Loading...

085749607473 Jual Peci Kopiah Songkok SEJARAH DAN ASAL USUL PECI HITAM



 
Sebagai seorang muslim Indonesia pastinya sangat tidak absurd lagi dengan benda yang sering digunakan oleh kaum laki-laki ketika sedang ibadah sholat ataupun untuk acara-acara tertentu yang masih berbau religi. Ya, itu yaitu peci hitam yang umumnya dari materi beludru. Peci, sejarahnya sangat kental dengan pergerakan nasional bangsa Indonesia. Dalam hal ini, Bung Karno memang pelopor.

Dalam buku otobiografinya yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno bercerita bagaimana ia bertekad mengenakan peci sebagai lambang pergerakan. Di masa itu kaum cendekiawan pro-pergerakan nasional enggan memakai blangkon, misalnya, tutup kepala tradisi Jawa. Jika kita lihat gambar Wahidin dan Cipto memakai blangkon, itu sebelum 1920-an.

Ada sejarah politik dalam tutup kepala ini. Di sekolah “dokter pribumi”, STOVIA, pemerintah kolonial punya aturan: siswa “inlander” (pribumi) tak boleh memakai baju eropa. Maka para siswa memakai blangkon dan sarung batik bila dari ”Jawa”. Bagi yg datang dari Maluku atau Menado, misalnya, lain. Bagi siswa asal Manado atau Maluku, yang biasanya beragama Kristen, boleh memakai pakaian eropa: pantalon, jas, dasi, mungkin topi.
Dari sejarah ini, tampak usaha pemerintah kolonial untuk membagi-bagi penduduk dari segi asal-usul “etnis”dan “agama”. Maka banyak penggerak pergerakan nasional menolak memakai blangkon. Apalagi mereka umumnya bersemangat “kemajuan”, modernisasi. Kaprikornus penolakan terhadap kostum tradisi mengandung penolakan terhadap politik kolonial “divide et impera” dan penolakan terhadap sopan santun lama. Lalu apa gantinya?

Untuk pakai topi ibarat belanda-belanda itu akan terasa menjauhkan diri dari rakyat. Juni 1921, Bung Karno menemukan solusi. Ia memilih pakai peci. Waktu itu ada pertemuan Jong Java di Surabaya. Bung Karno datang,dan ia memakai peci. Tapi ia sebetulnya takut diketawakan. Tapi ia berkata pada dirinya sendiri, kalau mau jadi pemimpin, bukan pengikut, harus berani memulai sesuatu yang baru. Waktu itu, menjelang rapat mulai, hari sudah agak gelap. Bung Karno berhenti sebentar. Ia bersembunyi di balik tukang sate. Setelah ragu sebentar, ia berkata kepada diri sendiri: “Ayo maju. Pakailah pecimu. Tarik nafas yang dalam! Dan masuk SEKARANG!!!” Lalu ia masuk ke ruang rapat. “Setiap orang memandang heran padaku tanpa katakata”, kata Bung Karno mengenangkan ketika itu. Untuk mengatasi kekikukan, Bung Karno bicara. “Kita memerlukan suatu lambang daripada kepribadian Indonesia”. Peci, kata Bung Karno pula, “dipakai oleh pekerja-pekerja dari bangsa Melayu”. Dan itu “asli kepunyaan rakyat kita. Menurut Bung Karno, kata “peci” berasal dari kata “pet” (topi) dan “je”, kata Belanda untuk mengesankan sifat kecil. Baik dari sejarah pemakaian dan penyebutan namanya,peci mencerminkan Indonesia: satu bangunan “inter-kultur”.

Maka tak mengherankan bila dari mana pun asalnya, agama apapun yang dianutnya, kaum pergerakan memakai peci. Kesimpulan bawah sesungguhnya peci itu bukanlah sebuah simbol agama, tapi merupakan simbol budaya dari bangsa Indonesia khususnya dan bangsa Melayu pada umumnya. Dalam hal ibadah mengapa kebanyakan orang Islam mengenakan peci (yang laki-laki), itu dimaksudkan untuk menutup kepala dari tertutupnya rambut disaat sujud ketika sholat. Dan dibeberapa Negara memiliki penutup kepala sendiri yang dikenakan dalam sholat, ibarat kain sorban oleh orang Arab, peci panjang orang Turki, bahkan di Indiapun juga berbeda. (Ed. Alfin El-Mlipaki).

Sejarah Songkok/Peci

Menurut Rozan Yunos dalam "The Origin of the Songkok or Kopiah" dalam The Brunei Times, 23 September 2007, songkok diperkenalkan para pedagang Arab, yang juga mengembangkan agama Islam. Pada ketika yang sama, dikenal pula serban atau turban. Namun, serban dipakai oleh para cendekiawan Islam atau ulama, bukan orang biasa.

"Menurut para ahli, songkok menjadi pemandangan umum di Kepulauan Malaya sekitar kurun ke-13, ketika Islam mulai mengakar," tulis Rozan.

Lucunya, orang-orang arab yang dipandang sebagai penyebar peci atau songkok di tanah melayu malah meninggalkan tradisi itu. Sehingga pengamat sejarah berspekulasi soal eksistensi peci Indonesia.

Di beberapa negara Islam, sesuatu yang ibarat songkok tetap populer. Di Turki, ada fez dan di Mesir disebut tarboosh. Fez berasal dari Yunani Kuno dan diadopsi oleh Turki Ottoman. Di Istanbul sendiri, topi fez ini juga dikenal dengan nama fezzi. Paling mendekati yaitu fezzi, yang pelafalannya "pechi" ibarat dengan peci di Indonesia.
Di Asia Selatan (India, Pakistan, dan Bangladesh) fez dikenal sebagai Roman Cap (Topi Romawi) atau Rumi Cap (Topi Rumi). Ini menjadi simbol identitas Islam dan menawarkan perlindungan Muslim India atas kekhalifahan yang dipimpin Kekaisaran Ottoman.

Namun bentuk peci agak berbeda. Pada bab atas peci memilik lipatan jahitan lebih kaku dibanding penutup kepala dari negara-negara arab. Karenanya, ada yang menyebut bahwa peci hasil modifikasi blangkon Jawa dengan surban Arab.

Sunan Kalijaga
Konon, peci merupakan rintisan dari Sunan Kalijaga. Pada mulanya ia membuat mahkota khusus untuk Sultan Fatah yang diberi nama kuluk yang memiliki bantuk lebih sederhana daripada mahkota ayahnya, Raja terakhir Majapahit Brawijaya V.

Kuluk ini ibarat kopiah, hanya ukurannya lebih besar. Hal itu supaya sesuai fatwa Islam yang egaliter. Raja dan rakyat sama kedudukannya di hadapan Tuhan SWT. Hanya ketakwaan yang membedakan.

Sempilan: Ada pula yang berpendapat Laksmana Ceng Ho yang membawa peci ke Indonesia. PECI berasal dari kata PE (artinya delapan) dan CHI (artinya energi), sehingga arti peci itu sendiri merupakan alat untuk penutup bab badan yang mampu memancarkan energinya ke delapan penjuru angin.

Lalu SONGKOK yang berarti KOSONG DARI MANGKOK. Artinya, hidup ini ibarat mangkok yang kosong. Harus diisi dengan ILMU dan BERKAH. Sementara kata KOPIAH berasal dari KOSONG KARENA DI PYAH. Maknanya: kosong alasannya dibuang (di pyah). Apa yang dibuang? Kebodohan dan rasa iri hati serta dengki yang merupakan penyakit bawaan syaitan.

Keabsahan kisah di atas masih perlu dipertanyakan tentunya. Yang jelas, peci merupakan pemandangan umum di tanah melayu semenjak kurun 13. Saat Raja Ternate Zainal Abidin (1486-1500) mencar ilmu agama Islam di madrasah Giri, ia membawa buah tangan peci ketika pulang ke kampung halaman.

Jean Gelman Taylor, yang meneliti interaksi antara kostum Jawa dan kostum Belanda periode 1800-1940, menemukan bahwa semenjak pertengahan kurun ke-19, pengaruh itu tercermin dalam pengadopsian bagian-bagian tertentu pakaian Barat. Pria-pria Jawa yang erat dengan orang Belanda mulai memakai pakaian gaya Barat. Menariknya, blangkon atau peci tak pernah lepas dari kepala mereka.

Ikon Nasional
Peci memang khas umat Islam, tapi patut diingat peci juga ikon nasional. Siapa pun berhak memakai peci sebagai lambang identitas Indonesia. Inilah yang digagas oleh Soekarno, sang Founding Father negeri ini.

Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, sang penulis Cindy Adams menuturkan kisahnya begini...
Pemuda itu masih berusia 20 tahun. Dia tegang. Perutnya mulas. Di belakang tukang sate, dia mengamati kawan-kawannya, yang menurutnya banyak lagak, tak mau pakai tutup kepala alasannya ingin ibarat orang Barat.
Dia harus menampakkan diri dalam rapat Jong Java itu, di Surabaya, Juni 1921. Tapi dia masih ragu. Dia berdebat dengan dirinya sendiri. "Apakah engkau seorang pengekor atau pemimpin?" "Aku seorang pemimpin." "Kalau begitu, buktikanlah," batinnya lagi. "Majulah. Pakai pecimu. Tarik nafas yang dalam! Dan masuklah ke ruang rapat… Sekarang!"
Setiap orang ternganga melihatnya tanpa bicara. Mereka, kaum intelegensia, membenci pemakaian blangkon, sarung, dan peci alasannya dianggap cara berpakaian kaum lebih rendah.
Dia pun memecah kesunyian dengan berbicara: "…Kita memerlukan sebuah simbol dari kepribadian Indonesia. Peci yang memiliki sifat khas ini, ibarat yang dipakai oleh para buruh bangsa Melayu, yaitu asli milik rakyat kita. Menurutku, marilah kita tegakkan kepala kita dengan memakai peci ini sebagai lambang Indonesia Merdeka."
Itulah awal mula Sukarno mempopulerkan pemakaian peci.

Diposkan oleh 10.51
lainnya 3404800506276379492

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts