau kau dalam keraguan perihal kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah mengakibatkan kau dari debu-tanah ( turob ) kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang tepat kejadiannya dan yang tidak sempurna, biar Kami jelaskan kepada kau dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki hingga waktu yang sudah ditentukan………………………” ( QS.22/Al-Haj: 5 )

Allah menciptakan Adam dari Thin, bukankah kita umat insan keturunan Adam juga dari Thin? ( lihatlah Data 6: 2 ; 38: 71; 37: 11)

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلًا وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ>

“Dialah Yang menciptakan kau dari tanah thin ( Tanah liat yang lengket ), sesudah itu ditentukannya ajal, dan ada lagi suatu maut yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya, kemudian kau masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu)”     ( QS.6/ Al-An’am : 2 ).
            Ternyata kita tidak terbuat dari lumpur hitam, tidak berasal dari debu tanah, tidak juga dari  tanah liat dan tembikar, kalau begitu ada makna lain dari kata Hama’, turab, thin dan shalshal itu. Kaprikornus apa makna tersirat “manusia dijadikan dari Hamaa’,Turab, Thin, dan Shal-shal” ?
Ada lagi pernyataan Al-Qur’an yang mengatakan bahwa Manusia berasal dari Air. (QS.: 86: 5 , 6)
Apakah tidak mungkin bahwa macam-macam kejadian ini hanyalah berupa proses  “Kimia-kehidupan” ?
Marilah kita menggunakan  disiplin ilmu lain misalnya Biologi, yang bisa kita jadikan alat pembuka tabir kemusykilan ini, apa hasil yang kita temukan?
            Manusia dikatakan dijadikan dari  Al-Hama’u ( lumpur hitam), itu hanyalah  kata simplifikasi untuk menyatakan bahwa Al-Hamaa’ itu  berupa Protein yaitu paduan zat-zat yaitu Zat-Arang (Carbon), Zat Lemas (Nitrogen), Zat Pembakar (Oksigen), Zat-Air (Hidrogen), Zat Belerang (Sulphur), Phosfor. ( Q. S. 15.  Al-Hijr: 28)
            Allah mengatakan insan itu berasal dari Turab yang artinya Zat-halus mirip debu, yang umumnya diartikan orang Tanah-debu. Zat halus mirip debu itu tidak lain yaitu episode yang sangat halus dari tubuh insan yaitu SEL. Semua makhluk hidup bermula dari sel baik tumbuh tumbuhan ataupun Hewan hewan dan gen-lah yang menentukan fungsi dari sel, maka sel ranbut tak mungkin berubah fungsinya menjadi sel jantung. Kita sekarang sudah mengenal sel itu berkat kecerdasan insan yang sudah mengadakan penelitian sehingga para ilmuan dapat menyingkap banyak sekali misteri kehidupan. Di Zaman Nabi Muhammad belum ada sebuah kata untuk menyatakan zat yang halus yang bersifat materi, mirip yang penulis telah katakan pada kata pengantar bahwa Tuhan memilihkan kata dalam bentuk simplifikasi untuk memudahkan pengertian dengan kata-kata Al-Hamaa’, Turob, Thin, Shal-shal .

Thin yaitu tanah liat yang mengandung daya rekat mirip semen, hakikatnya yaitu yang merekat mirip semen itu dalam Biologi dikenal dengan nama Khromosom yang berisi plasma pembawa sifat. Setiap terjadi pembelahan sel, maka kromosom didalam sel inilah yang lebih dahulu membelah diri. Setiap sel didalam tubuh mempunyai Empat puluh enam Kromosom yang diatur menjadi Dua puluh tiga pasang. Dengan demikian setiap sel dalam tubuh mengandung Dua puluh tiga Kromosom meneruskan keturunan dari pihak bapak dan Dua puluh tiga Kromosom untuk meneruskan keturunan dari pihak ibu. Kromosom-kromosom itu berpasangan mirip ada perekatnya yang Al-Qur’an menyebutnya dengan kata: Thin.
            Kemudian  Al-Qur’an menyatakan bahwa insan berasal dari Shal-shal (Tanah liat yang dijadikan materi untuk membuat kendi). Shal-shal ka’l fakh-khar .
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ()

Dia menciptakan insan dari tanah kering( tanah liat ) mirip tembikar,( QS.55 /Ar-Rahman: 14)

            Perkataan tanah liat yang mirip materi untuk membuat gerabah, kendi tempat air hanyalah suatu kiasan untuk mengambarkan bahwa Shal-shal yaitu zat yang berfungsi sebagai alat penyimpan. Itulah yang dimaksud dengan Gen yang berisi Deozyribonuclei-acid (DNA) materi gizi yang asing yang mengatur fungsi sel dan jaringan organ tertentu biar diubahsuaikan dengan sifat keturunannya.
            Tentang adanya sifat keturunan dalam Kromosom ( Thin ) ini dijelaskan secara  gamblang dalam Surat Al- Mukminun ayat 12 dan 13 :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ>ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ>

“Sesungguhnya Kami telah mengakibatkan insan itu dari sulalati’m-min thin. Kemudian Kami jadikan ia menjadi air mani yang tersimpan pada tempat yang kuat. “ ( QS. 23/ Al- Mukmin: 12,13 )

            Perkataan Sulalah (   سُلَالَةٍ    ) bermakna  keturunan (  اصل النصب   ), Qamus Al-Munawwir halaman : 699. Kaprikornus asal undangan insan itu dari zat DNA yang mengandung sifat keturunn yang ada dalam Thin ( kromosom ) lalu menjadi air mani yang tersimpan pada tempat yng kokoh. Kerena pengetahuan perihal Gen dan DNA belum hingga saat Al-Quran ditafsirkan maka didalam Tafsir kata kata : Sulalati’m min thin diartikan dengan Sari-pati tanah
            Kode genetik insan yang tersusun lebih dari tiga miliard karakter huruf kimia tersimpan dalam Gen berupa untaian untaian yang berukuran mikroskopik yang beratnya hanya “satu per dua ratus miliar gram” yang lebarnya “ satu per limaratus ribu millimeter”.
            Jadi perkataan Al-Hamaa’ yang diartikan Lumpur, Turab yang biasa diartikan Tanah-debu, Thin diartikan dengan Tanah-lengket seperti semen, Shal-shal yang diartikan dengan Tanah-liat bahan untuk membuat  kendi yaitu kata-kata simplifikasi yaitu kata kata yang disimpelkan, dimudahkan untuk memperkenalkan sesuatu yang belum pernah dikenal., dibutuhkan waktu panjang untuk memahaminya sampai  disuatu saat insan mendapatkan ilmu pengetahuan dari hasil penelitiannya.
            Sekarang  jelaslah  kepada kita bahwa  Zat-Tanah dengan Zat-Air telah bertemu untuk membentuk Zat-DNA. Lalu zat ini berkembang biak secara otomotis menciptakan duplikat dirinya Lalu partikel zat ini bertemu sesamanya untuk membentuk Protein yang dikiaskan dengan Al-Hama’ ( Lumpur hitam ) yaitu kata yang dipilihkan untuk menggambarkan adanya protein itu berupa larutan yang dapat dilihat dibawah mikroskop. Lalu Al-Hama’ itu diberi bentuk (QS 15: 28) berupa pasangan-pasangan Khromosom yang dikiaskan dengan perkataan Thin (Tanah yang mengandung perekat / semen). Maka terwujudlah suatu bentuk halus hanya mirip partikel debu (Turab), tapi bukan debu tanah yang tak berarti, tetapi adalah  Sel-Hidup” yang sangat halus. Yang kedua, dalam Al-Qur’an yang ayatnya sudah dikutip diatas dijelaskan bahwa Adam dengan isterinya telah melahirkan anak anaknya melalui kandungan isterinya   ( Bunda Siti Hawa ) sehingga melahirkan insan yang banyak merupakan Ras gres penghuni kawasan Timur Tengah.



Misteri Alam dan Manusia (30)

         Kesimpulan :
   Ada dua pengertian Bani Adam ; pertama anak Adam ( bani Adam ) yang berupa Ruh  ( belahan Ruh Adam sendiri ) yang merupakan  “ bibit”  yang akan mengisi janin  seluruh Makhluk Homo Sapien maka semua Homo Sapien  di bumi adalah bawah umur Adam ( Bani Adam ) walau mereka dari Ras Negroid, Kaukasoid, Mongolid atau Australoid karena bibit ( Roh ) yang mengisi tubuh mereka yaitu belahan diri Adam yang dialam Ruhani. Perkataan anak Adam bukan mesti anak itu lahir dari kandungan Siti Hawa, kerena Adam memang mengembangkan anak-anaknya berupa Makhluk-Ruhani di Alam Ruh.
Kedua anak Adam yang lahir dari kandungan Bunda Siti Hawa yang mengembang biakkan anak cucunya menjadi Ras Baru yang menempati Daerah Timur Tengah yang melahirkan para Nabi-nabi. Bukanlah kita terasa hina kalau ternyata kita tidak berasal dari leluhur yang merupakan buah kandungan bunda Siti Hawa namun siapa saja insan yang termasuk  Homo Sapien, Ruh yang menumbuhkan dirinya yaitu berasal dari Adam Ruhani maka ia berhak mendapat sebutan: ”Bani-Adam” ( anak Adam ) walau ia lahir dari keturunan suku Bushman di pedalaman Afrika.

       Jadi  Adam memiliki dua  keperibadian :

Pertama : yaitu Adam-Ruhani yang melahirkan anak anaknya dengan membelah dari dirinya dan telah melahirkan Ruh-bibit manusia hingga agenda insan dihari qiamat. Adam ini berada di Jannah di  Alam Ruh , bukan dalam Surga yang dijanjikan bagi kaum Mukminin, Jannah yang kita kenal dengan makna Surga itu adanya setelah alam ini hancur dan kalau insan sudah berada di akhirat.
Kedua :  Adam yang lahir dari Nafs-Wahidah menjadi Adam berfisik, punya istri berjulukan Hawa yang mengandungkan dirinya sendiri dibumi, dan membiak melalui proses perkawinan sebagaimana layaknya insan berketurunan, firman Allah:
    فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا
( “Setelah dicampurinya maka isterinya mengandung dengan kandungan yang ringan” QS.7: 189 ).

Setelah ditempatkan dibumi Adam dan isterinya jadi manusia berfisik dan berlaku kepadanya hukum alam fisik, maka untuk berketurunan harus melalui proses perkawinan, berkembang biaklah Adam dan Hawa dibumi yang diperkirakan disekitar kawasan subur lembah Mesopotamia- Timur Tengah.
Sementara Ruh-ruh-bibit-Manusia yang keluar dari Adam Ruhani dialam Ruh saat ia menempati Dimensi tinggi ( jannah ) sudah banyak yang lebih dahulu memasuki rahim jenis Homo-Erektus dibumi dalam banyak sekali Ras dan bumi sudah berpenghuni yang mereka masih gemar berperang antara satu suku dengan suku lain sebagaimana telah disampaikan Malaikat kepada Tuhan dulu saat di Jannah bersama Adam sebelum turun ke bumi. Malaikat mengetahui kejadian ini kerena mereka sudah melihat keadaan insan sebelum Adam-fisik ada dibumi. .

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ>
“Ingatlah saat Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak mengakibatkan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak mengakibatkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui". ( QS. 2/ Al- Baqarah : 30 )

Firman Tuhan yang di Surat 20/ Thoha : 123 berbunyi :
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ....................."
“ Berfirman Tuhan : Pergilah kau berdua dari Jannah semuanya yang( kelak ) sebagian kau dengan sebagian yang lain akan bermusuhan !”
Mari kita perhatikan benar benar suara ayat diatas. Yang diusir hanya dua orang (اهْبِطَا Adam dan Hawa ) tapi selanjutnya dikatakan : “sebagian kau dengan sebagian lain akan bermusuhan”, padahal Adam dan Hawa saat itu hanya berdua saja yang diusir  Ini menunjukkan bahwa saat Adam hingga ke Bumi, di Bumi orang orang sudah banyak yaitu anak cucu Adam kerena Ruh-ruh-bibit-manusia yang dari sulbi Adam sudah banyak yang lahir dibumi melalui ibu ibu hamil Homo Erektus-bumi, menjadi penghuni bumi sebelum Adam turun kebumi. Malah sesudah Adam wafat yang sudah berlalu puluhan ribu tahun Roh-roh-bibit-manusia itu tetap turun menghinggapi ibu-ibu hamil Homo-Sapien hingga ke generasi kita termasuk ibu-hamil bunda kita. Itulah sebabnya walaupun kita bukan Ras Babil hanya Ras Australoid namun kita tetap Bani Adam. Waktu Adam mengeluarkan anak anak ruhaninya di Alam Ruhani saat itu berlaku hukum alam Ruhani dimana para ruh dengan mudah melayang turun kebumi. Kalau ada Ulama yang mengira Adam dan Hawa sudah manusia-berpisik turun kebumi jatuh dari langit !?, mateor saja watu yang keras saat jatuh melewati luar angkasa hancur menjadi debu. Adam-ruhani hidup di jannah itu gres beberapa hari saja tapi dibumi sudah berlalu ribuan  tahun dimana anak cucu Adam sudah berkembang biak demikian banyak dan mengembangkan peradabannya..

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ>
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) yaitu seribu tahun menurut perhitunganmu” ( QS.32/ AS Sajadah : 5 ).
                        .
Kalau keadaan ini merupakan hari kehidupan Adam seolah olah ia hanya berada dua bulan saja di Jannah-nya, saat Roh-bibit-manusia turun kebumi itu artinya dibumi Ruh-bibit-manusia sudah berkembang selama 60.000 ribu tahun sebelum Adam diturunkan. Adam menjadi Khalifah dibumi mengemban amanah Tuhan ( QS.2/ Al-Baqarah : 30 ) dan  Adam  dibekali Tuhan dengan ilmu yang banyak ( QS.2/ Al-Baqarah :31 ) kerena itu Adam dapat membangun peradaban dibumi dan dari keturunannya banyak lahir para nabi yang mengemban peran mambangun mental dan  spiritual manusia.
lainnya 5089469551460014442

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts