Loading...

085749607473 Jual Peci Kopiah Songkok BERIMAN + AMAL SALEH = BERTAKWA



 
     Beriman saja memang belum menjamin seseorang akan memperoleh surga. Tetapi, dikala keimanan dipadukan dengan amal saleh, Yang Mahakuasa telah menjanjikan di banyak ayat akan menawarkan tanggapan surga kepada hamba-hamba-Nya yang demikian.

     Seperti telah kita bahas dalam sesi-sesi sebelum ini, keimanan yaitu keyakinan yang berpuncak pada komitmen untuk menjalankan ibadah dengan penuh penghayatan dan dengan kualitas terbaik yang mampu kita lakukan. Akan tetapi, gres sekedar “penghayatan”, “keyakinan” dan “komitmen”. Belum diamalkan.

      Dengan kata lain, keimanan yaitu kondisi internal di dalam jiwa kita sendiri. Karena itu perlu dieksternalkan menjadi sebuah amalan saleh. Dan amalan saleh itu akan “kelihatan kualitasnya” kalau sudah diuji dengan banyak sekali cobaan. Itulah sebabnya, Yang Mahakuasa berkali-kali mengatakan bakal menguji orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman.

      Hanya ujianlah yang mampu mengambarkan apakah seseorang itu benar-benar beriman, ataukah sekedar lips service di lisannya belaka. Ketika “dipaksa” menghadapi ujian itulah seorang hamba akan menunjukkan “kelasnya”. Apakah beliau mampu tetap bersabar dan tulus dalam menjalankan kebajikan menyerupai yang selama ini digembar-gemborkan? Apakah beliau mau berkorban di jalan Yang Mahakuasa dan bertawakal hanya kepada-Nya dalam berjihad sebagaimana yang selama ini beliau janjikan?

Jika “iya”, maka beliau telah melengkapi keimanannya dengan amalan saleh. Keimanannya bukan hanya di verbal melainkan sudah dibuktikan dalam perbuatan. Maka, beliau telah naik kelas menjadi orang yang bertakwa. Karena, bergotong-royong “iman + amal saleh = takwa”. Keimanan berbasis pada keyakinan yang bersifat internal, sedangkan ketakwaan berbasis pada amal perbuatan yang bersifat eksternal.

Dalam sejumlah ayat, orang-orang bertakwa diberi kesepakatan surga. Sebagaimana orang yang beriman dikala sudah menjalankan amal saleh juga dijanjikan surga.

Qs. Ali Imran (3) : 133
“Dan bersegeralah kau kepada ampunan Tuhanmu dan kepada SURGA yang luasnya seluas langit dan bumi yang DISEDIAKAN untuk orang-orang yang BERTAKWA.”

Jadi, seseorang yang sudah mencapai tingkatan takwa dijamin masuk surga. Berbeda dengan orang beriman yang masih dipersyaratkan untuk melengkapi dulu dengan amal saleh. Maka, level takwa yaitu level “Iman+amal saleh”.

Itulah sebabnya, orang beriman masih diperintahkan untuk meningkatkan keimanannya menjadi ketakwaan, sebagaimana difirmankan Yang Mahakuasa dalam ayat berikut ini. Itupun dengan penegasan biar bersungguh-sungguh dalam berproses menuju ketakwaan.

Qs. Ali Imran (3) : 102
“Hai orang-orang yang ber-IMAN, ber-TAKWA-lah kepada Yang Mahakuasa dengan SEBENAR-BENAR takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kau mati melainkan dalam keadaan berserah diri (muslimun).”

Terkait dengan ibadah puasa ini, Yang Mahakuasa juga menegaskan bahwa orang beriman diharuskan berpuasa supaya menjadi BERTAKWA.

Qs. Al Baqarah (2) : 183
“Hai orang-orang yang BERIMAN, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau AGAR kau BERTAKWA.”

Lagi-lagi, keimanan harus ditingkatkan menjadi ketakwaan. Dan salah satu cara memproses keimanan biar menjadi ketakwaan itu yaitu dengan cara berpuasa. Jadi, puasa yaitu sebuah amalan saleh. Di dalamnya kita melatih diri untuk menjadi lebih taat beribadah, lebih tulus menjalankannya, lebih tabah dalam menghadapi banyak sekali ujian, lebih senang memberi dan berempati kepada kaum dhu’afa, lebih banyak membaca Al Qur’an dan banyak sekali kebajikan lainnya.

Jika kita berhasil meningkatkan keimanan menjadi ketakwaan, maka ganjarannya yaitu kehidupan surgawi, di dunia maupun di akhirat. Bagaimana menurut Anda?

Diposkan oleh 09.48
lainnya 6619598688057236868

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts