Loading...

085749607473 Jual Peci Kopiah Songkok DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS


MUKADDIMAH
DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS
Oleh : KH. BAHAUDIN MUDHARY
Kehidupan Beragama ialah hak bagi setiap insan yang merupakan wujud dari kesadaran dirinya sebagai hamba sang Pencipta. Tidak seorangpun boleh memaksa orang lain untuk memeluk atau keluar dari suatu agama. Sungguh amat naif kalau seseorang melaksanakan sesuatu peribadatan tanpa keyakinan, disebabkan keterpaksaan psikologis, moral maupun material.

Didunia ini terdapat aneka macam kepercayaan dan agama yang masing-masing mengklaim dirinya sebagai agama yang paling benar, sedangkan yang lain ialah sesat. Diantaranya ialah Agama Kristen yang memiliki pemeluk terbesar di dunia. Dengan figur Yesus sebagai Tuhan dan Penebus Dosa, Kristen setiap dikala menyapa insan untuk mendapatkan iman dan ajarannya. Tetapi, setiap ia berbenturan dengan keyakinan lain, terutama dengan Islam, Yesus selalu dipertanyakan: "Dia insan ataukah tuhan?"

Di dikala Kristen bertemu dengan seorang muslim berjulukan K.H. Bahaudin Mudhary, ia ditanya keabsahan iman ketuhanannya sekaligus Al Kitabnya. Hanya dengan berdasarkan ayat-ayat kitab suci kristen sendiri, Bahaudin Mudhary mengungkap kerancuan iman ketuhanan Yesus sebagaimana yang disampaikan dalam dialog dengan seorang misionaris Kristen berjulukan Antonius Widuri.

Buku yang sudah dicetak berulangkali dan juga diterbitkan di Inggris oleh Cambridge University Press ini ialah hasil dialog tersebut, yang sudah menjadi kitab referensi dalam kajian ilmiah.


KATA PENGANTAR
Buku Dialog Masalah Ketuhanan Yesus ini telah mengalami cetak ulang beberapa kali, bahkan sudah beredar di negara-negara Timur Tengah dalam edisi Bahasa Arab, dicetak di Inggris oleh University Press Cambridge, dan memang luar biasa peminatnya.

Karena itu, Untuk cetakan kelima kali ini sengaja kami menjalin kerjasama dengan Penerbit Pustaka Da
I yang sudah lama menerbitkan beberapa buah pena almarhum K.H. Bahaudin Mudhady.

Tentu saja isinya persis mirip cetakan pertama Tahun 1971, meski dengan bentuk dan perwajahan yang tampil beda. Dan pertama Tahun 1971, meski dengan bentuk dan perwajahan yang tampil beda. Dan juga adanya tambahan, sebuah surprise yang datangnya dari sahabat sejawat ayahanda Almarhum yaitu Bapak KH. Abdullah Wasi
an yang berkenan menawarkan sambutan untuk cetakan kelima ini. Insya Allah, ada makna dan maslahahnya bagi segenap pengagum buah pikir Alm. Kyai Bahaudin Mudhary, terutama bagi kami seluruh keluarga Almarhum dan Yayasan Pesantren Sumenep.



Wassalam
Surabaya, 3 Mei 1994
H. Hizbul Maulana

MALAM KE 1
Asal Mula terjadinya Pertemuan Pada malam Selasa tanggal 9 Maret 1970, salah seorang Santri (Pelajar) dari Pesantren Sumenep (Sdr. Marzuki mengadakan sekedar selamatan tahun gres Islam (1 Muharram tahun Hijriah) yang dihadiri oleh beberapa santri lainnya. Beberapa dikala kemudian datang dua orang saudara berjulukan Markam dan Antonius Widuri (keduanya ialah tim Akuntan) yang sementara oleh Kantor Akuntan Jakarta ditugaskan di P.N.Garam di Kalianget. Saudara Markam berasal dari Padang beragama Islam, dan saudara Antonius Widuri berasal dari Yogyakarta beragama Kristen semenjak kecil dan memang dari keluarga Kristen Kristen Roma. Kedatangan saudara Markam dan Antonius Widuri pada selamatan tersebut ingin menemui Kyai Bahaudin Mudhary yang memang sudah dikenal sebelumnya. Oleh kawan-kawan, terutama oleh saudara Marzuki selaku tuan rumah kedatangan dua saudara ini disambut dengan ramah dan rasa gembira. Kemudian saudara Markam menerangkan kedatangannya dari Kalianget ke Sumenep menyertai saudara Antonius Widuri, sengaja untuk menemui Kyai Bahaudin Mudhary, berhubung dengan keinginannya yang sudah lama terkandung untuk membandingkan perihal masalah Ketuhanan dalam Agama Kristen dan Islam. Juga soal yang berafiliasi dengan i'tikad, kepercayaan diantara kedua agama tersebut. Menurut saudara Markam, karena Bapak Kyai sedang berada disini, kalau bisa dilain waktu untuk menemui beliau, diberi waktu cukup. Akan tetapi sekiranya bapak Kyai dan Tuan Rumah serta saudara-saudara di sini tidak keberatan, minta supaya diperkenankan untuk menguraikan isi hatinya, biar saudara-saudara tidak salah faham, karena hal tersebut, hanya dari hati ke hati saja, yakni hanya soal keyakinan pribadi semata-mata. Kawan-kawan tidak keberatan asalkan berkisar dalam soal agama saja, dan tidak ada kata-kata singgungan terhadap siapapun. Makara hanya merupakan soal jawab antara pribadi dengan pribadi saja. Bapak Kyai Bahaudin menerangkan, sekiranya soal jawab antar pribadi ini tidak selesai malam ini juga, apakah akan dilanjutkan pada malam yang lain. Oleh saudara Markam dan saudara Antonius dijawab, bahwa yang penting ialah kepuasan, walaupun memerlukan waktu lama baik siang maupun malam. Kalau begitu menurut Kyai Bahaudin Mudhary, kita dapat menamakan pertemuan ini ialah pertemuan pertama. Dengan catatan pertemuan pribadi semata-mata bukan pertemuan dengan undangan. Perlu diterangkan dalam soal-jawab ini nama-namanya disingkatkan Huruf: 'A' abreviasi untuk Bapak Kyai Bahaudin Mudhary dan karakter 'B' abreviasi dari Antonius atau saudara Markam. Karena Saudara Markam sering ikut menjelaskan keterangan saudara Antonius.
PERSETUJUAN BERSAMA
A: Sebelum diadakan pertemuan, saya pandang perlu menentukan sesuatu yang di rasa penting yang patut kita atur terlebih dulu.

B: Hal itu kita serahkan saja kepada bapak Kyai bagaimana baiknya pertemuan kita nanti.

A: Apakah tidak sebaiknya pertemuan kita ini dicatat saja dan bila dirasa perlu kita gunakan tape recorder untuk dijadikan kenang-kenangan.

B: Baiklah, kita setuju pendapat Bapak Kyai.

A: Kalau begitu saya akan minta pinjaman kepada seorang saudara untuk mencatat pembicaraan kita masing-masing. Dan apakah saudara tidak keberatan hasil pembicaraan kita nanti sekiranya panjang perlu untuk diketahui umum juga, sebaiknya kita jadikan buku (dibukukan)

B: Buat saya tidak keberatan, asal membawa manfaaat untuk umum.

A: Makara saudara setuju

B: Ya, sangat setuju.

A: Terima kasih, sekarang saya ingin menanyakan, maksud saudara menemui saya. Dan tadi saudara menyebut perihal agama Kristen dan Islam.

B: Begini Pak Kyai, secara terus terang dengan hati nrimo saya sampaikan bahwa saya ialah seorang yang beragama Kristen Katolik. Seringkali juga membaca buku-buku agama Islam, dan majalah-majalah Islam, terutama majalah Kiblat yang terbit di Jakarta. Dengan membaca buku-buku dan majalah-majalah tersebut, lalu timbul keinginan saya untuk mempelajari dan meneliti agama Islam. Akan tetapi keinginan itu selalu saya sembunyikan saja.

A: Dimanakah saudara mendapat buku-buku Islam dan Majalah Kiblat.

B: Secara tidak disengaja, saya sering menemukan di meja kawan. Mula-mula saya tidak menghiraukan, karena buku dan majalah tersebut berkelainan dengan keyakinan saya. Pada suatu malam saya tidak bisa tidur, padahal saya ingin beristirahat, lalu saya mondar-mandir di kamar tidur, keluar masuk kamar, lalu saya lihat majalah Kiblat di atas meja, mungkin kepunyaan kawan yang ketinggalan waktu bertamu ketempat saya secara tidak sengaja, saya ambil majalah tersebut, tanpa kesadaran saya bawa ketempat tidur, lalu saya buka-buka lembaran, mungkin ada bacaan atau cerita-cerita yang dapat mendorong saya supaya tidur. Kemudian pada suatu halaman, saya menjadi terkejut melihat suatu artikel perihal kristen, tanpa pikir saya membaca. Mula-mula hati saya selaku orang kristen merasa tersinggung, akan tetapi seperti ada daya tarik yang memerintahkan saya supaya terus membacanya, pada dikala itulah secara tiba-tiba muncul dorongan hati saya untuk berpikir dan meneliti kebenaran keyakinan saya. Entah karena apa saya lantas ingin membaca buku-buku Islam dan Majalah-majalah Islam. Malah sering saya cari-cari pinjaman majalah Kiblat pada kawan-kawan yang berlangganan. Makin lama, bertambah timbul dorongan hati saya untuk meneliti anutan Islam dan Kristen, dan ingin membandingkan perihal ketuhanan antara dua agama tersebut. Secara belakang layar saya terus membaca buku Islam disamping membaca kitab Injil yang menjadi keharusan saya selaku pemeluk agama Kristen.

A: Apakah saudara telah mempelajari kitab Injil Cukup Mendalam

B: Menurut perasaan saya, Kitab Injil itu telah saya pelajari dan saya anggap cukup mendalam. Ini hanya menurut ukuran kemampuan yang ada pada saya saja. Entah lagi dalam penilaian orang lain.

A: Kemudian Bagaimana Kelanjutan keinginan saudara.

B: Setelah saya meneliti buku-buku Islam dan Kristen yang saya temui, maka dorongan hati saya untuk melepaskan keinginan saya tak dapat saya tahan. Lalu saya mulai tanya-tanya perihal agama Islam pada beberapa orang yang saya temui, tetapi keterangannya itu belum ada yang memuaskan hati saya.

A: Kepada siapa saja saudara bertanya perihal anutan Islam.

B: Kepada siapa saja yang saya temui, disamping pembicaraan yang lain.
Makara saya bertanya-tanya merupakan selingan-selingan saja dari pada yang menjadi pokok pembicaraan. Makara tidak secara langsung.

A: Setelah itu adakah suatu pengaruh pada saudara

B: Ya, anehnya saya mulai tidak rajin lagi pergi ke gereja, mungkin inilah pengaruhnya.

A: Kemudian bagaimana

B: Oleh Karena saya tidak merasa puas dari orang-orang yang menawarkan keterangan perihal Islam, lalu saya bicarakan kepada saudara Markam. Oleh saudara Markam saya diajak kerumah Bapak Kyai Baha. Maka saya perlukan datang kemari diantar oleh saudara Markam.

A: Mungkin saudara belum mendalam mempelajari kitab Injil. Apakah tidak sebaiknya saudara meneliti kembali ajaran-ajaran agama Kristen sebelum diadakan pertemuan.

B: Kalau begitu apakah orang yang bukan pemeluk Islam tidak dibolehkan mempelajari agama Islam

A: Bukan begitu, maksud saya ialah bahwa agama Islam itu bersikap toleransi terhadap semua agama dan pemeluknya. Walaupun anutan Islam tidak dibolehkan memaksa siapapaun untuk memeluk agama Islam. Pemeluk-pemeluk Islam hanya diharuskan melaksanakan da'wah terhadap siapapun yang sudi menerimanya.

B: Akan tetapi, sayapun memeluk agama Kristen bukan karena ikut-ikut. Pendirian saya setiap orang bebas memilih agama menurut keyakinannya dan berpindah agama menurut keyakinannya pula, yang tentu sebelumnya didahului oleh penelitian dan pertimbangan-pertimbangan yang mendalam sesuai dengan kemampuannya, baik dengan perantaraan buku-buku, Kitab-kitab, maupun dengan soal jawab (diskusi) atau lainnya.

A: Betul, akan tetapi asalkan dengan cara yang wajar, sehingga tidak menyebabkan salah penafsiran antara pemeluk suatu agama dan penganut agama yang lain.

B: Itulah yang saya maksudkan biar kedatangan saya kepada Bapak Kyai tidak hingga timbul sangka-sangka dan dugaan-dugaan yang tidak wajar, melainkan dengan tujuan mencari kebenaran dalam memeluk suatu agama. Ringkasnya saya memeluk suatu agama di atas dasar penelitian dari segi rasio maupun dengan ilmu jiwa, dari segi ilmiah, sehingga menyebabkan keyakinan yang kokoh dalam jiwa saya. Keyakinan yang teguh dan kokoh tentunya tidak mungkin menjadi orang yang ikut-ikutan.

A: Memang seharusnya demikian

B: Ada saya jumpai, penganut suatu agama disebabkan karena keturunan, karena ayah dan ibunya menganut suatu agama, karena pengaruh pergaulan, lingkungan, pengaruh keadaan atau bisa jadi maksud untuk berlindung atau lainnya. Oleh karenanya saya berani bersumpah bahwa saya tidak termasuk pada orang-orang yang saya sebutkan itu.

A: Saya hargai pendirian saudara itu.

B: Oleh karena itulah saya menemui bapak kyai untuk menguraikan isi hati saya yang telah lama saya kandung. Akan tetapi apakah tidak sebaiknya Bapak kyai menawarkan waktu kepada saya; terserah menurut kesempatan Bapak kyai karena sekarang sudah tengah malam. Akan tetapi sebisa-bisanya secepat mungkin.

A: Baik, Besok malam saja saudara datang lagi, dengan catatan tidak usah beritahukan dulu pada orang lain. Saya usahakan tempatnya.

B: Akan tetapi bagaimana kalau ada orang yang datang ingin mendengarkan saja.

A: Pokoknya pertemuan kita di usahakan supaya tidak hingga diketahui orang lain, tetapi kalau dipandang perlu saya kira boleh saja, daripada hasil pertemuan kita diberitahukan. Sekiranya besok malam ada orang datang hanya ingin mendengarkan, hal itu terserah kepada mereka sendiri, pokoknya kita tidak mengundang mereka dan mereka tidak mengganggu ketertiban dan kelancaran dalam pertemuan kita.

B: Baiklah, Semoga pertemuan kita dapat diatur antara pribadi dengan pribadi, bukan untuk umum.

A: Memang demikianlah rencana saya dan supaya saudara-saudara yang ada disini tahu.

B: Saya setuju dengan pendapat Bapak Kyai

A: Adakah Saudara mempunyai Kitab Injil

B: Ya, Saya mempunyai kitab: Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan yang berbahasa Inggris: 'The Holy Bible' dan ada juga kitab bahasa Belanda "Bijbellezingen voor het Huisgezin dan ada juga "Al Kitab" terbitan tahun 1968, dan yang terbitan tahun 1970 dan Kitab Zabur.

A: Saya harap kitab-kitab yang saudara sebutkan itu dibawa semuanya besok malam.

B: Ya, saya akan bawa semuanya. Apakah Bapak Kyai mempunyai juga kitab tersebut

A: Dulu pernah mempelajarinya, tetapi dipinjam oleh kawan yang hingga sekarang belum dikembalikan, namun saya telah membacanya .

B: Kalau begitu saya akan bawa semua Kitab-kitab Kristen yang ada pada saya.

A: Harapan saya memang demikian ......

Malam Ke 2 : Kitab Suci Bible
A: Sejak Kapankah saudara beragama atau masuk Kristen

B: Sejak saya dilahirkan

A: Apakah saudara benar-benar mempelajari bahwa agama Kristen itu suatu agama yang paling benar

B: Ya, memang saya menyadari

A: Apakah saudara berkeyakinan bahwa Kitab Injil itu suci

B: Guru saya menerangkan bahwa Alkitab ialah Kitab Suci berisi pengajaran Tuhan Yesus, yang dicatat oleh Rasul-rasul Matius, Lukas, Johanes dan Rasul Markus

A: Apakah yang dimaksud suci pada Alkitab itu mempunyai arti bahwa Alkitab bersih daripada kesalahan-kesalahan

B: Betul demikian. Tetapi kesalahan yang bagaimana yang Bapak maksudkan

A: Misalnya: Pada suatu dikala ada orang mengabarkan pada saudara si A sakit, sedangkan orang lain memberitahukan bahwa pada dikala itu si A tidak sakit. Kedua gosip itu apakah benar semuanya atau salah semuanya, atau salah satunya yang benar

B: Diantara keduanya itu tentu salah satu yang benar, atau keduanya salah dan MUSTAHIL kedua-duanya benar.

A: Satu misal lain; ada orang berkata si A mempunyai tiga orang anak dan seorang lain mengatakan si A mempunyai sepuluh orang anak. Apakah dua perkataan itu benar semuanya atau salah semuanya, atau salah satu saja yang benar

B: Tidak mungkin benar semuanya, melainkan salah satunya yang benar atau salah semuanya

A: Kalau saya mengatakan benar semuanya, bagaimana pendapat saudara

B: Itu ialah mustahil, karena ternyata ada perselisihan diantara keduanya

A: Andaikata ada suatu kitab suci, akan tetapi ayat-ayat didalamnya diantara yang satu dengan yang lain terdapat perselisihan, apakah kitab itu dinamakan Kitab Suci

B: Tentu bukan kitab suci, karena yang dinamakan kitab suci itu ialah Ilham (wahyu) dari Tuhan, yang mustahil terdapat kesalahan atau perselisihan

A: Makara kalau begitu bukan Kitab Suci lagi

B: Betul Kesuciannya telah batal

A: Kalau demikian, tentu isinya tidak sanggup mendapatkan amanah kesuciannya atau kebenarannya, karena diantara ayat-ayatnya terdapat perselisihan

B: Yang terang diantara ayat-ayatnya pasti bukan dari Tuhan, atau sudah dicampur adukkan dengan karangan manusia, sehingga kesuciannya ternoda, Ringkasnya sudah tidak suci lagi.

A: Kalau misalnya Alkitab terdapat selisih antara satu ayat dengan ayat lain, apakah saudara masih berkeyakinan Alkitab itu Kitab Suci

B: Saya tidak yakin kalau Kitab Alkitab tidak suci, Terkecuali kalau ada bukti-bukti kasatmata yang menunjukkan ayat-ayatnya berselisih antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menyebabkan keraguan saya perihal kesuciannya. Menurut penelitian Bapak, apakah ayat-ayat Alkitab ada yang berselisih

A: Ya BANYAK yang berselisih

B: Di Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru

A: Dua-duanya terdapat beberapa perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain

B: Di episode apa dan pasal serta ayat berapa

A: Supaya berurutan saya atur dalam beberapa pasal: PERTAMA soal Ketuhanan Yesus, karena soal ketuhanan ialah termasuk kepercayaan pokok pada tiap-tiap agama. Makara soal ini perlu sekali didahulukan. Sesudah itu kita berpindah kepada soal yang lain yang berafiliasi dengan soal agama Kristen yang termaktub dalam kitab Bibel. Bagaimana pendapat saudara

B: Baik, saya menyetujui pendapat Bapak

A: Sekarang saya ingin bertanya, apakah alasan saudara bahwa Yesus menjadi ANAK TUHAN

B: Dalam Matius Pasal 3 ayat 17 menyebutkan demikian: "Maka suatu bunyi dari langit mengatakan: "Inilah anakku yang kukasihi. Kepadanya Aku berkenan". Juga di Lukas pasal 4 ayat 41, menyebutkan bahwa Yesus itu anak Allah".

A: Kalau begitu silahkan buka Matius pasal 5 ayat 9

B: Baik, Dalam pasal dan ayat itu menyebutkan :"Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut Anak-anak Allah".

A: Berdasarkan ayat tersebut yang dimaksudkan "ANAK ALLAH" itu ialah orang yang dihormati mirip Nabi. Kalau Yesus dianggap Anak Allah, maka semua orang mendamaikan manusiapun menjadi ANAK-ANAK ALLAH. Makara bukan Yesus saja Anak Allah, tetapi ada terlalu banyak.

B: Dalam Yahya pasal 14 ayat 9 disebutkan: "Siapa yang sudah nampak Aku, ia sudah nampak Bapa", dan di Ayat 10 disebutkan: "Tiadakah engkau percaya bahwa saya ini di dalam Bapa, dan Bapa pun di dalam Aku? Segala perkataan yang Aku ini katakan kepadamu, bukanlah Aku katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal di dalam Aku. Ia mengadakan segala perbuatan itu".

A: Baiklah, silahkan saudara periksa Yahya pasal 17 ayat 23

B: Baik, di pasal ini disebutkan bahwa: "Aku di dalam mereka itu, dan engkau di dalam Aku; Supaya mereka itu tepat di dalam persekutuan".

A: Perhatikan di ayat ini ada tersusun kata "Aku didalam mereka". Kata mereka di ayat ini ialah sahabat Yesus. Sedang yang dimaksudkan dengan "Aku" ialah Tuhan. Makara kata "Aku" beserta "mereka" artinya Tuhan beserta sahabat-sahabat Yesus. Kalau saudara percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa, maka saudarapun harus percaya perihal kesatuan Bapa itu dengan sekalian sahabat Yesus 12 orang jumlahnya. Makara bukan Yesus dan Roh suci saja yang menjadi satu dengan Tuhan, melainkan harus ditambah 12 orang lagi. Ini namanya persatuan Tuhan atau Tuhan Persatuan bukan hanya Tri Tunggal tetapi 15 tunggal. Makara berdasarkan perselisihan ayat-ayat tersebut yang manakah yang benar. Tiga menjadi tunggal atau 15 menjadi Tunggal. Ayat yang manakah yang akan saudara yakinkan, yang tiga menjadi tunggalkah atau yang 15 itu?

B: Tunggu dulu Pak, ini agak membingungkan saya

A: Tentu akan lebih membingungkan Saudara kalau saya tunjukkan ayat yang lain. Silahkan periksa Yahya pasal 17 ayat 3

B: Baik, di sini menyebutkan: "Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal engkau, Yang Mahakuasa yang Esa, dan Yesus Kristus yang telah engkau suruhkan itu"

A: Di ayat ini menyebutkan Tuhan ialah Esa. Dalam Kamus bahasa Indonesia oleh E. St. Harahap cetakan ke II, disebutkan bahwa Esa itu berarti satu, pertama (tunggal), dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Yesus Kristus ialah pesuruh Yang Mahakuasa (Utusan/Rasul). Kalau demikian manakah yang benar. Alkitab yang diakui kitab suci oleh saudara, tetapi isinya bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Disatu ayat menyebutkan Tuhan dan Yesus menjadi satu, dilain ayat lima belas menjadi satu dan yang lain lagi Tuhan itu tunggal, sedangkan di ayat itu pula menyebutkan bahwa Yesus itu Pesuruh Yang Mahakuasa bukan Tuhan. Menurut legalisasi saudara suatu kitab suci yang kandungan ayat-ayatnya bertentangan antara yang satu dengan yang lain tentu sulit sekali dipercaya kesuciannya, karena yang disebut suci itu bersih dari kekeliruan dan perselisihan.

B: Masih adakah ayat yang menyebutkan demikian

A: Ayat yang bagaimana yang saudara maksudkan ?

B: Ayat yang mengatakan bahwa Tuhan itu Esa (tunggal), bukan tiga menjadi satu.

A: Silahkan buka di Ulangan pasal 4 ayat 35

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka kepadamulah ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi".

A: Jelas di dalam Alkitab sendiri menerangkan bahwa Tuhan itu Esa, Tunggal

B: Tetapi itu di dalam Kitab Perjanjian Lama, apakah terdapat juga di Perjanjian Baru.

A: Saudara minta di Perjanjian Baru, baiklah, Silahkan saudara buka Markus, pasal 12 ayat 29

B: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Maka jawab Yesus kepadanya. Hukum yang terutama ialah: Dengarlah olehmu hai Israil, adapun Yang Mahakuasa Tuhan kita ialah Tuhan yang Esa".

A: Periksa lagi di Perjanjian Lama di Ulangan pasal 6 ayat 4

B: Baik, di sini disebutkan :" Dengarlah olehmu hai Israil, sesungguhnya Hua Yang Mahakuasa kita, Hua itu Esa adanya".

A: Adakah belum terang bahwa Alkitab sendiri yang menjadi kitab sucinya orang Kristen menyebutkan seterang-terangnya bahwa Tuhan itu Tunggal, bukan tiga menjadi satu atau satu menjadi tiga. Taruh kata di Alkitab ada ayat yang menyebutkan Tuhan itu Tiga menjadi satu, saya ingin bertanya yang manakah di antara kedua ayat itu yang benar, yang tunggalkah atau yang tiga menjadi tunggal. Makara salah satu dari dua ayat tersebut pasti ada yang benar, karena sudah terang dua ayat itu tidak sama, Kalau salah satu atau dua-duanya salah, maka kandungan kitab suci yang salah; jadi bukan kitab suci namanya.

B: Betul, salah satu Pasti salah atau kedua-keduanya salah

A: Kalau demikian apakah dapat diyakinkan kebenarannya suatu Kitab Suci, kalau kitab suci itu mengandung kesalahan atau tidak benar isinya.

B: Ya, yang disebut kitab suci itu harus bersih dari kesalahan-kesalahan, kalau tidak demikian maka batallah kesucian kitab itu

A: Menurut kepercayaan saudara apakah Yesus bersatu dengan Allah..??

B: Ya, demikian

A: Kalau demikian tentu Yesus ialah selalu bersama Yang Mahakuasa dan Yang Mahakuasa selalu bersama Yesus

B: Betul demikian sebagaimana tersebut dalam Yahya 10, 30, yang bunyinya sebagai berikut: "Aku dan Bapa itu satu adanya". demikian juga Roh Suci alasannya ialah Roh Suci itu menjadi satu dengan Yesus, sebagaimana tersebut dalam Injil, ialah setelah Yesus berumur 30 tahun turun Roh Suci kepadanya dan dibaptiskan oleh Pembaptis yaitu Yahya. Makara terang bahwa Yesus, Roh Suci, Tuhan ialah tunggal

A: Kalau begitu silahkan buka Matius pasal 27 ayat 46

B: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan:" Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan bunyi yang Nyaring katanya: "Eli, eli lama sabaktani" artinya: "Ya Tuhan, apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku".

A: Berdasarkan seruan Yesus di ayat itu, terang bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan meninggalkan Yesus, waktu akan disalibkan. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus, disaat itulah dikala tepat untuk menolong Yesus, tetapi kenyataannya Tuhan tidak bersatu dengan Yesus sehinga Yesus sendiri minta tolong.

B: Tetapi Yesus itu hidupnya memang untuk disalib guna menebus dosa manusia.

A: Kalau hidupnya Yesus memang untuk di salib, mengapa Yesus tidak bersedia dan menolak untuk di salib. Buktinya ia berseru dengan bunyi nyaring minta tolong pada Tuhan biar ia terlepas dari disalibkan. Dengan lain kata Yesus tidak bersedia selaku penebus dosa

B: Betul, saya lantas tidak mengerti mengapa ayat-ayat Bible itu ada yang simpang siur

A: Dari alasannya ialah itu mengapa saudara menyembah Yesus selaku Tuhan yang tidak berkuasa menyelamatkan dirinya sendiri, malah minta tolong. Pantaskah ada ilahi demikian. Dan saya lanjutkan bertanya apakah manusia-manusia yang menyalibkan Yesus itu dilaknat

B: Pasti dilaknat

A: Mestinya tidak dilaknat, malah Yesus harus berterima kasih kepada mereka yang menyalibkan dia, bahkan mereka itu seharusnya mendapat ganjaran., oleh karena menurut keterangan saudara, hidupnya Yesus itu harus disalib untuk menebus dosa-dosa manusia. Andaikan tidak ada insan yang bersedia menyalibkan Yesus maka dosa-dosa insan tentu tidak ada yang menebusnya. Makara manusia-manusia yang telah menyalibkan Yesus itu berjasa kepada Yesus dan penganut-penganut Kristen. Akan tetapi mereka yang sudah terbukti berjasa itu malah dilaknat. Mestinya mereka itu masuk Sorga dan dipuji-puji atas jasanya.

B: Ini memang tidak masuk di kecerdikan atau sekurang-kurangnya memang sulit dimengerti; akan tetapi Roh Tuhan bersatu dengan Yesus itu tidak mustahil. Sebagaimana banyak insan yang kesurupan hantu, jin, malaikat atau makhluk-makhluk halus lainnya, sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya menurut kehendak makhluk halus tersebut. Demikian juga ada yang kemasukan Roh Suci mirip Roh malaikat, sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya ialah suci.

A: Kalau demikian setuju saya bikin pertanyaan; Manusia bersatu (kesurupan) jin itu, apakah dia disebut jin

B: tidak

A: Yesus yang bersatu (menerima) Roh Tuhan itu apakah ia disebut Tuhan?

B: Mestinya tidak juga

A: Seharusnya begitu. Makara terang bahwa Yesus yang mendapatkan Roh Ketuhanan tentunya bukan Tuhan. Manusia yang mendapatkan wahyu Tuhan itu bukan Tuhan melainkan ialah utusannya (pesuruh)Tuhan. Sesuai dengan legalisasi Yesus sendiri sebagaimana tersebut dalam Yahya pasal 17 ayat 3 yang berbunyi: "supaya mereka mengenal Engkau, Yang Mahakuasa Yang Maha Esa dan Benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu"

B: Saya lantas tambah tidak mengerti perihal Ketuhanan Yesus itu.

A: Menurut keterangan saudara tadi, bahwa insan yang bersatu dengan (kesurupan) makhluk halus mirip roh-roh, jin dan malaikat maka tindakan dan perbuatannya pasti menurut kehendak atau mirip perbuatan makhluk-makhluk halus itu.

B: Benar Begitu

A: Kalau demikian maka Yesus yang saudara akui bersatu dengan Tuhan mestinya tindakan-tindakan dan perbuatannya mirip perbuatan Tuhan.

B: Mestinya begitu

A: Akan tetapi kenyataannya tidak demikian. Tuhan tidak tidur tetapi Yesus Tidur, Tuhan tidak makan tetapi Yesus Makan, Tuhan tidak Sakit tetapi Yesus Sakit, Tuhan tidak menyembah kepada siapapun tetapi Yesus Menyembah Tuhan, Tuhan tidak mati tetapi Yesus Mati, walaupun menurut i'tikad Kristen hidup kembali tetapi ia mati.

B: Menurut anggapan orang Kristen salah satu yang menyebabkan Yesus bersatu dengan Tuhan, karena ia mengetahui yang gaib.

A: Kalau begitu silahkan buka Markus pasal 13 ayat 31, 32.

B: Baik, ayat itu menyebutkan: "Sesungguhnya langit dan Bumi akan lenyap, tetapi perkataanku kekal. Tetapi akan harinya atau ketikanya itu ada diketahui oleh seorang jua pun, baik segala malaikat yang disurgapun tidak, anak itupun tidak, hanyalah Bapa saja.

A: Jelas di Alkitab sendiri tertulis, Yesus sendiri mengaku tidak ada yang tahu kapan hari kiamat, melainkan hanya Tuhan sendiri. Makara tegas Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya kiamat, yang termasuk sesuatu yang gaib. yang tidak tahu itu pasti bukan tuhan.

B: Tetapi Yesus menyebutkan dirinya diayat ini dengan kata "Anak" yang berarti ia anak tuhan.

A: Silahkan buka Matius pasal 1 ayat 16

B: Baik, di situ disebutkan: "dan Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria; ialah yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus"

A: Jelas bahwa yang diperanakkan itu pasti bukan Tuhan sebagaimana tersebut dalam ayat tersebut. Silahkan periksa lagi Keluaran pasal 4 ayat 22.

B: Baik, di situ disebutkan: "Maka pada masa itu hendaklah katamu kepada Fir'aun demikian: "Inilah Firman Tuhan: Bahwa Israil itulah anakKu laki-laki, yaitu anakKu yang sulung"

A: Di ayat ini disebutkan bahwa Israil ialah anak Tuhan yang sulung, sedangkan Yesus tidak disebutkan anak keberapa, silahkan buka lagi Yeremia pasal 31 ayat 9.

B: Ayat ini menyebutkan; "Akulah Bapak bagi Israil; dan Afraim itulah anak yang sulung"

A: Jelas sekali bahwa berdasarkan Alkitab sendiri Anak ilahi itu banyak bukan Yesus saja, padahal bahwasanya yang dimaksudkan dengan Anak dalam itu ialah mereka yang dikasihi oleh Tuhan, termasuk Yesus jadi bukan anak yang sebenarnya.

B: tetapi dalam Matius pasal 1 ayat 18 menyebutkan sebagai berikut: "Adapun kelahiran Yesus Kristus demikian adanya: Tatkala Maria, yaitu ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum keduanya bersetubuh, maka nyatalah Maria itu hamil dari pada Rohulkudus". Roh Kudus artinya Roh Tuhan. Oleh karenanya maka Yesus itu ialah anak tuhan, sebagaimana juga di Matius pasal 1 ayat 20 menyebutkan: "Yusuf bermimpi seorang Malaikat, Tuhan berkata: "Hai Yusuf, anak Daud janganlah engkau kuatir mendapatkan Maria itu menjadi istrimu karena kandungannya itu terbitnya dari pada Rohulkudus"

A: Kalau Begitu silahkan buka: Kisah Rasul pasal 6 ayat 5

B: Baik, ayat itu menyebutkan: "Maka perkataan ini diperkenankan oleh sekalian orang banyak itu, lalu memilih Stepanus, yaitu seorang yang penuh dengan iman, dan Rohulkudus, dan lagi Philipus, dan Prokhorus, dan Nikanor, dan Simon, dan Parmenas, dan Nikolaus yaitu mualaf asalnya dari negeri Antiochia.

A: Makara berdasarkan ayat Alkitab sendiri menunjukkan bahwa Rohulkudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan bahwa Rohulkudus itu Roh Suci, atau Roh Kesucian yang maksudnya roh yang bersih dari roh-roh kotor, bukan mirip roh setan atau hantu. Sebagaimana halnya pada Nabi lainnya dengan roh sucinya. Menurut Al Qur'an Rohulkudus (Roh Suci) itu berarti Jibril. Di Alkitab sendiri menyebutkan bahwa para Nabi yang terdahulu ialah Kudus.

B: Di Alkitab pasal berapa menyebutkan demikian

A: Silahkan Periksa surat Petrus yang kedua pasal 3 ayat 2

B: Baik, Pasal dan ayat ini menyebutkan: "Supaya kau ingat perkataan yang sudah disabdakan, dahulu oleh Nabi yang kudus dan akan hukum Tuhan lagi juru Selamat, dengan jalan Rasul-rasul yang disuruhkan kepadamu"

A: Jelas di Alkitab Sendiri menyebutkan bahwa Rohulkudus itu bukan Tuhan; dengan lain kata bahwa Yesus dalam kandungan Maria itu bukan Tuhan atau Roh Tuhan, melainkan ialah roh bersih, suci, dengan izin atau perintah Yang Mahakuasa yang dikaruniakan kepada hamba yang dikehendakinya. Lebih terang harap saudara periksa dalam Kisah Rasul pasal 5 ayat 32

B: Ayat tersebut menyebutkan: "Dalam kami inilah saksi atas segala perkara itu, demikian juga Rohulkudus yang dikaruniakan Yang Mahakuasa kepada sekalian orang yang menurut Dia"

A: Silahkan periksa lagi dalam Lukas pasal 1 ayat 41

B: Pasal ini menyebutkan bahwa: "Maka berlakulah tatkala Elisabeth mendengar salam Maria itu, meloncatlah kanak-kanak yang di dalam rahimnya itu dan Elisabeth penuh dengan Rohulkudus".

A: Sudah terang sekali bahwa arti Rohulkudus ialah Roh Suci yang dikaruniakan oleh Yang Mahakuasa kepada siapapun yang dikehendakinya. Kalau sekiranya Rohulkudus itu diartikan dengan Yang Mahakuasa atau Roh Allah, maka bukan Yesus saja menjadi Tuhan atau anak tuhan, melainkan segala orang yang taat kepada Tuhan, para Nabi dan Elisabeth (Istri Zakaria)pun mestinya Tuhan juga.

B: Yesus dianggap ilahi oleh karena ia mempunyai Roh Ketuhanan, terbukti dengan pangkat Ketuhanannya sehingga ia dapat menghidupkan orang mati, Inilah kesamaan Yang Mahakuasa dengan Yesus.

A: Kalau begitu, periksa di Kitab raja-raja yang kedua pasal 13 ayat 21.

B: Baik, di sini ada menyebutkan: "Maka sekali peristiwa apabila dikuburkannya seorang Anu, tiba-tiba terlihat mereka itu suatu pasukan, lalu dicampakkannya orang mati itu kedalam kubur Elisa, maka gres orang mati itu dimasukkan kedalamnya dan kena mayit Elisa itu, maka hiduplah orang itu pula, lalu bangun berdiri.

A: Di sini menyebutkan malah tulang-tulang Ilyas (Elisa) dapat menghidupkan orang mati. Makara bukan Yesus saja dapat menghidupkan orang mati, bahkan tulang-tulang Ilyas dapat menghidupkan orang mati. Yang berarti Tulang-tulang Ilyas ialah tulang-tulang Ketuhanan. Kalau Yesus diwaktu hidupnya dapat menghidupkan orang mati, akan tetapi Elisa diwaktu tidak bernyawa, malah hanya dengan tulang-tulangnya yang didalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka Elisa lebih aneh dari pada Yesus. Makara seharusnya Ilyas-pun dianggap Tuhan juga. Periksa lagi di Kitab raja-raja yang pertama pasal 17 ayat 22.

B: Ya, disini menyebutkan: " Maka di dengar akan Do'a Elisa itu, lalu kembalilah kasatmata kanak-kanak itu kedalamnya sehingga hiduplah ia pula.

A: Kalau secara adil, seharusnya Elisa dianggap ilahi juga.

B: Tapi Yesus dapat menyembuhkan orang buta sehingga melihat

A: Kalau begitu periksa Kitab raja-Raja yang kedua pasal 6 ayat 17 dan ayat 30

B: Ya, di pasal itu menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang buta, sehingga dapat melihat.

A: Kalau begitu Elisapun harus dianggap Tuhan juga, karena menyamai Yesus dan menyamai sifatnya Tuhan.

B: Sekali lagi, Tuhan Yesus dapat menyembuhkan penyakit Lepra (penyakit kusta)

A: Silahkan periksa Kitab Raja-Raja yang kedua pasal 3 ayat 10 dan ayat 11

B: Baik. Di pasal dan ayat itu menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta berjulukan Naaman.

A: Makara Elisapun dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta, malah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa tidak diangkat juga menjadi Tuhan.

B: Akan tetapi pasal kejadian Yesus tanpa percampuran laki-laki dengan istrinya. Inilah kelebihan rohnya Yesus daripada rohnya Elisa.

A: Asal kejadian Nabi Adam tanpa Bapa dan Ibu. Mengapa Adam tidak dianggap Tuhan. Juga Hawa (eve) asal kejadiannya tanpa ibu, iapun bisa dianggap juga Tuhan wanita

B: Tapi Adam dan Hawa kedua-duanya berdosa

A: Kalau begitu Yesuspun berdosa, Karena Yesus keturunan Maria, sedangkan Maria Keturunan Adam dan Hawa. Yesus sendiri pernah dibawa oleh Iblis ke puncak gunung. Pantaskah Tuhan dibawa Iblis.

B: Dimana ceritera itu disebutkan

A: Di Bibel. Silahkan saudara periksa Lukas, pasal 4 ayat 5

B: Baik, di situ menyebutkan: "Maka iblispun membawa dia kepuncak gunung ......"

A: Nah, suatu kejadian aneh, Tuhan dibawa iblis yang berarti ia tunduk kepada kemauan iblis.

B: Walaupun demikian Yesus tetap suci daripada dosa.

A: Para Nabi lainnya pun suci dari pada dosa. Akan tetapi mereka tidak menganggap dirinya selaku Tuhan, malah Yesus sendiripun tidak juga mengaku Tuhan, sedangkan pengikut-pengikutnya mempertuhankan dia.

B: Tidak demikian, Nabi-nabi berbuat dosa tetapi Yesus tidak.

A: Nabi-nabi yang berbuat dosa atau kesalahan itu telah bertobat, lalu diberi ampun oleh Tuhan, sebagaimana juga Yesus pernah minta ampun dan diberi ampun oleh Tuhan. Mereka para Nabi diberi ampun, artinya dosanya telah habis karenanya, lalu mereka disebut bersih dari dosa dan kesalahan-kesalahan.

B: Dimanakah menyebutkan bahwa Yesus merasa ia minta ampun kepada Tuhan.

A: Silahkan saudara periksa sendiri di "Matius" pasal 6 ayat 12.

B: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Dan ampunilah kiranya kami segala kesalahan kami, mirip kami ini sudah mengampuni orang yang berkesalahan kepada kami.

A: Jelas Yesus sendiri meminta ampun akan kesalahannya. Makara dia pernah berbuat kesalahan.

B: Tetapi di ayat ini juga ada menyebutkan bahwa Yesus suka menawarkan ampun semua kesalahan orang kepadanya.

A: Kalau hanya begitu, kitapun bisa. Kitapun bersedia menawarkan ampun kepada orang-orang yang berbuat kesalahan kepada kita.

B: Tetapi tidak ada insan selain Adam yang dilahirkan kedunia ini tanpa Bapak, melainkan Yesus saja. Jafi masih dapat dibenarkan kalau Yesus disebut "Putera Tuhan" atau "Tuhan Anak".

A: Kalau misalnya ada seorang insan yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu, maka orang itu pasti akan diakui oleh saudara bahwa ia lebih berhak menduduki jabatan Tuhan daripada Yesus dilahirkan tanpa Bapak saja.

B: Tetapi dalam sejarah insan belum pernah ada, dan mustahil adanya.

A: Kalau kiranya ada, maka yang manakah diantara keduanya yang lebih tinggi derajat Ketuhanannya antara Yesus yang dilahirkan hanya tanpa bapak saja dengan insan yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu.

B: Menurut kecerdikan tentunya insan yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu itu lebih tinggi derajat ketuhanannya. Oleh karena ia dilahirkan lebih aneh keadaannya dari pada kelahiran Yesus.

A: Benarkah demikian pendapat Saudara..?

B: Ya, saya akui, insan yang demikian lebih aneh dari pada Yesus; akan tetapi saya minta supaya Bapak tunjukkan di Kitab; dan Bapak harus mengambil dari Kitab yang terkenal, bukan dari buku-buku dongengan atau ceritera-ceritera khayalan saja.

A: Supaya Lekas beres urusan ini, silahkan saudara periksa di Kitab Alkitab atau Injil, Kitab Suci saudara sendiri.

B: di Bab dan pasal berapakah ada menyebutkan.>?

A: Silahkan saudara periksa di "Ibrani" pasal 7 ayat 1, 2 dan 3

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan mirip berikut: "Adapun Malkisedik itu, yaitu raja di Salem dan Imam Yang Mahakuasa taala, yang sudah berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali daripada menewaskan raja-raja, lalu diberkatinya Ibrahim".
"Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi bahagian sepuluh Esa. Makna Malkisedik itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai". Yang tiada berbapak dan tiada beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal..".

A: Cukup, saudara telah membaca di kitab suci saudara sendiri, bahwa Malkisedik seorang raja di Salem tanpa Bapak dan Ibu, malah tiada silsilahnya. Sesuai dengan pendapat saudara, apakah kisah yang disebutkan dalam kitab suci saudara ini berupa dongengan atau cerita-cerita khayalan. Kalau dikatakan dongeng atau kisah khayalan, maka apakah saudara akan terima kalau ada yang mengatakan bahwa kitab suci saudara ada mengandung cerita-cerita khayalan atau dongengan yang dibuat-buat. Dan kalau saudara masih mempertahankan kesucian kitab saudara itu mengapakah saudara tidak mengangkat Malkisedik menjabat ilahi juga, malah jabatan ketuhanannya tentunya lebih tinggi daripada Yesus. Dan berpegang dengan pendirian saudara sendiri bahwa kelahiran Malkisedik itu lebih aneh dari Yesus, oleh karena Yesus dilahirkan tanpa Bapak sedangkan Malkisedik dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu. Selain itu Malkisedik masih mempunyai kelebihan lagi daripada Yesus, oleh karena Yesus dilahirkan dengan bersilsilah, yaitu dari Maria, sedangkan menurut Alkitab sendiri Malkisedik dilahirkan tanpa silsilah sama sekali. Apakah saudara masih akan mempertahankan ketuhanan Yesus...?

B: Saya lantas tidak mengerti dan menjadi bingung!!

A: Tidak mengerti itu tidak apa-apa, dan galau bahwasanya tidak apa-apa, karena kalau sudah mengerti rasa galau akan lenyap dengan sendirinya.

B: Ya, saya membenarkan keterangan Bapak. Tetapi dalam kitab Injil Johanes pasal 1 ayat 1 dan 2 menyebutkan: "Maka pada mulanya ada itu Kalam maka Kalam itu, serta dengan Allah, dan Kalam itu Allah, dan kalau itu Yang Mahakuasa . Ia itu pada mulanya serta dengan Allah. Kata "Ia" di ayat ini maksudnya ialah "Yesus". Makara Yesus beserta dengan Allah.

A: Dalam susunan ayat tersebut di atas ada kata penghubung ialah : "Serta" atau beserta.
Kalau ada orang berkata "Si Salim dengan si Amin" maka susunan kalimat ini semua orang dapat mengerti bahwa si Salim tetap si Salim bukan si Amin jadi berdasarkan ayat Alkitab yang Saudara baca dengan susunan "Ia" (Yesus) beserta Allah, pribadi dapat dimengerti bahwa Yesus bukan Allah, dan Yang Mahakuasa bukan Yesus. Jelaslah bahwa Yesus tidak sama dengan Allah: dengan kata lain kata Yesus bukan Tuhan. Dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Kalam itu Allah. Padahal Kalam itu bukan Yang Mahakuasa dan Yang Mahakuasa bukan Kalam. Makara Yang Mahakuasa dan Kalam-pun lain.

B: Bagaimana kalau Yesus disebut saja Anak Tuhan.

A: Saya sudah jelaskan perihal itu pada saudara dalam pembicaraan kita yang lalu. Dan saudara telah mengakui kebenaran keterangan saya. Sekarang saya tambah, Kalau Tuhan itu beranak, baik anaknya berupa insan mirip Yesus atau lainnya, maka ke Esa-an Tuhan sudah ternoda karenanya. Sedang kita-pun tidak mungkin menodai ke Esa-an Tuhan.

B: Tetapi dalam kitab: "Wahyu", pasal 22 ayat 13 menyebutkan: "Maka Aku inilah Alif dan Ya, yang terdahulu dan yang kemudian. Yang Awal dan Yang Akhir".

A: Rangkaian perkataan itu bukan perkataan Yesus sendiri, melainkan firman Yang Mahakuasa kepada Yesus. Bukti kebenaran perkataan saya ini silahkan saudara periksa di Kitab "Wahyu" tersebut pasal 21 ayat 6.

B: Baik, pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka firmannya kepadaku: "Sudahlah genap; Aku inilah Alif dan Ya, yaitu yang awal dan yang Akhir".

A: Jelas di ayat itu menyebutkan: "Maka firmannya kepadaku", Siapakah yang berfirman kepadaku (kepada Yesus) di ayat ini..???

B: Tentu Yang Mahakuasa yang berfirman.

A: Makara yang berfirman Aku inilah Alif dan Ya, yang Awal dan Yang Akhir, bukan perkataan Yesus sendiri, tetapi firman Yang Mahakuasa kepada Yesus.

B: Di Johanes pasal 8 ayat 58 Yesus berkata: "Sebelumnya Ibrahim saya sudah ada". Makara bisa dianggap Yesus itu permulaan.

A: Kalau Yesus dikatakan "Permulaan". maka diapun tidak benar. Karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu diperanakkan oleh Maria dan sesudah itu Yesus mati. Walaupun ia dikatakan hidup lagi. Dan orang sudah mati itu tidak bisa dikatakan: "seorang yang terkemudian", dan kalau Yesus itu hidup lagi, tidak bisa dikatakan: "Permulaan", bukan pula "yang terkemudian", bukan yang "awal", maupaun: "yang akhir".

B: Saya lantas makin tidak mengerti, malah tambah membingungkan saya karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu diperanakkan oleh Maria dan sesudah itu Yesus mati. Yang pada mulanya tidak ada, tidak bisa disebut: "permulaan". Kalau Yesus diperanakkan, mustahil bisa disebut "Permulaan". dan kalau Yesus pernah mati, mustahil bisa disebut "yang terkemudian"

A: Supaya lebih terang kepada saudara maka saya hadapkan pertanyaan: Andaikata Yesus itu disebut "permulaan", maka apa dengan dasar inikah saudara mengakui Yesus itu Tuhan.

B: Ya, betul begitu.

A: Kalau demikian, bagaimanakah anggapan saudara, kalau sekiranya dalam kitab suci saudara ada menyebutkan bahwa ada seseorang insan Yesus, yang tidak ada permulaannya dan tidak ada kesudahannya. Apakah insan itu akan diakui ilahi juga oleh saudara.

B: di pasal manakah menyebutkan demikian.

A: Sebelum saya tunjukkan, apakah saudara masih tetap berpendirian akan mengakui Tuhan kepada seorang yang tidak ada permulaan dan kesudahannya, sebagaimana saudara bertuhan kepada Yesus.

B: Kalau betul ada, tentu saya bimbang atau sekurang-kurangnya meragukan saya atas kebenaran Yesus selaku Tuhan.

A: Mestinya saudara mengakui Tuhan dua-duanya, dengan lain kata disamping Yesus ada lagi Tuhan Tambahan.

B: Ya, bisa juga begitu. Akan tetapi tentu saja keyakinan saya lantas tambah tidak karuan. Di pasal manakah ada menyebutkan ada seorang insan yang tidak ada permulaan dan kesudahannya.

A: Saya telah katakan dikitab suci saudara sendiri. Silahkan buka Ibrani pasal 7 ayat 2 dan 3.

B: Baik, mirip tadi sudah saya bacakan hingga baris pertama ayat ketiga dari pasal tersebut sebagai berikut:
"Malkisedik yang tiada berbapa dan tiada beribu dan tiada bersilsilah dan tiada berawal dan berkesudahan hidupnya, melainkan ia diserupakan Anak Allah. maka kekallah ia selama-salamanya".

A: Bagaimana perasaan saudara dengan susunan ayat ini. Berdasarkan ayat ini bukan Yesus saja yang menjadi permulaan tetapi juga Malkisedik.

B: Keyakinan saya memang jadi bimbang terhadap Ketuhanan Yesus.

A: Bimbang atau tidaknya terserah saudara, yang terang tidak ada niat sama-sekali untuk mengajak saudara meninggalkan Agama Kristen. Yang penting ialah rembukan dan penelitian semata-mata. Meneliti dan menganalisa terhadap sesuatu ialah hak semua orang, asalkan penelitian itu benar-benar tidak mengganggu ketentraman umum.

B: Terimakasih, dan saya masih akan bertanya lagi pada Bapak; maklumlah saya ini sedang mencari kepuasan yang dapat menyebabkan keyakinan saya dalam memeluk agama.

A: Silahkan saudara bertanya, keyakinan itu timbul setelah menyelidiki dan meneliti dengan kepuasan. Di dalam Agama Islam tidak ada paksaan. Yang penting memberikan (da'wah), tidak lebih dari itu. Teruskanlah pertanyaan saudara.

B: Setelah kita bersoal jawab perihal Ketuhanan Yesus timbullah keraguan dalam hati saya, namun apakah bapak masih bersedia menunjukkan ayat-ayat Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus itu bukan Anak Tuhan.

A: Walau telah saya tunjukkan ayat-ayat Alkitab sendiri, perihal legalisasi Yesus sendiri bahwa Tuhan itu Tunggal, namun demi pengharapan saudara akan saya penuhi juga. Akan tetapi apakah tidak sebaiknya kita lanjutkan besok malam saja oleh karena waktu sudah malam (Jam 12.25).

B: Ya, terima kasih, besok malam saja kita lanjutkan
Malam Ke 3 : Soal Ketuhanan Yesus
A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini

B: Memang demikian, karena kedatangan kami kemari khususnya untuk melanjutkan pertemuan kita kemarin malam

A: Kalau tidak khilaf, pembicaraan kita masih berkisar dalam soal ketuhanan Yesus dalam Bibel.

B: Betul begitu. Kemarin malam saya mengharapkan biar bapak menunjukkan ayat-ayat dalam Kitab Injil; apakah Yesus itu Tuhan atau bukan.

A: Kemarin malam, telah saya tunjukkan. Agar berurutan sebaiknya kita ulangi lagi ayat-ayat Injil tersebut, lalu akan saya tunjukkan lagi ayat-ayatnya yang lain; setujukah saudara pendapat saya ini.

B: Memang sebaiknya begitu, biar berurutan dan bertambah terang setuju diulangi lagi.

A: Silahkan Buka Matius pasal 1 ayat 16

B: Baik, dalam pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Dan Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria ialah yang melahirkan Yesus, yang disebut Kristus".

A: Di sini terang , ayat ini menyebutkan sendiri, bahwa Yesus diperanakkan oleh Maria. Makara Yesus ialah anak manusia, bukan anak Tuhan, sebagaimana telah saya terangkan dalam pertemuan pertama.

B: Ya, pada pertemuan pertama bapak telah terangkan dan saya telah mengerti. Menurut pendapat bapak, apakah bahwasanya yang dimaksudkan dengan kata: "Yesus dan Kristus".

A: Apakah saudara belum mengetahui arti daripada dua buah kata tersebut..?

B: Saya mengerti. Tetapi hanya untuk mencocokkan saja dengan penafsiran bapak.

A: Baik, Yesus ialah bahasa Yunani, yang berarti: "Melepaskan", melepaskan insan daripada dosa.

B: Darimanakah adanya keterangan bahwa Yesus itu berarti melepaskan dosa.

A: Sebetulnya susunan pertanyaan itu timbul dari saya. Tetapi saya mengerti mungkin saudara akan menguji saya perihal Injil, walaupun begitu saya penuhi juga pengharapan saudara. silahkan periksa di Matius pasal 1 ayat 21

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan : "Maka ia akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau namakan Dia, Yesus, karena ialah yang akan melepaskan kaumnya dari pada segala dosanya".

A: Itulah ayatnya, Arti Kristus ialah Almasih, Sang Sabda, Adil, Ratu Salem dan ada beberapa lagi artinya yang lain: Kata Almasih dalam Injil bahasa Inggris disebut: "Christ the Lord", didalam Injil bahasa Arab disebut: "Almasih Ar-Robb". Kata "Lord dan Robb" artinya tuanku, paduka tuan, dan ada juga dengan arti Tuhan, dan lain-lain lagi. Akan tetapi karena Yesus sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan melainkan utusanNya bagaimana tersebut dalam kitab Injil Johanes pasal 17 ayat 23, dan ia diperanakkan oleh manusia, sebagaimana tersebut dalam Injil Matius pasal 1 ayat 16 dan 21, malah ia sendiri yang berkata dan mengakui bahwa Tuhan itu Esa (Tunggal), sebagaimana disebutkan dalam Injil Markus, pasal 12 ayat 29 dan diayat-ayat Injil yang lain-lain, maka berdasarkan legalisasi Yesus itu, terang Yesus itu bukan Tuhan dan bukan anak Tuhan.

B: Benar yang bapak maksudkan itu.

A: Selanjutnya harap periksa lagi di Markus pasal 12 ayat 29

B: Di sini menyebutkan : "Maka jawab Yesus kepadanya: "Hukum yang terutama inilah: dengarlah olehmu hai Israil, adapun Yang Mahakuasa Tuhan Kita, ialah Tuhan Yang Esa""

A: Jelas bahwa Tuhan itu Esa, artinya satu, Tunggal, jadi Yesus bukan Tuhan sebagaimana telah saya terangkan.

B: Ya, sudah bapak terangkan kemarin malam.

A: Periksa lagi Ulangan pasal 4 ayat 35

B: Di sini menyebutkan: "Maka kepadamulah Ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itu Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi".

A: Kitab Injil saudara sendiri yang menyebutkan dan Yesus sendiri yang memberikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Yang Mahakuasa yang Esa. Makara tegas sekali Yesus sendiri tidak mengaku menjadi Tuhan. Inipun telah saya terangkan pada pertemuan kita kemarin malam.


B: Ya, saya sudah mengerti dan menerimanya.

A: Periksa lagi di Ulangan pasal 6 ayat 4

B: Di Ulangan pasal dan ayat tersebut menyebutkan demikian: "Dengarlah olehmu hai Israil! Sesungguhnya Hua Yang Mahakuasa kita, Hua itu Esa adanya".

A: Jelas di kitab Injil sendiri menyebutkan Yang Mahakuasa itu Esa, Tunggal. Yesus telah mengakui sendiri bahwa dia bukan Tuhan. Bagaimana pendapat saudara. Kaum Kristen mengatakan Yesus itu tuhan, sedangkan Yesus sendiri menolak disebut dirinya Tuhan.

B: Ya, saya tidak mengerti dan tambah bingung.

A: Biarlah tidak apa-apa. Marilah kita teruskan lagi. Periksa di Matius pasal 27 ayat 1.

B: Baik, di sini menyebutkan: "Setelah hari siang, maka segala kepala iman dan orang tua-tua kaumpun berundinglah atas hal Yesus, supaya dibunuh Dia".

A: Kalau betul Yesus itu Tuhan, mustahil ada insan merencanakan untuk membunuh Dia. Silahkan buka lagi di Matius pasal 26 ayat 38

B: Di ayat ini ada menyebutkan: "Kemudian kata Yesus kepada mereka itu: "Hatiku amat sangat berdukacita, hampir mati rasaku; tinggallah kau disini dan berjagalah sertaku""

A: Di ayat ini menyebutkan bahwa Yesus amat sangat berduka cita pantaskah ada ilahi berduka cita. Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan.
Periksa lagi di Lukas pasal 2 ayat 11

B: Baik diayat ini menyebutkan: "Sebab pada hari ini sudah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu di dalam negeri Daud".

A: Wajarkah ilahi dilahirkan oleh insan (Maria). Terus periksa di Johanes pasal 5 ayat 30

B: Baik, di sini menyebutkan : "Maka saya tidak boleh berbuat satu apa dari mauku sendiri, Seperti saya dengar begitu saya hukumkan, dan hukumku itu adil adanya, karena tidak saya coba turut mauku sendiri, melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus aku"

A: Ayat itu Yesus sendiri yang berkata bahwa ia tidak berkuasa berbuat sekehendaknya. Wajarkah ilahi tidak berkuasa berbuat sekehendaknya. Di ayat itupun Yesus mengaku sendiri bahwa kehendaknya itu menurut kehendak Tuhan yang mengutus dia. Kalau Yesus betul Tuhan, tentu tidak dapat diperintah oleh siapapun. Di ayat ini juga Yesus mengaku, bahwa dia bukan Tuhan melainkan diutus oleh tuhan. Yang diutus itu tentu bukan Tuhan.

B: Kalau berdasarkan ayat tersebut, memang benar keterangan Bapak.

A: Kalau begitu terang bahwa:
1. Yesus Datang kedunia ini bukan kemauannya sendiri tetapi utusan Tuhan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Tuhan telah mengutus Nabi-nabi dan rasul-rasul yang lain.
2. Yesus menghidupkan orang mati bukan maunya sendiri melainkan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Ilyas dapat menghidupkan orang mati.
3. Yesus dapat menyembuhkan penyekit kusta (lepra), bukan kehendaknya sendiri, melainkan atas kehendak Tuhan sebagaimana Ilyas dapat menyembuhkan penyakit lepra.

Keterangan saya ini berdasarkan legalisasi Yesus sendiri di ayat tadi bahwa "tidak saya coba mauku sendiri, melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus Aku"

Apakah Saudara memerlukan lagi ayat-ayat Alkitab yang menerangkan legalisasi Yesus sendiri bahwa Ia bukan Tuhan.

B: Buat saya masih memerlukan lagi, bukankah telah saya sampaikan kepada bapak, bahwa saya ingin mencari kepuasan dalam meneliti ajaran-ajaran agama, terutama dalam hal Ketuhanan yang hakiki. Tetapi saya ingin bertanya, dan maaf sebelumnya, bagaimanakah bapak bisa hafal diluar kepala perihal ayat-ayat Bibel, dan keistimewaan bapak ini saya merasa kagum.

A: Itu ialah petunjuk Tuhan. Alhamdulillah saya memang mempelajari bermacam agama, hasilnya saya bertambah yakin akan kebenaran Agama Islam. Kalau saudara merasa kagum kepada saya, maka sayapun lebih merasa kagum lagi kepada saudara selaku pemeluk agama Kristen berhasrat meneliti ajaran-ajaran agamanya. Juga dengan pinjaman bapak Markam ini. Baiklah kita lanjutkan, periksa lagi di Ulangan pasal 4 ayat 39.

B: Baik, dipasal dan ayat ini disebutkan sebagai berikut: "Maka sekarang ketahuilah olehmu dan perhatikanlah ini baik-baik, bahwa Tuhan itulah Allah, baik di langit yang di atas, baik di bumi yang di bawah, dan kecuali ia tiadalah lain lagi."

A: Tegas sekali, dikitab Injil sendiri yang menyebutkan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Yesus sendiri pula yang berkata bahwa tiada ilahi melainkan Allah. Makara Yesuspun bukan Tuhan. Ayat ini tentu tidak dapat diputar-putar lagi. Kalau ada penganut agama Kristen mengakui Yesus itu Tuhan, maka pengakuannya bertentangan dengan kitab sucinya sendiri, dan bertentangan pula dengan anutan Yesus.

B: Tetapi dalam Injil Johanes pasal 10 ayat 38 ada menyebutkan: "Supaya kau dapat tahu dan percaya, yang Bapa ada di dalam aku, dan saya ada di dalam Bapa".
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam Yesus, maksudnya Tuhan dan Yesus itu satu adanya atau singkatnya bahwa Yesuspun Tuhan. Juga dalam Johanes pasal 14 ayat 11 ada menyebutkan: "Percayalah yang saya ini dalam Bapa, dan Bapa dalam aku".

A: Kalau saudara berpegang dengan ayat tersebut, bahwa Yesus itu Tuhan, maka saudara harus mengakui juga bahwa Tuhan itu Yesus dan Yesus itu Tuhan.

B: Tidak demikian, tetapi Yesus dan Tuhan itu satu.

A: Kalau begitu, saya ingin bertanya: "Di ayat itu ada dua rangkaian kata ialah "Yesus dan Tuhan". Siapakah yang lebih berkuasa di antara keduanya. Tuhan Bapakah atau Yesus.

B: Tentu Tuhan Bapa.

A: Kalau masih ada yang lebih berkuasa dari Yesus, maka Yesus tentu bukan Tuhan, lebih terang periksa di Injil Johanes pasal 14 ayat 28.

B: Baik, di ayat ini ada menyebutkan: "Kamu sudah dengar saya bilang, yang saya pergi serta datang kembali sama kamu. Coba kau cinta sama aku, hati, alasannya ialah saya sudah bilang: "Yang saya pergi sama Bapa, karena bapaku itu lebih dari aku"

A: Di ayat ini Yesus sendiri mengatakan: "Bapaku itu lebih dari aku", ini menunjukkan bahwa, kalau Yesus itu Tuhan, maka ialah ilahi yang tidak sempurna, oleh karena masih ada yang melebihi tingkatnya. Yang tidak tepat itu tentu bukan Tuhan. Harap saudara periksa lagi di Injil Johanes pasal 12 ayat 45.

B: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan sebagai berikut: "Dan barang siapa yang melihat aku, dia melihat sama Dia yang mengutus aku"

A: Pantaskah ilahi diutus. Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa ada Tuhan yang di utus. Maksud ayat tersebut siapa yang melihat Yesus, seperti ia melihat Tuhan yang mengutus Yesus. Makara perkataan Yesus diatas menunjukkan bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan Tuhan.

B: Saya belum meneliti maksud ayat di Johanes pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11 yang menyebutkan bahwa "Bapa dalam saya dan saya dalam Bapa", mirip yang telah saya bacakan tadi. Akan tetapi dalam ayat ini saya berpendapat ada dua macam penafsiran :
1. Yesus ialah Tuhan.
2. Berdasarkan Injil Johanes pasal 12 ayat 45 yang kita baca itu menyebutkan, Yesus itu ialah utusan Tuhan. Utusan disini maksudnya selaku Tuhan ia memberikan sendiri ajarannya kepada manusia.

A: Ayat itu bukan berarti mempunyai dua macam penafsiran, tetapi diantara dua ayat tersebut yakni di Johanes pasal 10 ayat 38, dan pasal 14 ayat 11 dan Johanes pasal 12 ayat 45 itu ialah bertentangan. Disatu ayat ditafsirkan Yesus itu Tuhan, dan di ayat lain disebutkan bahwa Yesus itu utusan Tuhan. Makara di dalam Injil sendiri terdapat ayat-ayatnya antara yang satu dengan yang lain bertentangan. Kita perlu ingat kembali pada pembicaraan kita semula kalau ada kitab suci yang isinya berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain, maka apakah kitab suci itu masih akan dipertahankan kesuciannya..?.

B: Betul, kita telah bicarakan hal itu pada pertemuan yang lalu.

A: Andaikan saudara masih juga mempertahankan ketuhanan Yesus dengan berdasarkan ayat Alkitab yang menyebutkan: "Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus" sebagaimana tersebut dalam Johanes pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11 itu maka saudarapun akan dijawab oleh kitab Injil saudara sendiri, bahwa penafsiran saudara itu tidak benar.

B: Dimanakah menyebutkan demikian?

A: Silahkan saudara periksa di Injil Johanes pasal 17 ayat 21.

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Supaya semua jadi satu, ia Bapa! mirip Bapa dalam saya dan saya dalam Bapa dan supaya dia orang jadi satu dalam kita, biar dunia percaya Bapa sudah mengutus saya".

A: Jelas di ayat ini kalau Yesus sendiri berkata bahwa Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus dan muridnya pun ada dalam Bapa. Kalau begitu harus saudara akui bahwa murid-murid Yesuspun Tuhan juga.

B: Kalau begitu bagaimana arti yang bahwasanya ayat itu menurut Bapak.

A: Kalimat, "Bapa dalam saya", dan muridnya jadi satu dengan kita (Allah dan Yesus) di ayat tersebut maksudnya, supaya Yesus senantiasa tidak melupakan Yang Mahakuasa (Bapa) demikian juga muridnya tidak melupakan Yesus dan Yang Mahakuasa (Bapa). Dan di tamat ayat tersebut Yesus berkata "biar dunia percaya yang Bapa mengutus saya". Rangkaian kata-kata ini tegas sekali Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Allah, melainkan utusannya, dan teruskan saudara baca di Johanes pasal 17 ayat 23

B: Baik, ayat tersebut menyebutkan: "Saya dalam dia orang, dan Bapa dalam saya, supaya dunia boleh tahu yang Bapa sudah mengutus saya"

A: Apakah susunan ayat tersebut belum terang bahwa Yesus sendiri yang berkata dan mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan Tuhan. Apakah saudara masih belum puas perihal ayat-ayat Injil yang menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan, karena saya anggap telah cukup banyak tunjukkan kepada saudara.

B: Sebagaimana telah saya sampaikan kepada bapak, saya ingin kepuasan. Sebetulnya keterangan-keterangan bapak telah memuaskan saya, namun demikian kalau masih ada ayat-ayatnya lagi harap bapak tunjukkan.

A: Baik saya penuhi pengharapan saudara silahkan saudara periksa di kitab Samuel yang kedua pasal 7 ayat 22.

B: Pasal dan ayat tersebut menyebutkan sebagai berikut: "Maka alasannya ialah itu besarlah Engkau, ya Tuhan Yang Mahakuasa karena tiada yang dapat disamakan dengan dikau dan tiada Yang Mahakuasa melainkan Engkau sekedar yang telah kami dengar dari indera pendengaran kami"

A: Di ayat ini terang bahwa Yesus sendiri menghadapkan kata-katanya kepada Allah, bahwa tiada yang dapat disamakan dengan Allah. Makara Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak sama dengan Tuhan, dengan kata lain ia bukan Tuhan dan ditengah-tengah ayat itu Yesus sendiri berkata: "Tiada Yang Mahakuasa melainkan engkau". Makara Yesus termasuk yang lain, yakni ia bukan Tuhan Allah. Rangkaian ayat tersebut, Yesus sendiri yang berkata bahwa, "tiada Tuhan melainkan Allah" mengapa kaum kristen mengangkat Yesus selaku Tuhan. Silahkan periksa lagi Injil Yahya pasal 17 ayat 8.

B: Baik, sebutan ayat tersebut ialah sebagai berikut: "Karena segala firman yang telah Engkau firmankan kepadaku, itulah Aku sampaikan kepada mereka itu, dan mereka itu sudah mendapatkan dia, dan mengetahui dengan sesungguhnya bahwa Aku datang dari Ada-Mu, dan lagi mereka itu percaya bahwa Engkau yang menyuruh aku.

A: Di ayat ini Yesus sendiri berkata bahwa ia mendapatkan firman dari Allah. Kalau Yesus Tuhan, tentunya tidak membutuhkan firman dari siapapun juga. Di tamat ayat itu juga Yesus sendiri berkata bahwa "Engkaulah yang menyuruh aku". Makara Yesus itu bukan tuhan, melainkan pesuruh Tuhan, sebagaimana Nabi-nabi dan utusan-utusan Yang Mahakuasa yang lain-lain juga. Teruskan saudara periksa Injil Matius pasal 26 ayat 2.

B: Baik, disini menyebutkan : "Kamu memang mengetahui bahwa dua hari lagi akan ada hari raya Paskah, dan Anak insan akan diserahkan supaya ia disalibkan"

A: Yang dimaksud dengan anak insan di ayat itu ialah Yesus sendiri. Makara terang Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia. Lanjutkan periksa Injil Matius pasal 5 ayat 45.

B: Baik, ayat ini menyebutkan: "Supaya kau menjadi bawah umur Bapamu yang disurga..."

A: Cukup hingga disitu. Di ayat ini saudara saksikan sendiri, bahwa Yesus sendiri yang berkata kepada murid-muridnya, supaya kau menjadi bawah umur bapamu yang di surga; yakni apabila murid-muridnya taat atas perintah-perintah Tuhan, menurut Yesus mereka akan jadi anak Tuhan juga. Berdasarkan ayat Alkitab tersebut tentunya anak ilahi akan menjadi banyak jumlahnya, bukan Yesus saja.

B: Tetapi di Injil Johanes pasal 1 ayat 34 menyebutkan : "Maka saya sudah melihat itu, serta bersaksi yang dia inilah anak Allah".
Juga di Injil Matius pasal 3 ayat 17 menyebutkan: "Maka suatu bunyi dari langit mengatakan:" Inilah Anakku yang kukasihi, kepadanya saya berkenan"
Di Injil Lukas pasal 1 ayat 32 juga menyebutkan: "Maka ia akan menjadi besar, dan Ia akan dikatakan anak Yang Mahakuasa yang Maha Tinggi, maka Allah, Tuhan kita akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud, nenek moyangnya itu".
Di Ibrani pasal 4 ayat 14 menyebutkan: "Sedangkan ada kepada kita seorang Imam Mahabesar yang sudah melintas segala langit, yaitu Yesus Anak Allah, maka hendaklah kita memegang legalisasi itu".
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang menerangkan bahwa Yesus Anak Allah. Kalau Bapak memerlukan akan saya tunjukkan ayat-ayatnya.

A: Saya mengerti, bahwa ayat-ayat Alkitab yang menyebutkan Yesus Anak Yang Mahakuasa sebagaimana tersebut di:

Matius : Pasal 3 ayat 17, pasal 4 ayat 3, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63 dan Pasal 16 ayat 17

Johanes : Pasal 3 ayat 16, pasal 1 ayat 34 dan 40, pasal 17 ayat 1, pasal 19 ayat 7, pasal 16 ayat 27 dan ayat 30, pasal 15 ayat 23 dan beberapa ayat lainnya di Johanes.

Rum : Pasal 1 ayat 9, pasal 5 ayat 10, pasal 8 ayat 3, pasal 29 ayat 32.

Galitiah : Pasal 1 ayat 16, pasal 4 ayat 4 dan 6.

Lukas : Pasal 1 ayat 32 dan 35, pasal 3 ayat 22, pasal 4 ayat 3 dan 9, pasal 4 ayat 43 dan 41.

Ibrani : Pasal 1 ayat 2,5 dan 8, pasal 3 ayat 6, pasal 4 ayat 14, pasal 5 ayat 5 dan 8.

Matius : pasal 2 ayat 15, pasal 3 ayat 17, pasal 4 ayat 3 dan ayat 6, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63, pasal 16 ayat 17.

Korintus : Pasal 1 ayat 9

Dan masih ada beberapa ayat lain di kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu Anak Yang Mahakuasa tetapi maksudnya bukan anak Yang Mahakuasa yang sebenarnya, karena Yesus sendiri mengaku dikitab Injil bahwa ia ialah utusan Allah, bukan Anak Allah. Dan ia sendiri berkata: "anak manusia" bukan anak Tuhan, Makara jumlah ayat-ayat di kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu anak Yang Mahakuasa tidak menjamin kebenarannya bahwa ia anak Yang Mahakuasa betul-betul, sebagaimana kita sering mendengar ucapan-ucapan "Anak Kapal", "Anak Sekolah", tidak berarti bahwa kapal dan sekolah itu beranak, melainkan mempunyai arti bahwa orang itu selalu terikat oleh peraturan-peraturan kapal dan pelajaran-pelajaran di sekolah. Periksa lagi Yahya pasal 5 ayat 30.

B: Ayat tersebut demikian bunyinya : "Suatu pun tidak saya dapat berbuat menurut kehendakku sendiri melainkan saya menjalankan hukum sebagaimana yang saya dengar, dan hukumku itu adil adanya, karena bukannya saya mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia yang menyuruhkan aku.

A: Di sini terang sekiranya Yesus itu Tuhan, tentu dapat berbuat sekehendaknya sendiri. Tetapi di Alkitab sendiri menyebutkan bahwa perbuatan Yesus itu ialah kehendak Tuhan. Dan sekiranya Yesus itu Tuhan, tentunya tidak ada yang mengutus. Mustahil Tuhan menjadi utusan Tuhan, atau dengan lain kata "Utusan Tuhan itu ialah Tuhan", bisakah terjadi demikian.

B: Sudah terang dan terima kasih.

A: Silahkan periksa lagi di Yahya pasal 3 ayat 13.

B: Baik, disini menyebutkan: "Seorang pun tiada naik kesurga, kecuali ia yang sudah turun dari surga, yaitu anak manusia".

A: Jelas di Alkitab sendiri menyebutkan bahwa Yesus sendiri ialah anak insan bukan anak Tuhan.

B: Betul berdasarkan ayat tersebut Yesus ialah anak manusia.

A: Periksa lagi di Matius pasal 27 ayat 30

B: Baik, disini menyebutkan : " Maka mereka itupun meludahi Dia, serta mengambil buluh itu memalu kepalanya".

A: Kalau Yesus itu betul Tuhan, bagaimana Tuhan bisa diludahi dan diperolok-olokkan. Mengapa ada Tuhan yang begitu lemah. Sesuai dengan pengharapan saudara supaya puas dengan soal ketuhanan Yesus menurut Alkitab dan perkataan Yesus sendiri ada menyebutkan Ia bukan Tuhan, sekali lagi periksa di Matius pasal 21 ayat 18 dan 19.

B: Baik, di sini menyebutkan: " Pada pagi-pagi harinya, apabila Ia kembali kenegeri itu, ia merasa lapar". Serta dipandangnya sepohon ara di sisi jalan, pergilah ia kesitu dan didapatinya suatu apapun tiada dipohon itu, melainkan daun sahaja. Lalu berkatalah Ia kepadanya: Janganlah jadi buah dari padamu lagi selama-lamanya. Maka dengan seketika itu juga layulah pohon ara itu".

A: Kalau Yesus itu Tuhan tentu ia tidak akan mengutuk pohon itu supaya tidak berbuah melainkan ia akan menciptakan buah pada pohon itu dengan kekuasaannya selaku Tuhan. Akan tetapi pohon yang tidak berbuat kesalahan apa-apa kepada Yesus dan pohon yang tidak tahu apa-apa itu malah dikutuk oleh Yesus. Wajarkah Tuhan mengutuk makhluk yang tidak bersalah. Padahal kalau betul Yesus itu Tuhan tentu Ia berkuasa menciptakan pohon itu supaya mengeluarkan buahnya seketika itu juga, tidak lalu mengutuknya.

B: Bapak hafal betul perihal ayat-ayat di Kitab Injil, jadi sudah terang berdasarkan ayat-ayat Injil yang bapak sebutkan dan dikuatkan lagi dengan beberapa ayat lainnya, nyatalah bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan.

A: Persoalan Yesus anak Tuhan itu telah kita bicarakan pada pertemuan pertama, dan sudah dibereskan oleh Injil sendiri yang menyebutkan bahwa selain Yesus masih banyak lagi beberapa insan yang harus diakui Anak Tuhan, dan seharusnya mereka itu diakui juga oleh golongan Kristen, menjabat anak tuhan, bukan Yesus saja, karena berdasarkan Kitab Injil sendiri anak Tuhan itu banyak.

B: Ya betul kita telah bicarakan perihal itu.

A: Supaya lebih Jelas, setuju saya ulangi, di Injil ada menyebutkan bahwa:
1. Daud anak Yang Mahakuasa yang sulung (Mazmur, pasal 89 ayat 27)
2. Yakub (Israil) ialah anak Yang Mahakuasa yang Sulung (Keluaran pasal 4 ayat 22 dan 23)
3. Afraim ialah anak Yang Mahakuasa yang Sulung (Yeremia pasal 31 ayat 9)
Makara Daud anak Yang Mahakuasa yang sulung, Yakub anak Yang Mahakuasa yang sulung, dan Afraim juga anak Yang Mahakuasa yang sulung. Ketiga-tiganya atau kesemuanya ialah anak sulung. Yang manakah yang betul-betul sulung. Apakah ayat ini benar semuanya atau salah semuanya. Karena itu saya jelaskan bahwa Anak Yang Mahakuasa yang tersebut dalam Alkitab itu, tidak berarti anak Yang Mahakuasa yang bahwasanya melainkan maksudnya ialah kekasih Allah, atau mereka yang taat kepada perintah-perintah tuhan.

B: Saya sudah mengerti terima kasih.

A: Tetapi saudara mungkin belum mengerti betul perihal arti "Anak dan Bapa" dalam bahasa Ibrani, atau susunan bahasa yang terpakai dalam Bibel.

B: Kalau begitu bagaimanakah arti yang sebenarnya.

A: Dalam bahasa Ibrani kata "Bapa" itu dipakai buat Tuhan, sedangkan kata "anak" dipakai buat mereka yang dihormati, mirip para Nabi dan para Rasul.

B: Dasar apakah yang dipergunakan oleh bapak perihal keterangan itu.

A: Saya sudah sebutkan pada pertemuan yang pertama ialah tersebut dalam Injil Matius

B: Saya tidak ingat, di pasal dan ayat berapa.

A: Silahkan buka Matius, pasal 5 ayat 9.

B: Baik, di sini disebutkan: "Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang karena mereka itu akan disebut anak Allah".

A: Jelas siapa saja mendamaikan insan akan disebut akan menjabat "Anak Allah", kalau begitu anak Yang Mahakuasa itu ratusan, ribuan malah mungkin jutaan orang, jadi bukan Yesus saja.

B: Apakah tidak sebaiknya kita lanjutkan besok malam saja, karena sudah larut malam.

A: Terserah saudara, tetapi setuju besok malam saja kita lanjutkan.
Malam Ke 4 : Yesus Penebus Dosa
A: Betulkah Kepercayaan Kristen bahwa datangnya Yesus ialah untuk menebus Dosa.

B: Memang demikian.

A: Dimanakah menyebutkan

B: Dalam kitab Perbuatan Rasul-rasul pasal 5 ayat 31

A: Tolong bacakanlah

B: Baik, di sini ada menyebutkan: "Ia inilah ditinggalkan oleh ajun Yang Mahakuasa menjadi Raja dan Juru Selamat akan mengaruniakan tobat kepada Bani Israil dan jalan keampunan dosa".

A: Susunan kata ini diucapkan oleh Petrus, bukan perkataan Yesus dan bukan wahyu dari Tuhan

B: Tetapi dalam Injil Lukas pasal 2 ayat 10 dan 11 juga ada menyebutkan.

A: Bacakanlah

B: Disini menyebutkan: "Maka kata malaikat itu kepada mereka itu: "Jangan takut, karena sesungguhnya Aku menawarkan kepadamu suatu kesukaan besar yang akan jadi bagi segenap kaum. Sebab pada hari ini sudah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu, di dalam negeri Daud".

A: Malaikat itu berkata kepada siapa menurut ayat itu

B: Di Lukas pasal 2 ayat 8 dan 9 menyebutkan bahwa malaikat berkata kepada orang gembala yang tinggal di padang, menjaga kawan binatangnya pada waktu malam.

A: Tidak ada keterangan bahwa yang berkata itu malaikat, dan tidak ada pernyataan dari orang gembala sendiri mengenai peristiwa tersebut.

B: Buat saya tidak perlu memeriksa lebih mendalam lagi, karena di Injil menyebutkan Yesus ialah Juru Selamat dan penebus dosa, itu sudah cukup.

A: Baik, kalau saudara tidak perlu memeriksa kembali ayat tersebut tidak apa, saya ikuti kemauan saudara, namun saya ingin memberitahukan kepada saudara, bahwa dalam kitab Kisah Rasul pasal 5 ayat 31 yang saudara baca tadi ada menyebutkan bahwa Yesus, hanya penebus dosa bagi Bani Israil saja, bukan untuk semua manusia. Dan saudara sendiri selaku penganut agama Kristen tentunya tidak tertebus dosanya oleh Yesus, oleh karena saudara bukan turunan Bani Israil. Demikianlah kalau saudara betul-betul berpegang pada Kitab Suci saudara kitab Injil saudara, yang telah saudara baca sendiri.

B: Diwaktu itu mungkin hanya Bani Israil saja yang ada. Karena itulah Yesus berkata begitu, tetapi pada hakekatnya untuk semua manusia.

A: Kalau benar sanggahan saudara, silahkan saudara buka di Matius pasal 1 ayat 21.

B: Baik, di Matius pasal 1 ayat 21 menyebutkan: "Maka Ia akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamakan Ia Yesus, karena Ia-lah yang akan melepaskan kaumnya dari pada segala dosanya".

A: Apakah belum Jelas, Alkitab sendiri yang menerangkan bahwa kedatangan Yesus hanya untuk melepaskan dosa kaumnya saja bukan untuk semua manusia, sebagaimana kita telah bicarakan.

B: Akan tetapi dapat juga saya artikan: "Kaum" itu dengan "Bangsa", ialah bangsa manusia. Makara yang dimaksudkan ialah untuk semua bangsa.

A: Dengan dasar apa saudara memberi arti begitu. Di Alkitab sendiri nyata-nyata menyebutkan dengan kata "Kaumnya". Taruh kata saudara alihkan kata: "Kaum" dengan arti "Bangsa", maka yang demikianpun tidak dapat diartikan lain, kecuali hanya bangsanya Yesus sendiri saja ialah bangsa Ibrani (Israil).

B: Saya masih belum yakin keterangan bapak selama di Alkitab sendiri tidak menyebutkan dengan tegas, bahwa kedatangan Yesus untuk Bani Israil saja.

A: Sekiranya di Alkitab ada menyebutkan, betulkah saudara akan menjadi yakin, bahwa kedatangan Yesus itu bukan untuk semua bangsa.

B: Ya, saya yakin, dan demikianlah pendapat saya.

A: Apakah saudara sudah periksa di Bibel.

B: Saya sudah periksa, tetapi saya tidak hafal ayat-ayat Alkitab yang ratusan malah mungkin ribuan ayat itu.

A: Kalau begitu, silahkan periksa Injil Matius pasal 15 ayat 24.

B: Baik, disini menyebutkan: "Maka jawab Yesus, katanya "Tiadalah saya disuruhkan yang lain hanya kepada segala domba yang sesat diantara Bani Israil"".

A: Bukankah ayat ini sudah jelas, dan tidak bisa diputar-putar lagi, Yesus sendiri mengakui bahwa ia di Utus untuk Bani Israil saja, bukan untuk semua insan atau lain. Makara kalau penganut Yesus (umat kristen) yang bukan golongan Bani Israil, tentunya tidak termasuk umatnya Yesus, dan dosanya tidak bisa ditebus/tertebus, karena Yesus hanya menjadi Juru Selamat untuk Bani Israil saja, sedangkan saudara sendiripun bukan dari golongan Bani Israil.

B: Ya, kalau demikian bagi saya agak repot. Entah bagaimana ini semestinya.

A: Nah, kalau begitu orang bisa berpendapat apakah faedahnya orang-orang Kristen mengembangkan agamanya kepada insan yang bukan Bani Israil. Sedangkan Yesus sendiri tidak berbuat demikian. Apakah cara yang demikian tidak bisa dinamakan melangkahi anutan Yesus.
Dan di Injil Matius yang saudara baca baru-baru ini ada menyebutkan juga susunan kata Yesus sendiri "Tiadalah saya disuruhkan kepada yang lain". Jelas disini Yesus sendiri ia mengakui ia disuruh. Kalau Yesus itu dikatakan Tuhan, maka pantaskah Tuhan itu jadi pesuruh. Makara Yesus itu bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan sesuai dengan legalisasi Yesus sendiri, yang menyebutkan dalam Kitab Injil saudara sendiri.

B: Betul begitu, akan tetapi maaf terlebih dulu apakah misalnya tidak mungkin ayat itu ada salah cetak. Ini hanya kira-kiraan saya sendiri saja, tetapi sekali lagi saya minta maaf.

A: Tidak apa saudara bersikap ragu-ragu, tetapi untuk menghilangkan keragu-raguan setuju kita periksa kitab yang berbahasa Belanda ini yang kebetulan saudara bawa. Kitab ini berjudul : "Bijbellezingen voor het Huisgezin". Setujukah saudara.

B: Baiklah, dan memang demikian maksud kami sebelumnya, biar dapat kita periksa bantu-membantu apakah ayat Alkitab yang berbahasa Indonesia, ada bersamaan maksudnya dengan yang berbahasa belanda.

A: Silahkan saudara periksa di bab: "De onderdanen van het koningrijk" halaman 834, ayat 12 apakah sudah diketemukan ayatnya.

B: Sudah ini dia.

A: Nah mari kita periksa, di ayat ini menyebutkan: "Toen de vrouw van Kanaan tot Christus kwan, Hem om smehende haar dochter te genezen, wat zei Hijtoen?. Maar Hij antwoordende, zeide : "Ik ben niet gezenden dan tot de verloren schapen van huis israel""
Kalau kita salin kedalam bahasa Indonesia: "Ketika seorang perempuan dari Kanaan datang di hadapan Kristus mengemis-mengemis padanya supaya mengobati (menyembuhkan) anaknya, lalu apakah katanya ?. Maka jawab Yesus, katanya : "Tiadalah saya disuruhkan yang lain, hanya kepada segala domba yang sesat dari antara Bani Israil""

B: Yah terus terang saja, tampaknya pendirian saya sudah mulai condong kepada keterangan-keterangan bapak.

A: Alhamdulillah, saya bersyukur, karena saudara sudah tambah bimbang dalam keyakinan saudara. Pada pertemuan yang lalu, kita sudah membaca susunan ayat di Injil Matius pasal 26 ayat 1 dan 2.

B: Betul saya ingat, saya akan menjelaskan ayat tersebut

A: Baik, kalau saudara masih merasa perlu menawarkan penjelasan.

B: Saya akan bacakan lagi bunyi ayat tersebut.

A: Baik, pada pertemuan yang lalu telah saya terangkan. Mungkin saudara masih perlu membantah (membantah keterangan saya tersebut). Silahkan saudara membacanya.

B: Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut: "Setelah Yesus menyudahi ucapan itu, maka bertuturlah pula ia kepada murid-muridnya: "Kamu memang mengetahui bahwa dua hari lagi akan ada hari raya Paskah, dan Anak insan akan diserahkan supaya ia disalibkan".
Makara kedatangan Yesus memang untuk disalib. Berdasarkan ayat ini.

A: Mengapa Yesus berteriak minta tolong kepada Tuhan di waktu akan disalib, kalau memang benar kedatangan Yesus untuk disalib.
Mestinya dia bersedia untuk disalib. Seruan Yesus minta-minta tolong itu, sebagaimana saya telah sebutkan pada pertemuan kita yang pertama, ialah di Matius pasal 27 ayat 46: yang bunyinya sebagai berikut: "Maka sekira-kira pukul tiga itu, berserulah Yesus dengan bunyi yang nyaring, katanya: "Eli, Eli, lama sabachtani", artinya "Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku".

B: Di ayat yang dibacakan tadi menunjukkan tubuh ketuhanan Yesus sudah mengetahui lebih dahulu bahwa tubuh kemanusiaannya akan di salib. Makara yang berteriak itu bukan anak Tuhan , melainkan tubuh kemanusiaannya Yesus , oleh karenanya itu ia mengalah untuk disalib.

A: Kalau begitu, diwaktu Yesus di Salib ada dimanakah tubuh ketuhanannya Yesus itu. Kalau saudara menjawab terpisah, maka hal itu menunjukkan bahwa tidak selamanya Yesus menjadi satu dengan Tuhan. Tetapi kalau saudara menjawab tetap disitu, mengapa tubuh ketuhanannya tidak dapat menolong Yesus, sehingga ia berteriak-teriak minta tolong.

B: Saya tidak mengerti bagaimana soal ini sebenarnya.

A: Bukan itu saja, malah kita masih bisa meneruskan lagi di Matius pasal 26 ayat 38 yang menyebutkan: "Kemudian kata Yesus kepada mereka itu: Hatiku amat sangat berduka cita hampir mati rasaku; tinggallah kau di sini dan berjagalah sertaku"
Mengapa tubuh Ketuhanan Yesus tidak berkuasa menghilangkan sedih cita yang dirasakan olehnya. Malah ia berkata kepada muridnya minta berjaga bersama dia. Pantaskah Tuhan minta-minta kepada manusia.

B: Kalau saya berpegang pada ayat Injil tersebut, bahwa kedatangan Yesus untuk bani Israil saja, maka apakah salahnya kalau kita mengajak insan diluar bani Israil supaya percaya kepada Yesus.

A: Kalau saudara konsekwen berpegang pada ayat Injil itu mestinya tidak demikian pendapat saudara. Kalau saudara telah menyimpang dari langkah Yesus oleh karena Yesus sendiri mengatakan bahwa kedatangannya hanya untuk menebus dosa bani Israil semata-mata, bukan insan lainnya.

B: Taruh kata kedatangan Yesus itu hanya untuk bani Israil saja, dan andaikata ada orang dari luar Bani Israil yang masuk Kristen, maka hal tersebut tidak berarti ayat Injil dan anutan Kristen itu ada kesalahan.

A: Kalau begitu apakah orang Bani Israil yang menyalibkan Yesus itu sudah tertebus dosanya

B: Entahlah

A: Mengapa dalam kitab Injil tersebut Yesus berkata bahwa kedatangannya untuk menebus dosanya bani Israil, Dengan demikian maka orang bani Israil yang menyalibkan Yesus mestinya sudah tertebus dosanya. Terlebih lagi berdasarkan keterangan saudara mestinya insan yang menyalibkan Yesus itu tidak berdosa, malah mendapatkan pahala besar, kalau kedatangannya Yesus memang untuk disalib.
Andaikata tidak ada orang yang bersedia menyalibkan Yesus, tentu tidak terlepas dosanya bani Israil dan kedatangannya Yesus tidak dapat lagi disebut selaku penebus dosa.
Mestinya orang yang menyalibkan Yesus itu mendapatkan pahala besar, tidak dilaknat, karena mereka telah berjasa menyalibkan Yesus, karena perbuatan mereka itulah, dosa-dosa bani Israil tertebus semuanya. Jawaban ini sebagian telah saya sampaikan pada pertemuan kita yang lalu.

B: Dalam hal ini saya belum bisa menjawab sekarang, tetapi mungkin dilain waktu.

A: Saya akan ulangi lagi pertanyaan saya: Betulkah lantaran Yesus di Salib dosa bisa terhapus.

B: Ya, betul begitu menurut ayat Injil.

A: Alat apakah digunakan untuk menyalibkan Yesus.

B: Kalau saya tidak salah, ialah kayu yang disebut: "Kayu Salib"

A: Kalau begitu Yesus tergantung pada kayu pada waktu disalibkan.

B: Ya, demikian, sebagaimana kita sering melihat gambar Yesus disalib.

A: Silahkan saudara periksa di Galatia pasal 3 ayat 13

B: Baik, disini disebutkan: "Maka Kristus sudah menebus kita dari pada kutuk Torat itu dengan menjadi satu kutuk karena kita, karena ada tersurat: "Bahwa terkutuklah tiap-tiap orang yang tergantung pada kayu""

A: Menurut keterangan saudara, Yesus rela untuk di salib, sedangkan menurut Galatia yang saudara baca menyebutkan: Terkutuklah tiap-tiap orang yang tergantung pada kayu, dan kalau begitu apakah bisa menebus dosa manusia.

B: Terima kasih , saya sudah menyadari. Apakah tidak sebaiknya kita pindah kepada pasal-pasal yang lain. Tetapi di lain malam, karena sekarang waktunya sudah terlalu larut malam.

A: Baiklah terserah saudara
Malam Ke 5 : Dosa Waris
B: Saya ingin mendapatkan penjelasan dari bapak kyai, perihal kepercayaan kepada dosa waris yang disebabkan karena dosanya Adam dan Hawa.

A: Baiklah, saya akan berikan jawabannya, tetapi sebelumnya saya ejekan pertanyaan: Betulkah menurut kepercayaan Kristen bahwa anak cucu Adam dan Hawa dari semenjak dilahirkan sudah membawa dosa.

B: Betul begitu, karena Adam dan Hawa berdosa, maka cucunya mendapatkan warisan dosa dari keduanya.

A: Mengapa dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada cucunya, mestinya setiap insan memikul dosanya dari perbuatannya sendiri, bukan memikul dosanya orang lain.

B: Tetapi menurut anutan Kristen, setiap insan pada semenjak waktu dilahirkan sudah memikul dosa, atau mendapatkan warisan dosa dari dosanya Adam dan Hawa. Oleh karena kedatangan Yesus itu ialah untuk menebus dosa-dosa insan dari warisan Adam dan Hawa tersebut.

A: Kalau keterangan saudara benar pada anutan Kristen, silahkan saudara periksa kitab Nabi Yehezkiel pasal 18 ayat 20.

B: Pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "orang berbuat dosa, ia itu juga akan mati; maka anak tiada akan menanggung kesalahan bapaknya, dan Bapa pun tiada akan menanggung kesalahan anak-anaknya; kebenaran orang yang benar akan tergantung atasnya dan kejahatan orang fasik pun akan tergantung atasnya".

A: Jelas Alkitab sendiri menyebutkan bahwa setiap insan akan menanggung sendiri perbuatan baik maupun buruk, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain. Berdasarkan ayat tersebut, maka dosa Adam dan Hawa harus ditanggung sendiri oleh keduanya. Tetapi mengapa dosa Adam dan Hawa harus diwariskan atas anak cucunya, sehingga anak cucunya ikut serta menanggung dosanya; padahal kitab Injil sendiri tegas menyebutkan bahwa setiap perbuatan baik atau buruk yang dikerjakan oleh seseorang tidak dapat dibebankan atas orang lain. Baiklah, saya teruskan pertanyaan saya pada saudara; semenjak umur berapa saudara di baptis.

B: Kata orang renta saya, semenjak umur tiga bulan dibawa ke gereja dan disana dibaptis, oleh karena setiap insan semenjak dilahirkan sudah membawa dosanya Adam dan Hawa yang disebut Dosa Waris, jadi semenjak bayipun sudah membawa dosa; oleh karenanya saya dibaptis waktu masih kecil.

A: Apakah perbuatan demikian itu berdasarkan kitab Alkitab

B: Saya berkeyakinan demikian. Sebagaimana saya terangkan bahwa bayi yang gres dilahirkan itu tidak suci, yakni sudah membawa dosanya Adam dan Hawa.

A: Kalau begitu, bayi yang belum dibaptis sekiranya ia meninggal dunia (mati) tentu tidak akan masuk surga, alasannya ialah matinya ada membawa dosanya Adam dan Hawa.

B: Ya, mestinya demikian.

A: Silahkan periksa Matius pasal 19 ayat 14.

B: dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Tetapi kata Yesus. "Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangkan mereka itu datang kepadaku, karena orang yang sama mirip inilah yang empunya kerajaan surga""

A: Nah,perhatikanlah di ayat itu nyata-nyata Yesus sendiri yang berkata ia mengakui kesuciannya kanak-kanak. Sedangkan mereka belum mengakui kesalibannya Yesus dan juga belum dibaptiskan, tetapi mempunyai kerajaan surga. Makara berdasarkan legalisasi Yesus sendiri bahwa kanak-kanak itu tidak membawa dosa waris dari Adam dan Hawa, oleh karena itulah Yesus berkata : Mereka ialah suci dari dosa dan dengan sendirinya masuk surga. Saya ingin bertanya lagi, Saudara waktu umur tiga bulan itu sudah membawa dosakah atau belum.

B: Kalau berdasarkan perkataan Yesus yang bapak katakan tadi, tentu tidak.

A: Makara masih suci dari dosa walaupun tanpa dibaptiskan.

B: Ya betul demikian.

A: Kalau begitu, apakah gunanya saudara dibaptis pada waktu umur tiga bulan itu.

B: Waktu umur tiga bulan tentu saya tidak tahu apa-apa

A: Saya bertanya sekarang, bukan bertanya kepada saudara diwaktu saudara berumur tiga bulan, Makara apakah sekarang saudara sudah menyadari perihal tidak adanya dosa waris.

B: Seperti bapak terangkan tadi, berdasarkan legalisasi Yesus sendiri tentu saya menyadarinya. Karena, Yesus sendiri yang mengatakan bahwa bawah umur itu suci pada waktu dilahirkan.

A: Nah, bagaimanakah sekarang, masih adakah pandangan saudara terhadap dosa waris

B: Tentu saja harus menyadari berdasarkan perkataan Yesus sendiri bahwa aman-anak yang gres dilahirkan itu suci tidak membawa dosa sedikitpun.

A: tidak membawa dosa yang bagaimana.

B: Ya, tidak membawa warisan dosa dari Adam dan Hawa.

A: Kalau begitu saudara telah mengakui bahwa dosa waris itu tidak ada

B: Ya, demikianlah harus saya akui berdasarkan Kitab Alkitab sendiri.

A: Syukur saudara telah mengakui tidak adanya dosa waris, kalau dosa waris itu turun-temurun, maka anak yang gres lahir yang belum tahu apa-apa belum bisa memisahkan antara yang baik dan buruk, kalau bayi itu mati ia membawa dosa dan masuk neraka, dan dimanakah letaknya keadilan Tuhan kalau demikian.

B: Ya, saya bisa terima keterangan Bapak.

A: Nah, coba pikirkan dengan penuh kesadaran. Kalau ada seorang renta dari beberapa orang anak, dan orang renta itu menjadi penipu, pencuri, penghianat, berbuat aniaya, kejam, dan bermacam-macam dosa ia kerjakan, lalu ia dihukum masuk penjara, apakah anak-anaknya juga diharuskan menanggung dosa orang-orang tuanya, lalu bawah umur itu harus dihukum juga masuk penjara dengan alasan dosa waris. Apakah pengadilan semacam itu akan dikatakan penegak keadilan.

B: Terima kasih, saya sudah menyadari, bahwa dosa itu tidak bisa diwariskan atau dioperkan kepada orang lain.

A: Syukur kalau begitu.

B: Akan tetapi kalau dosa itu tidak bisa diwariskan mestinya pahala juga tidak diwariskan. Bagaimanakah menurut anutan agama Islam dalam hal itu.

A: Tidak bisa, malah tidak boleh; baik pahala maupun dosa dioperkan pada orang lain.

B: Jawaban "tidak boleh" itu apakah menurut pendapat bapak sendirikah atau menurut anutan Islam.

A: Menurut anutan Islam, pahala seseorang tidak boleh diwariskan atau dioper kepada orang lain, begitu juga dosanya seseorang tidak boleh diwariskan kepada orang lain. Setiap orang menanggung sendiri pahala dan dosanya atas perbuatannya sendiri.

B: Akan tetapi saya pernah membaca sebuah buku agama Islam yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad pernah berkorban seekor kambing buat umatnya sekalian dan buat familinya. Ini berarti bahwa Nabi Muhammad mewariskan atau mengoperkan pahala kepada orang lain, yakni kepada umatnya dan familinya. Yang demikian itu bukan dosa waris, tetapi terang pahala waris.
Makara di dalam anutan Islam ada juga pahala waris, maka saya kira bapak tidak perlu urus perihal dosa-dosa waris dalam anutan Kristen, kalau di dalam anutan Islam terdapat anutan pahala waris atau anutan oper pahala.

A: kalau buku agama Islam yang saudara baca mau dijadikan pokok perihal bolehnya warisan pahala, mestinya orang Islam boleh sembahyang dan berpuasa, lalu diwariskan pahalanya buat sekalian umat Islam yang masih hidup dan yang mati, tetapi tidak ada umat Islam yang berbuat demikian, kalaupun ada, mungkin karena mereka tidak tahu, bahwa perbuatan yang demikian itu, bertentangan dengan kitab sucinya Al Quran. Makara bukan kitab sucinya yang salah, tetapi penganutnya sendiri, dan berbeda dengan kitab Alkitab yang mengandung banyak perselisihan antara satu ayat dengan yang lain. Di dalam kitab suci Al Quran, tidak terdapat anutan pahala waris maupun dosa waris. Akan tetapi dalam kitab Alkitab (Kristen) antara satu ayat dengan ayat yang lain bersimpang siur.

B: Saya pernah membaca kitab terjemahan Al Quran bahasa Indonesia, kalau tidak keliru di dalam surat Ath Thurr ayat 21 ada menyebutkan yang maksudnya bahwa bawah umur orang mukmin akan dimasukkan surga lantaran ibu bapaknya. Makara lantaran amalan ibu bapaknya bawah umur itu masuk surga. Kalau yang demikian itu bukan pahala waris, lalu apakah namanya.

A: Ayat Al Quran yang saudara maksudkan itu bunyinya akan saya bacakan sebagai berikut: Yang artinya: "Dan mereka yang beriman dan diikuti oleh bawah umur cucunya (keturunannya) dengan keimanan pula. Kami (Allah) kumpulkan anak cucu itu dengan mereka dan tiadalah kami kurangi pahala amalan mereka sedikit juapun" (Surat Ath Thurr ayat 21). Diayat ini terang menyebutkan tidak adanya pahala waris, malah tanggungan pun mengenai pahala warispun tidak ada. Yang masuk surga bersama Ibu bapaknya itu ialah bawah umur yang belum baligh, karena yang sudah baligh tentu bertanggung jawab sendiri. Oleh karenanya dalam ayat tersebut ada sambungannya. Yang artinya: "Setiap orang bertanggung jawab (terikat) oleh amalannya sendiri-sendiri (masing-masing)". Makara setiap orang menanggung dosa dan pahala atas perbuatannya masing-masing bukan warisan dari orang lain.

B: Apakah di dalam Kitab Al Quran ada yang lebih tegas menyebutkan bahwa dosa dan pahala itu tidak dapat diwariskan atau dihadiahkan pada orang lain.

A: Ada, cukup banyak.

B: Maafkan, kami ingin mengetahui di surat apa, dan di ayat berapa, kami akan cocokkan dirumah, karena kami ada mempunyai kitab terjemahan Al Quran Bahasa Indonesia. Mungkin juga saudara-saudara yang hadir di sini juga memerlukan juga.

HADIRIN: Perlu diterangkan, karena memang penting diterangkan.

A: Apakah tidak sebaiknya kita bantu-membantu memeriksa di sini saja, kalau saudara menyetujui saya suruh ambilkan Al Quran lalu saya tunjukkan surat dan ayatnya sekali. Bagaimana, apakah sekarang juga.

B: Kalau Bapak hafal lebih baik sebutkan sekarang saja ayat-ayatnya , akan kami catat: lalu akan kami cocokkan dirumah dengan Al Quran kami. Tapi kalau bapak tidak hafal kami minta besok malam untuk menghemat waktu.

A: Insya Yang Mahakuasa saya hafal ayat-ayatnya.

B: Baik, silahkan bapak sebutkan, kami akan catat.

A: Saya akan sebutkan nama-nama surat dan nomor ayatnya, lalu saya akan beri keterangan dan saudara catat nama Surat dan nomor ayatnya yang sebut, lalu cocokkan lagi dirumah.

B: baik, kami setuju.

A:
1 . Surat Al Baqarah, ayat 286.
"Kepada dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang dia lakukan" Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan, harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh dibebankan atas orang lain.

2 . Surat Al Baqarah, ayat 123.
"Dan Hendaknya kau takut pada suatu hari (kiamat) tidak berkuasa seorang membebaskan sesuatu atas orang lain".
Maksudnya, kelak dihari kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain, dan pahala tidak diperbolehkan atas orang lain. Masing-masing harus menanggung sendiri perbuatannya baik maupun jahat.

3 . Surat Al Ankabut, ayat 6
"Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk dirinya sendiri".

4 . Surat Yaasiin, ayat 54
"Maka pada hari kiamat, tidak seorangpun akan teraniaya, dan kau tidak akan dibalas, melainkan apa yang kau sendiri telah kerjakan".

5 . Surat Al Isra , ayat 15
"Dan seseorang tidak berkuasa memikul dosanya orang lain ".

6 . Surat An Najm, ayat 38 dan 39
"Bahwa seseorang tidak berkuasa menanggung dosanya orang lain dan sesungguhnya seorangpun tidak akan mendapatkan pahala melainkan daripada perbuatannya sendiri".

7 . Surat Luqman, ayat 33.
"Hai Manusia hendaklah kau takut kepada suatu hari (kiamat) seorang bapak tidak berkuasa membebaskan anaknya (dari perbuatan anaknya), seorang anak tak akan berkuasa membebaskan perbuatan bapaknya".

Ayat-ayat yang saya sebutkan di atas tadi terang sekali menunjukkan bahwa seseorang tidak berkuasa menebus dosanya atau mengambil oper pahala orang lain. Makara dalam Islam, tidak ada insan yang berkuasa menebus dosa, atau seorang pejabat menebus dosa, perbuatan baik atau jahat harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya.
Saya kira sudah cukup ayat-ayat yang saya sebutkan, tetapi kalau saudara masih memerlukan, saya akan sebutkan lagi ayat-ayat yang lain.

B: Sudah cukup, dan kami sudah mengerti, akan tetapi kami pernah membaca sebuah kitab yang menyebutkan sebuah Hadist Nabi Muhammad, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang menerangkan bahwa: "Mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya". Berdasarkan Hadist tersebut berarti bahwa siksaan atas mayit itu, disebabkan perbuatan orang lain, bukan dari perbuatan dirinya sendiri. Mayit itu disiksa lantaran "perbuatan" tangisnya orang lain. Kami telah tanyakan kepada beberapa orang yang kami pandang mengerti perihal agama Islam, dan salah seorang guru agama Islam mengenal susunan Hadist tersebut menawarkan jawaban bahwa hadist itu benar (sahih), oleh karena yang meriwayatkan ialah Imam Bukhari dan Imam Muslim.

A: Hadist Nabi yang saudara bawakan itu susunannya demikian:
"Telah berkata Umar dan Ibnu Umar: Bersabda Nabi Muhammad SAW sesungguhnya mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh keluarganya (riwayat Bukhari dan Muslim)". Akan tetapi hakekatnya Hadist itu Tidak Sahih, oleh karena berlawanan dengan ayat-ayat Al Quran. Walaupun oleh karena saudara yang beragama Kristen, mungkin belum mengetahui perihal Hadist-hadist Sahih dan Hadist-hadist Palsu, maka biar saudara yang hadir dipertemuan ini dapat mengikuti juga, merasa perlu saya terangkan bahwa menurut kitab-kitab Ushul Fiqih dan kitab Musthalahul Hadist, yang disebut Hadist Nabi, bukan saja mesti sah riwayatnya malah mesti beres susunannya dan arti dari pada hadist itu HARUS tidak berlawanan dengan kitab Al Quran.
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim terang diterangkan demikian. Maksud Hadist tersebut , tatkala hadist yang menerangkan bahwa mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya, di dengar oleh Siti Aisyah (Istri Nabi), maka Siti Aisyah menolak kebenaran Hadist tersebut. Aisyah berkata: "Cukuplah buat kau Ayat Al Quran; Dan tidak berkuasa seseorang menanggung dosa orang lain.

B: Nah, kalau begitu pak kyai, sekarang kami telah mengerti bahwa berdasarkan Kitab Alkitab sendiri dan Kitab Al Quran pada hakekatnya dosa waris dan pahala waris itu tidak ada. Yakni setiap insan menanggung sendiri dosanya, dan pahalanya menurut perbuatannya masing-masing. Ini adil namanya.

A: Ya, seharusnya begitu; sebagaimana tersebut dalam kitab Alkitab dan Al Quran yang telah kita baca tadi. Akan tetapi supaya lebih terang dan tambah meyakinkan saudara, silahkan saudara periksa di Injil: "Surat kiriman Rasul Paulus kepada orang Rum Pasal 2 ayat 5 dan 6.

B: Baik, surat dan ayat ini menyebutkan sebagai berikut: "Tetapi menurut degilmu dan hati yang tiada mau bertobat, engkau menghimpunkan kemurkaan keatas dirimu untuk hari murka dan kenyataan hukum Yang Mahakuasa yang adil". " yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang menurut perbuatan masing-masing"

A: Apakah di ayat ini Alkitab menerangkan Dosa Waris.

B: Tidak, malah sebaliknya setiap orang akan dibalas menurut amalnya masing-masing.

A: Periksa lagi Matius pasal 16 ayat 27

B: Ayat ini menerangkan /menyebutkan: "Karena anak insan akan datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan segala malaikatnya; pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap orang menurut perbuatannya:

A: Apakah di ayat ini Alkitab menerangkan Dosa Waris.

B: Tidak ada, menurut ayat ini perbuatan dosa dan perbuatan baik akan ditanggung sendiri, tidak boleh dibebankan atau diwariskan pada orang lain.

A: Makara di Kitab Injil sendiri yang menyebutkan tidak adanya dosa waris.

B: Ya, dari mana asalnya ada sebutan dosa waris itu.

A: Apakah saudara masih memerlukan penjelasan lebih lanjut.

B: Sudah sangat terang sekali.

A: Kalau begitu setuju kita lanjutkan. Diayat saudara bacakan tadi ada sebutan "Anak manusia". Bapanya silahkan saudara bacakan sekali lagi.

B: Baik, awal ayat tersebut menyebutkan: "Karena Anak Manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya"

A: bagaimana menurut pengertian saudara yang dimaksudkan dengan "Anak Manusia dan Bapanya"

B: Anak insan itu tentulah Yesus, sedang Bapa ialah Tuhan.

A: Periksa lagi: "Surat kiriman yang kedua kepada orang Kristen " pasal 5 ayat 10

B: Baik ayat ini menyebutkan: " Karena tak dapat tiada kita sekalian akan jadi kasatmata dihadapan bangku pengadilan Kristus, supaya tiap-tiap orang mendapatkan balasan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh tubuh itu, baik atau jahat"

A: Ayat Injil sendiri yang menyebutkan, bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing, baik maupun jelek, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain.

B: Berdasarkan ayat-ayat Alkitab yang bapak tunjukkan bahwa perbuatan baik atau jelek seseorang tidak dapat diwariskan kepada orang lain. Oleh karenanya, kepercayaan saya kepada dosa waris itu mulai luntur.

A: Kalau begitu lantas bagaimana dosanya Adam dan Hawa, apakah dapat diwariskan kepada orang lain, tegasnya kepada anak cucunya.

B: Berdasarkan ayat Alkitab tersebut di atas tentu tidak. Makara dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, seharusnya ditanggung sendiri oleh keduanya, tidak bisa diwariskan kepada anak cucunya.

A: Dalam sejarah Agama Kristen kita kenal yang disebut: "biechten", ialah orang yang berbuat dosa, dan "de biechtafleggen", ialah orang yang meminta ampun atas kesalahannya , dan "Biecht-vader", ialah orang-orang yang diberi wewenang memberi ampun. Setiap orang merasa menyesal atas kesalahannya dapat mendapatkan ampunan dengan jalan membeli selembar surat yang menyebutkan bahwa orang yang berdosa sudah diberi ampun atas dosanya. Surat ampunan itu disebut "Aflaat-brieven" atau Indul gences, yang artinya kemurahan Tuhan.

B: Ya, saya menyadari soal itu, keterangan bapak memuaskan saya.

A: Bukan hanya demikian, akan tetapi Aflaat-brieven itu pada zaman dulu dipropaganda (gepredicht) di Negara Jerman oleh seorang rabib (nonnik) berjulukan "Tetzel" dalam tahun 1517 atas perintah Paus Leo, yang menjadi Paus pada tahun 1513-1521. Sebahagian dari pada hasil penjualan Aflaat-brieven itu digunakan untuk pendirian bangunan gereja "Saint Pieter Kerk" di kota Roma. Terlalu panjang kalau saya uraikan sejarah pemerintahan gereja di Eropa pada permulaan kurun pertengahan.

B: Terima kasih, kita lanjutkan saja soal yang lain, sekarang sudah larut malam, lain kali kami akan datang lagi.
Malam Ke 6 : Kitab Al Qur'an dan Kitab Alkitab
A: Pembicaraan kita yang berkenaan dengan dosa waris, saya rasa telah cukup.

B: Sudah cukup terang uraian bapak pada pertemuan yang terdahulu. Dan saya telah mencocokkan ayat-ayat Al Quran yang disebutkan bapak kemarin malam lalu dengan kitab terjemahan Al Quran bahasa Indonesia kepunyaan saya, semuanya cocok baik perihal surat-suratnya maupun ayat-ayatnya. Semua yang bapak sebutkan cocok dan tepat serta kami pikir-pikir di rumah perihal ayat Alkitab dan Al Quran yang bapak tunjukkan ayat-ayatnya ternyata dosa waris dan oper pahala dan oper dosa itu tidak mungkin ada malah tidak masuk di akal.

A: Syukur kalau saudara telah mengakuinya, sekarang kita bicarakan soal-soal lainnya, dan saya serahkan kepada saudara saja mengenai acaranya. Terserah saudara soal yang akan diajukan.

B: Baiklah kami mulai; kami pernah membaca ayat-ayat Al Quran yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat dengan ayat lainnya, sehinga menyebabkan keragu-raguan; apakah mungkin Nabi Muhammad sendiri yang keliru memberikan wahyu dari Allah. Kalau betul dia seorang Nabi, tentu tidak mungkin dia salah menerimanya atau menyampaikannya, ataukah memang ayat-ayat Al Quran nya yang berselisihan.

A: Baiklah saudara terangkan saja ayat-ayat Al Quran yang saudara maksudkan itu.

B: Kami telah membaca ayat-ayat Al Quran mengenai asal kejadian insan dalam kitab terjemahan Al Quran bahasa Indonesia, dalam sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran saya bukan Alkitab saja yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al Quran demikian juga.

A: Silahkan saudara sebutkan ayat-ayat Al Quran yang akan ditanyakan, Insya Yang Mahakuasa yang diragukan oleh saudara itu akan terhapus.

B: Baiklah, Saya mencatat ayat-ayatnya, saya akan baca.
1 . Dikitab Al Quran surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Yang Mahakuasa menjadikan insan berasal dari tanah yang dibakar.
2 . Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang insan (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa).
3 . Disurat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: "dan Tuhan menciptakan insan dari Tanah"
4 . Di Surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan insan berasal dari tanah liat"
5 . Disurat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku menciptakan insan daripada tanah"

Lima ayat yang saya sebutkan ini antara satu dengan ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga menyebutkan dari "tanah", diayat ke empat menyebutkan daripada "tanah liat". Di ayat kelima menyebutkan dari pada "tanah". Bukankah ayat-ayat Al Quran nyata-nyata berselisihan antara yang satu dengan yang lain.

A: Ya, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan saudara. Teruskan pertanyaan saudara.

B: Kami ingin bertanya; yang manakah yang benar perihal asal kejadian insan itu. Apakah dari tanah yang dibakar, apakah dari tanah kering dan lumpur, atau dari pada tanah biasa, atau dari tanah liatkah ?. Makara menurut pendapat saya, ayat-ayat Al Quran terdapat perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Bukan ayat-ayat Injil atau di Alkitab saja terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa menerangkan dengan terang dan tepat.

A: Di kitab Al Quran ada menyebutkan bahwa asal kejadian insan terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga oleh saudara-saudara yang hadir disini, saya sebutkan susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagaimana yang saudara bacakan artinya tadi.
Pertama : Di surat Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah) menjadikan insan mirip tembikar, (tanah yang dibakar)". Yang dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini ialah : Tanah kering atau setengah kering yakni "Zat pembakar" atau Oksigen.
Kedua: Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar", yang maksudnya ialah "Zat Arang" atau Carbonium.
Ketiga: Di surat Al Hijr, ayat 28: "dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang insan (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)" . Di ayat ini. Tersebut juga "shal-shal", telah saya terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau Nitrogenium.
Keempat : Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat insan berasal dari pada "tanah"". Yang dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" atau Hidrogenium.
Kelima: Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan insan dari pada Tanah Liat". Yang dimaksud dengan kata "lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau ferrum.
Keenam: Di Surat Ali Imran ayat 59: " Dia (Allah) menjadikan Adam daripada tanah kemudian Yang Mahakuasa berfirman kepadanya "jadilah engkau, lalu berbentuk manusia". Yang dimaksud dengan kata "turab" (tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah" yang dinamai "zat-zat anorganis".
Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)"

Ketujuh ayat Al Quran yang saya baca ini Yang Mahakuasa telah menunjukkan perihal proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga insan bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam perihal kata "turab" (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat didalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat Anorganis ini gres terjadi setelah melalui proses persenyawaan antara "Fakhkhar" yakni Carbonium (zat arang) dengan "shal-shal" yakni Oksigenium (zat pembakar) dan "hamaa-in" yaitu Nitrogenium (zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat air).
Jelasnya ialah persenyawaan antara:
1 . Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14.
2 . Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14.
3 . Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28
4 . Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7.
Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum dan mangaan, yang disebut "laazib" (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut "Turab" (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59. Salah satu diantara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah "Zat Kalium", yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai kegiatan dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan tubuh halus. Dengan berlangsungnya "Proteinisasi", menjelmakan "proses penggantian" yang disebut "Substitusi". Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron cosmic yang mewujudkan alasannya ialah pembentukan (Formasi), dinamai juga "sebab ujud" atau Causa Formatis.
Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh insan (Adam) berupa tubuh bernafsu (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung indera pendengaran dan seterusnya. Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa perihal pembentukan tubuh bernafsu (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan perihal rohani (abstract wetenschap) tentu diperlukan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat dekat hubungannya dengan ilmu Metafisika.
Cukup terang perihal ayat-ayat Al Quran yang saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian insan (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada tubuh halusnya (invisible), hingga berujud manusia. Apakah belum terang penafsiran ayat-ayat Al Quran yang saya sampaikan pada saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.

B: Sangat jelas, malah betul-betul ilmiah dan saya tidak menduga sekali bahwa ayat-ayat Al Quran itu mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi. Mengenai kesanggupan bapak yang akan menerangkan atau menguraikan proses asal kejadian tubuh rohani insan itu, betul-betul menarik. Tetapi saya mohon di beri waktu yang khusus.

A: Baiklah sekarang kita lanjutkan: Tentunya saudara pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis baca, tidak pernah berguru ilmu kepada siapapun, tidak pernah berguru dan belum pernah sama sekali bergaul dengan orang pandai.

B: Ya, saya pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Nah, kalau Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah berguru ilmu, maka dari siapakah atau dari manakah dia mengetahui perihal kejadian insan secara ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad SAW menerangkan perihal asal kejadian insan dari segi ilmu urai (Anatomi), Ilmu Kimia, Ilmu hayat (biologi), dan dari segi ilmu alam hingga kepada rohaniahnya.

A: Maka dari manakah dia berguru ilmu urai, kepada siapakah dia berguru ilmu kimia, ilmu hayat, ilmu alam dan soal-soal kerohanian, kalau bukan wahyu dari ilahi Yang Mahakuasa SWT. Dan tidak mungkin dia mendapatkan wahyu dari Yang Mahakuasa sekiranya dia bukan seorang Nabi dan Rasul.

B: Tetapi ada juga orang yang tidak pernah berguru dan bersekolah, buta huruf, tetapi menjadi orang-orang besar.

A: Coba saudara sebutkan nama-nama orang yang tidak pernah berguru (buta huruf), lalu mengaku jadi Nabi dan mendapatkan wahyu, dan berhasil membentuk suatu masyarakat dan negara yang mengagumkan para hebat sejarah dan mempunyai pengikut beratus juta insan setiap masa dan zaman. Sebutkan nama orang yang saudara maksudkan itu.

B: Ya, tidak ada.

A: Memang tidak ada, setuju saya tanyakan, kalau saudara berpegang dengan keterangan saudara bahwa Nabi Muhammad itu bukan Nabi dan Rasul, karena ada juga orang yang buta karakter menjadi orang besar, maka kalau Yesus itu anak Tuhan, karena dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati, dilahirkan tanpa Ayah dan dipenuhi juga dengan ruhul kudus, maka selain Yesus terdapat juga orang lahir tanpa Bapak, dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati sebagaimana tersebut dalam kitab Injil. Kisah Rasul pasal 6 ayat 5, pasal 5 ayat 31; Kitab Raja-raja kedua pasal 13 ayat 21; Matius pasal 5 ayat 9; Kitab Raja-raja kedua pasal 5 ayat 10 mengapa mereka itu tidak Tuhan juga, mengapa kepada Nabi Muhammad saudara berkeberatan untuk mengakui dia sebagai seorang Nabi dan Rasul, sedangkan kepada Yesus saudara tidak Berkeberatan mengakuinya sebagai Tuhan, padahal kewajiban-kewajiban yang dilakukan oleh Yesus, orang lain dapat juga melakukannya.

B: Baiklah kalau begitu.

A: Baik yang bagaimana yang saudara maksudkan.

B: Keterangan-keterangan bapak ialah baik dan memuaskan saya dan saya diberi waktu untuk menentukan keputusan saya hingga besok malam atau malam pertemuan berikutnya.

A: Baiklah saya serahkan sepenuhnya atas pertimbangan saudara, Kami tidak berhak memaksa saudara, atau menghipnotis saudara. Kita hanya bermusyawarah dan bersoal jawab perihal hasilnya terserah atas pertimbangan masing-masing.

B: Baiklah kita lanjutkan Besok Malam
Malam Ke 7 : Mengakui Nabi Muhammad SAW Utusan Yang Mahakuasa
A: Sesudah saya terangkan pada saudara perihal ayat-ayat Al Quran yang menerangkan perihal proses asal kejadian insan yang saudara tanyakan ayat-ayatnya kemarin malam itu, apakah terdapat pertentangan? Apakah Nabi Muhammad ada kekeliruan memberikan sebagaimana saudara sangka semula?

B: Tidak ada, Bapak telah menerangkan dari segi Ilmiah yang seharusnya secara jujur saya mempercayainya.

A: Makara Nabi Muhammad Benar, tidak kelirukah penyampaiannya

B: Tidak keliru, malah benar.

A: Makara saudara mengakui bahwa Nabi Muhammad benar sebagai Rasul Allah.

B: Saya mengakui, karena dia benar.

A: Terima kasih , Saudara-saudara yang hadir menyaksikan sendiri legalisasi saudara Antonius sendiri atas ke Rasulannya Nabi Muhammad SAW, tanpa paksaan, melainkan dengan kesadarannya sendiri setelah berlangsung dengan diskusi. Betulkah saudara mengakui kerasulannya Nabi Muhammad dan mengakui Nabi Muhammad itu utusan Allah.

B: Betul, dengan saksi Tuhan saya mengakuinya.

A: Alhamdulillah, saudara Antonius sudah 50 % Islam. Saya katakan 50% Islam oleh karena hanya mengerti dan mempercayai atas kerasulan Nabi Muhammad, jadi masih tinggal 50% lagi, oleh karena Saudara belum meyakinkan atas ke Esaan Tuhan yang Maha Tunggal .

B: Ya, betul begitu. Keyakinan saya terhadap Trinitas (Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus) masih belum lenyap sama sekali, walaupun Bapak telah menerangkan Kitab Alkitab yang tak dapat saya membantahnya. Akan tetapi dengan keterangan-keterangan bapak saya mulai ragu-ragu terhadap Trinitas itu. Sungguhpun begitu, apakah bapak masih bersedia lagi menawarkan keterangan-keterangan (alasan-alasan) dalam kitab Alkitab yang menyebutkan bahwa Yesus itu bukan Tuhan.

A: Sebetulnya pada pertemuan kita yang pertama telah saya sebutkan berdasarkan kitab Injil sendiri bahwa Yesus bukan Tuhan mirip telah Saudara Periksa sendiri dalam Matius pasal 1 ayat 16; Markus pasal 13 ayat 32; Ulangan pasal 4 ayat 33; Ulangan pasal 6 ayat 4; Markus pasal 12 ayat 29. Kesemuanya itu telah kita baca. Tetapi demi untuk memenuhi pengharapan saudara biar lebih meyakinkan, saya lanjutkan lagi. Silahkan baca Lukas pasal 4 ayat 1 dan 2.

B: Baik, di sini disebutkan : "Maka Yesuspun penuhlah dengan Rohul Kudus, balik dari Yarden, lalu Roh itu membawa Dia ke padang belantara. Empat puluh hari lamanya dicobai Iblis. Selama itu suatu apapun tiada dimakannya. Setelah genap hari itu ia merasa lapar.

A: 1. Diayat ini menyebutkan bahwa Rohul Kudus membawa Yesus ke padang belantara. Kalau Yesus itu tuhan, mustahil akan dapat dibawa oleh siapapun juga.
2 . Diayat ini menyebutkan bahwa Yesus dicobai oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dicobai oleh Iblis atau wajarkah Iblis berani mencobai Tuhan.
3 . Di ayat inipun ada menyebutkan bahwa Yesus merasa lapar. Wajarkah Tuhan itu lapar? Kalau begitu sifat-sifat Yesus itu sama saja dengan sifat insan biasa; bisa dibawa, bisa dicobai iblis dan merasa lapar.
Periksa lagi Matius pasal 4 ayat 5

B: Baik , di situ menyebutkan: "Kemudian dari pada itu Iblis itupun membawa Yesus ke negeri suci, lalu ditaruhnya Dia di atas bumbung bait Allah"

A: Di ayat ini ada menyebutkan bahwa Yesus dibawa oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dibawa oleh Iblis. Wajarkah Tuhan tunduk kepada kemauan Iblis sehingga dibawa kemana-mana, kesuatu tempat. pantaskah Iblis begitu berani kepada Tuhan.
Periksa lagi Matius pasal 27 ayat 1 dan 2

B: Baik, di situ menyebutkan : "Setelah hari siang, maka segala kepala Imam dan orang tua-tua kaum pun berundinglah atas hal Yesus supaya dibunuhkan Dia. Maka diikatnya Dia serta dibawa pergi, lalu diserahkan kepada Pilatus, yaitu wakil pemerintah"

A: DI ayat ini menyebutkan bahwa Yesus diikat; pantaskah Tuhan dapat diikat oleh manusia. Kalau begitu dimanakah kekuatan Tuhan, sehingga dengan rela menyerahkan dirinya kepada manusia? Periksa lagi Lukas pasal 2 ayat 21.

B: Baik, di situ menyebutkan: "Apabila genap delapan hari, Ia bersunat, lalu disebut namanya Yesus.."

A: Wajarkah Tuhan itu disunat? Perlu apakah Tuhan itu disunat?

B: Apakah ada keterangan yang lebih tegas bahwa Yesus itu benar-benar anak insan bukan anak Tuhan?.

A: Silahkan buka Matius pasal 26 ayat 2

B: Baik, disitu menyebutkan bahwa: Anak insan akan diserahkan supaya disalibkan.

A: Yang dimaksud anak insan di situ Yesus. Makara jelaslah bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia. Silahkan periksa di Matius pasal 5 ayat 45.

B: Baik, di situ menyebutkan bahwa: Supaya kau menjadi anak Bapamu .. dan seterusnya.

A: Di sini menyebutkan bahwa orang-orang yang taat kepada Tuhan, menurut Yesus akan menjadi anak Tuhan. Makara bukan saya yang mengatakan bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan yang Tunggal, melainkan bawah umur ilahi itu akan bertambah lagi jumlahnya, berdasarkan kitab Alkitab sendiri di Matius pasal 5 ayat 45 yang kita baca tadi ialah: "Supaya kau menjadi bawah umur Bapamu" Silahkan buka Matius pasal 7 ayat 21.

B: Disitu menyebutkan: "Bukannya tiap-tiap orang yang menyeru saya Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan sorga, hanyalah orang-orang yang melaksanakan kehendak Bapaku yang di sorga.

A: Di Alkitab sendiri jelas, bahwa Yesus menyangkal malah menolak kepada orang yang menyerukan: "Tuhan, Tuhan" kepadanya, malah orang itu tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga. Apakah belum cukup bukti-bukti yang telah saya tunjukkan kepada saudara.

B: Sudah Cukup. Terima kasih; tetapi kalau masih ada, saya minta, demi kepuasan saya

A: Minta yang mana lagi yang saudara maksudkan.

B: Yang menyebutkan di kitab Injil bahwa Yesus anak insan "bukan anak tuhan"

A: Baik, akan saya penuhi cita-cita saudara, silahkan saudara periksa di Matius pasal 16 ayat 27.

B: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Karena anak insan datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan malaikatnya; pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap-tiap orang menurut perbuatannya"

A: Di ayat ini ada menyebutkan anak manusia, menurut tafsiran saudara, siapakah yang dimaksudkan dengan anak insan di ayat ini.

B: Ya, tentu Yesus.

A: Makara dikitab Injil sendiri ada menyebutkan bahwa Yesus itu ialah "anak manusia"; bukan anak Tuhan, betulkah atau tidak.

B: Ya, betul.

A: Nah, kalau betul, mengapa saudara menyebutkan Yesus anak Tuhan?

B: Yesus itu Tuhan tapi diserupakan dengan manusia.

A: Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa diperanakkan oleh insan (Maria). Yesus berupa insan karena diperanakkan oleh insan (Maria). Terlalu janggal kalau insan (Maria) memperanakkan Tuhan. Bisakah ilmu pengetahuan lahir maupun ilmu pengetahuan bathin (Kerohanian) mendapatkan bahwa ada Tuhan yang diperanakkan oleh manusia? Bisakah ilmu pengetahuan exact maupun yang abstract (Exact abstract Wetenschap) menerimanya?

B: Ya, memang mustahil ada Tuhan yang diperanakkan oleh manusia.

A: Bukan itu saja, malah di kitab Injil saudara Yesus sendiri yang berkata bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan Utusan Tuhan. Sebagaimana telah saya tunjukkan ayatnya pada pertemuan kita yang lalu.

B: Betul, telah bapak sebutkan. Tetapi saya minta di ulangi lagi ayatnya, oleh karena saya agak lupa susunannya.

A: Silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat 30

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Suatupun tiada saya dapat berbuat menurut kehendak sendiri, melainkan saya menjalankan hukum sebagaimana saya dengar, dan hukuman itu adil adanya; karenanya bukannya saya mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia yang menyuruhkan aku".

A: Ayat ini tegas sekali, terang menunjukkan bahwa Yesus sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan. Di ayat ini Yesus memberitahukan bahwa ia tidak berbuat menurut kehendak Tuhan, maka wajarkah Tuhan tidak dapat berbuat sekehendaknya, dan pantaskah ada Tuhan disuruh (diutus) menjadi utusan.

B: Ya, saya mengaku; Yesus sendiri mengaku bukan anak Tuhan.

A: Demi kepuasan saudara silahkan periksa lagi di Yahya pasal 3 ayat 13

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Seorangpun tidak naik ke surga, kecuali Ia yang sudah turun dari surga, yaitu anak manusia"

A: Berdasarkan ayat-ayat Alkitab yang saya tunjukkan dan saudara sendiri yang memeriksa dan membacanya itu, maka sekali lagi saya bertanya: "Anak manusiakah Yesus itu atau anak tuhan"?.

B: Ya, berdasarkan ayat-ayat tersebut saya berkata: "Yesus ialah anak manusia"

A: Di ayat yang saudara baca tapi, Matius pasal 16 ayat 27, selain menyebutkan bahwa Yesus itu anak manusia, juga menyebutkan bahwa akan membalas tiap-tiap orang menurut perbuatannya. Betulkah begitu? silahkan periksa kembali.

B: Ya, betul di ayat itu ada menyebutkan.

A: Menurut susunan ayat tersebut, jelas: "Menolak adanya dosa waris", berdasarkan ayat tersebut setiap orang akan dibalas menurut perbuatannya masing-masing, jadi tidak ada penebus dosa.

B: YA, perihal dosa waris telah selesai kita bicarakan dan memang saya telah mengakui "tidak ada dosa waris".

A: Betul, sudah kita bicarakan, saya hanya menambah saja, untuk lebih menguatkan lagi keterangan yang lalu.

B: Sudah cukup terang keterangan Bapak.

A: Jelas bagaimana?

B: Berdasarkan ayat-ayat Injil sendiri bahwa Yesus itu bukan anak ilahi melainkan anak manusia. Dan berdasarkan kitab Injil menyebutkan bahwa Yesus sendiri mengakui ia bukan anak Tuhan, melainkan "pesuruh (Utusan) Tuhan"

A: Syukurlah kalau begitu. Makara bagaimanakah kepercayaan saudara sekarang terhadap "Trinitas" (Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus).

B: Dengan sendirinya kepercayaan saya terhadap Trinitas terhapus.

A: Alhamdulillah, jadi saudara mengakui bahwa Tuhan itu TUNGGAL.

B:Sebelum itu saya ingin memberikan pertanyaan

A: Baik, tetapi saudara telah mengakui pada pertemuan yang lalu dan saudara-saudara yang hadir juga telah ikut menyaksikan bahwa: Pertama, Saudara telah membenarkan kitab Al Quran. Beberapa ayat Al Quran yang saudara kemukakan yang pada mulanya oleh saudara dianggap berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain, setelah saya terangkan dan saya tafsirkan, lalu saudara akui bahwa ayat-ayat tersebut pada hakikatnya tidak ada perselisihannya antara yang satu dengan yang lain. Bukankah begitu legalisasi saudara.

B: Ya, betul begitu

A: Kedua, Pada pertemuan yang lalu saudara telah mengakui kebenaran nabi Muhammad SAW selaku Utusan Tuhan, betulkah demikian

B: Ya, betul saya telah mengakuinya.

A: Ketiga, Saudara telah membenarkan bahwa ayat-ayat di kitab Injil (Bibel) terdapat beberapa ayat yang berselisih antara yang satu dengan yang lain. Sebagaimana telah saya tunjukkan ayat-ayatnya pada pertemuan yang lalu, benarkah legalisasi saudara itu.

B: Ya, saya mengakui. Akan tetapi saya masih memerlukan bukti-bukti yang lain perihal ayat-ayat Injil yang ada perselisihannya antara yang satu dengan yang lain, demi kepuasan bagi saya, walaupun bahwasanya keterangan bapak saya pandang cukup memuaskan. Tetapi mungkin ada lagi ayat-ayat yang lain untuk meresapnya ke perasaan saya.

A: Baiklah, saya penuhi pengharapan saudara, silahkan saudara periksa kitab Yahya pasal 8 ayat 14

B: Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Jikalau Aku menyaksikan dari hal diriku sendiripun, benar juga kesaksian itu"

A: Silahkan periksa lagi Yahya 5 ayat 31.

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Jikalau Aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku tidak benar"

A: Nah, saudara menunjukan sendiri perselisihan di dua ayat ini. Di satu ayat menyebutkan: "Kesaksianku benar", sedangkan di ayat lain menyebutkan "Kesaksianku tidak benar". Dua ayat yang berselisih itu, tersebut di kitab suci. Dan yang berbicara ialah seorang. Manakah yang benar antara dua ayat ini. Wajarkah di dalam kitab suci mengandung ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain.

B: Ya, saya akui memang tidak cocok.

A: Bukan saja tidak cocok, tetapi ialah satu selisih yang menyolok.

B: Tetapi mungkin salah satu dari ayat tersebut salah cetak.

A: Sekiranya salah cetak, tentunya ada ralat; tetapi di kitab ini tidak disebutkan apa-apa.

B: Alkitab ini berbahasa Indonesia, permisi sebentar, saya akan memeriksa Alkitab yang berbahasa Inggris.

A: Itu lebih baik, sayakah yang akan memeriksa ataukah saudara?

B: Oleh karena bapak banyak hafal ayat-ayat Alkitab maka saya serahkan biar bapak saja memeriksanya, sepaya lebih cepat.

A: Baiklah; harap saudara memperhatikan juga saudara-saudara yang hadir, kitab yang saya pegang ini ialah Alkitab berbahasa Inggris ialah "The Holy Bible", "Containing the Old and New Testaments (American Bible Society)". Saya serahkan kitab ini kepada saudara Antonius dan saya akan menunjukkan pasal dan ayatnya untuk diteliti bersama.

B: Baik, saya terima kitab Alkitab yang berbahasa Inggris.

A: Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 8 ayat 14 pada halaman 104

B: Baik, dihalaman 104 kitab Yahya pasal 8 ayat 14 disini ada menyebutkan: "THOUGH I BEAR RECORD OF MY SELF, YET MY RECORD IS TRUE"

A: Kalau susunan ayat ini kita salin kedalam bahasa Indonesia, ialah demikian: "Jikalau saya menyaksikan dari hal diriku sendiripun, benar juga kesaksianku itu" Betulkah begitu artinya?

B: Ya, betul begitu

A: Makara sama artinya dengan Injil yang berbahasa Indonesia di Yahya pasal 8 ayat 14, harap saudara cocokkan dulu.

B: Betul, artinya sama kuatnya

A: Sekarang silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat 31.

B: Disini menyebutkan : "IF BEAR WITNES OF MYSELF, MY WITNES IS NOT TRUE"

A: Ayat ini kalau kita salin kedalam bahasa Indonesia akan demikian: "Jikalau saya menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku itu tiada benar". Betulkah begitu?.

B: Ya, benar

A: Silahkan saudara periksa lebih teliti lagi di kitab Alkitab yang berbahasa Inggris ini. Di satu ayat menyebutkan "IS TRUE", ialah benar, sedangkan di ayat lain menyebutkan "IS NOT TRUE", ialah tidak benar.

B: Ya, memang berbeda

A: Kalau begitu, di Injil yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa Inggris tidak ada perbedaan arti dan maksudnya.

B: Betul Demikian

A: Makara tidak salah cetak, yang salah ialah yang mengisi kitab suci itu. Kalau betul kitab suci (Injil) itu wahyu dari Tuhan, mustahil ayat-ayatnya akan berselisih antara yang satu dengan yang lain. Makara kitab itu telah dicampuri oleh tangan manusia.

B: Menurut pendapat saya, dua ayat itu bukan berlawanan, mungkin ayat yang satu dicabut, lalu kemudian diganti dengan ayat yang lain. Jelasnya , ayat yang satu di hapus diganti dengan ayat yang lain (yang baru). Setahu saya dalam ayat-ayat Al Quran terdapat apa yang disebut "Nasich dan Mansuch" ialah satu ayat terhapus hukumnya, lalu diganti dengan ayat yang lain (hukum yang baru).

A: Di dalam Al Quran terdapat "Nasich dan Mansuch" ada disebutkan ayatnya tetapi di kitab Injil sama sekali tidak disebutkan.

B: Dimanakah di dalam Al Quran yang menyebutkan ayat perihal Nasich dan Mansuch itu

A: Sebetulnya sayalah yang harus bertanya kepada saudara, oleh karena dari saudaralah timbulnya ucapan Nasich-Mansuch itu. Akan tetapi sekalipun demikian saya tunjukkan, ialah di surat Al Baqarah ayat 106. Susunan ayat itu ada ulama yang menafsirkan perihal adanya "Nasich dan Mansuch". Sebagian lagi ada yang menafsirkan bahwa susunan ayat tersebut tidak menunjukkan adanya Nasich-Mansuch. Kalau saudara memerlukan , akan saya terangkan tafsirnya ayat tersebut.

B: Hal itu, setuju kita tangguhkan dulu. Tetapi sehubungan dengan dua ayat di Alkitab yang tadi, saya berpendapat bukan berlawanan, melainkan satu ayat digantikan dengan ayat lain, sehingga nampaknya ada berlawanan. Bolehkah saya berikan misal.

A: Silahkan, saudara berhak penuh berbicara dengan saya dalam pertemuan kita ini.

B: Saya sebutkan misal: Dikeluarkan suatu peraturan, setiap pengendara sepeda diwaktu malam diharuskan memakai lampu. Kemudian datang lagi peraturan tidak boleh pakai lampu, karena ada peperangan misalnya. Disini ada dua peraturan, yang pertama: "Diharuskan memakai lampu" sedang yang kedua "Dilarang". Dua perintah itu, yang terpakai ialah yang kemudian. Demikian juga dua ayat di Alkitab tadi tidak berlawanan, melainkan salah satu diantaranya sudah tidak berlaku lagi (dicabut). Ini menurut pendapat saya.

A: Baiklah, tetapi tentunya saudara mengerti, apabila suatu peraturan yang diganti, mestinya harus diikuti penjelasan, bahwa artikel nomer sekian ayat sekian, tahun sekian dicabut, diganti dengan artikel nomer sekian dan selanjutnya. Akan tetapi dua ayat di Alkitab itu, tidak ada sebutan ayat yang satu diganti , dengan lain kata dua ayat tetap berlawanan antara yang satu dengan yang lain. Tidak ada penjelasan bahwa salah satu telah dicabut, atau diganti.
Malam Ke 8 : Perselisihan Ayat-ayat Dalam Alkitab
A: Pada pertemuan kemarin malam saya telah terangkan ayat yang berlawanan dalam Bibel. Pada pertemuan sekarang apakah masih ada pertanyaan saudara yang akan disampaikan kepada saya.

B: Kalau masih ada ayat-ayat dalam Alkitab yang berlawanan antara satu ayat dengan yang lain, saya minta diterangkan untuk menambah keyakinan saya hingga dimanakah kesucian kitab Alkitab itu ada dicampuri oleh tangan manusia.

A: Kemarin malam saudara mengakui sudah puas. Apakah tidak lebih baik, kita bicarakan saja pasal-pasal yang saudara pandang terpenting.

B: Ya, tetapi keterangan bapak mengenai ayat-ayat yang berlawanan di kitab Alkitab itu gres sedikit membuka hati saya. Karena itulah saya bawa lagi kitab Alkitab ini.

A: baiklah, saya akan tunjukkan, demi kepuasan saudara

B: Terima kasih. Harapan, Bapak sudi tunjukkan lagi bukti-bukti ayat-ayat yang berlawanan. Saya ingin mengetahui lebih banyak lagi.

A: Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 1 ayat 18

B: Dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka Yang Mahakuasa belum pernah dilihat oleh seorang juapun, tetapi Anak yang tunggal yang diatas legalisasi Bapa, ialah yang sudah menyatakan Dia".

A: Bagaimanakah menurut tafsiran saudara susunan ayat ini.

B: Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah dilihat oleh siapapun juga, melainkan hanya Yesus saja yang pernah melihatnya.

A: Kalau begitu silahkan saudara periksa di kitab Kejadian pasal 18 ayat 1

B: Disini menyebutkan: "Hatta, maka kemudian dari pada itu kelihatanlah Tuhan kepada Ibrahim hampir dengan pohon jati mamre tatkala duduklah di pintu kemahnya ketika hari panas".

A: Nah, disini saudara menunjukan sendiri perselisihan di dua ayat ini, disatu ayat menyebutkan Tuhan hanya dinyatakan oleh Yesus saja, tidak seorang juapun melihatnya. Sedang di ayat yang lain ada menyebutkan bahwa Ibrahim juga melihat Tuhan. Bukankah dua ayat ini berlawanan. Yang manakah yang benar di dua ayat ini.

B: Ya, saya mengakui memang tidak cocok.

A: Saya lanjutkan. Silahkan periksa lagi di kitab: "Kejadian pasal 32 ayat 30"

B: Ya, di sini menyebutkan: "Maka dinamai oleh Yakub akan tempat itu peniel karena katanya: "Sudah kulihat Yang Mahakuasa muka dengan muka, maka nyawaku selamatlah".

A: Perhatikan: disatu ayat menyebutkan, tidak seorangpun melihat Tuhan, melainkan Yesus. Di ayat yang lain menyebutkan bahwa Ibrahim melihat Tuhan. Di ayat yang lain lagi ada menyebutkan Yakub melihat Tuhan malah bertemu muka dengan muka. Yang manakah yang benar diantara tiga ayat tersebut? Mustahillah benar semuanya, karena terang sekali susunan ayatnya yang nyata-nyata mengandung ayat yang berselisih antara yang gres dengan yang lain. Kalau dikatakan salah satu dari pada ayat-ayat itu yang benar, maka yang dua ayat tentunya salah semuanya. Pantaskah suatu kitab suci mengandung ayat yang salah? Dan kalau dikatakan salah semuanya, maka apakah kitab itu dapat dipertahankan kesuciannya, kalau ayat-ayatnya terdapat berlawanan.

B: Ya, saya mengakui ayat-ayat tersebut tidak cocok antara yang satu dengan yang lain.

A: Pengakuan saudara itu memang penting, tetapi lebih utama kalau diikuti dengan kesadaran.

B: Saya harap tunjukkan lagi ayat-ayat di kitab Injil yang berselisih

A: Baiklah, silahkan periksa di kitab Samuel yang ke-II pasal 8 ayat 9, 10.

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Bermula, maka setelah kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM anaknya menghadap raja Daud akan bertanyakan selamat baginda dan memberikan berkat selamat kepada baginda...".

A: Cukup dibaca hingga disitu, bagaimana menurut pendapat saudara maksud ayat itu, siapakah nama raja Hamat?

B: Menurut ayat ini, raja Hamat berjulukan "Toi"

A: Sekarang silahkan periksa kitab: "Tawarikh yang pertama", pasal 18 ayat 9

B: Di sini menyebutkan: "Hatta apabila kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu"

A: Di ayat ini siapakah nama raja Hamat

B: Menurut ayat ini, nama raja Hamat ialah "Tohu"

A: Nah, perhatikanlah : disuatu ayat menyebutkan nama Raja Hamat ialah "Toi" sedangkan di ayat lain menyebutkan "Tohu". Yang manakah namanya benar Tohukah atau Toi.

B: Ya, namanya memang berselisih. Akan tetapi hanya selisih perihal nama saja. Makara hanya perselisihan yang kecil saja.

A: Kalau kesalahan dari insan biasa, tentu kita tidak keberatan, akan tetapi ini ialah kesalahan "Wahyu" atau "Ilham".

B: Betul juga pendapat bapak, Ini ialah kesalahan wahyu atau ilham. Mustahil wahyu atau wangsit dari Tuhan terdapat kesalahan walaupun kesalahan yang sedikit dan sekecil-kecilnya.

>(pada halaman ini terdapat footnote: Al Kitab edisi 1994, kata Tohu diganti Tou. Mungkin pada
>tahun berikutnya kata Tou akan diganti dengan Toi)

A: Bukan itu saja, Silahkan periksa lagi kitab Samuel yang kedua pasal 8 ayat 9 dan 10

B: Di sini menyebutkan: "Bermula, maka setelah kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM anaknya menghadap raja Daud ��"

A: Cukup dibaca hingga disitu dulu, di ayat itu ada tersebut seseorang berjulukan Yoram, siapakah Yoram menurut ayat tersebut?

B: Menurut ayat tersebut Yoram itu anaknya Toi, raja Hamat.

A: Betul, sekarang lanjutkan periksa di kitab: Tawarikh yang pertama pasal 18 ayat 9 dan 10.

B: Di sini ada menyebutkan : "Hatta apabila kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu". "Disuruhnyalah Hadoram puteranya pergi menghadap baginda raja Daud��"

A: Cukup dibaca hingga disitu. Diayat itu ada disebutkan seorang berjulukan Hadoram, Siapakah Hadoram itu menurut susunan ayat tersebut?.

B: Menurut susunan ayat tersebut orang yang berjulukan Hadoram itu ialah anak Tohu, raja hamat

A: Buktikan, disatu ayat menyebutkan bahwa Yoram itu anaknya Toi, sedangkan di ayat lain menyebutkan anaknya Toi itu bukan Yoram, melainkan Hadoram.

B: Saya tidak tahu

A: Saya bertanya bukan perihal tahu atau tidaknya, melainkan perihal kebenaran di dua ayat itu.

B: Saya tidak tahu yang mana yang benar.

A: Bukan saudara saja yang tidak mengetahui kebenarannya, malah yang menulis ayat itupun tidak bisa menunjukkan yang tepat perihal kebenarannya nama anaknya Toi itu; padahal yang dinamakan kitab suci pasti benar isinya, bersih dari segala macam kesalahan, hingga kepada kesalahan yang sekecil-kecilnya, sesuai dengan legalisasi saudara tadi.

B: Mestinya begitu.

A: Tetapi kenyataannya tidak begitu. Buktinya, silahkan saudara periksa lagi di kitab Samuel ke II pasal 8 ayat 8.

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka dari dalam Betach dan dari dalam Berotai, dua buah negeri Hadar Ezar, diambil raja Daud akan banyak Tembaga.

A: Bagaimana maksud ayat ini menurut tafsiran saudara.

B: Maksudnya ialah raja Daud mengambil banyak tembaga dari dua tempat berjulukan Betach dan Berotai.

A: Silahkan periksa di Kitab Tawarich yang pertama pasal 18 ayat 8

B: Baik disini ada menyebutkan: "Maka dari dalam Tibchat dan dari dalam Chun, negeri Hadar Ezar itu diambil Daud amat banyak tembaga.

A: Buktikan disatu ayat menyebutkan dua tempat yang diambil tembaganya oleh Daud ialah Betach dan Berotai, sedangkan di ayat lain menyebutkan dua tempat itu ialah Tibchat dan Chun. Di dua ayat itu tempat manakah yang bahwasanya diambil tembaganya oleh Daud. Kalau betul kitab Injil itu mestinya suci dari pada kesalahan dan perselisihan atau berlawanan perihal ayat-ayatnya.

B: Betul, dua ayat ini memang tidak cocok, yang satu dengan yang lain bertentangan.

A: Apakah saudara masih memerlukan lagi ayat-ayat yang berlawanan didalam Bibel.

B Saya merasa beruntung kalau bapak masih bersedia menunjukkan demi untuk meningkatkan kesadaran saya.

A: Baiklah saya ikuti kehendak saudara. Silahkan periksa lagi di Kitab Raja-raja kedua pasal 8 ayat 26.

B: Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Adapun umur raja Ahazia pada masa ia naik raja itu dua puluh dua tahun, maka kerajaanlah ia Jerusalem setahun lamanya, adapun nama bunda-bunda baginda itu Atalia anak Omri raja orang Israil".

A: Menurut susunan ayat ini, berapakah umur raja Ahazia pada waktu ia menjadi raja.

B: Berdasarkan ayat ini diwaktu umur 22 tahun.

A: Silahkan saudara periksa lagi di kitab: Tawarikh ke II pasal 22 ayat 2

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Adapun pada masa ia naik raja itu empat puluh dua tahun, dan kerajaanlah ia di Jerusalem setahun lamanya, maka nama bunda baginda itu Atalia anak Omri"

A: Di ayat ini menyebutkan berapakah umur Ahazia diwaktu menjadi raja.

B: Di ayat ini menyebutkan diwaktu berumur 42 tahun.

A: Nah Di dua ayat ini yang manakah yang benar, diwaktu berumur 22 tahunkah atau berumur 42 tahun. Di satu ayat menyebutkan Ahazia menjadi raja di waktu berumur 22 tahun, dan di ayat yang lain menyebutkan pada waktu berumur 42 tahun. Bukankah ini menunjukkan perselisihan yang menyolok sekali di kitab Injil yang dikatakan suci itu.

B: Ya, perselisihan di dua ayat ini tak dapat dipungkiri lagi.

A: Supaya makin bertambah tak dapat dipungkiri lagi oleh saudara perihal ayat-ayat yang berlawanan di kitab Alkitab itu. Silahkan saudara periksa lagi di kitab Raja-raja II pasal 24 ayat 8.

B: Baik, disini ada menyebutkan : "Jojachin pada masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Jerusalem tiga tahun lamanya dan nama bunda baginda itu Nehusta anak Elmatan dari Jerusalem"

A: Siapakah nama raja di ayat ini

B: Namanya Jojachin

A: Silahkan saudara periksa di kitab: Tawarikh yang kedua pasal 36 ayat 9

B: Di sini ada menyebutkan: "Adapun umur Jehojachin pada masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Jerusalem tiga bulan dan sepuluh hari lamanya, maka diperbuatnya barang yang jahat kepada pemandangan Tuhan".

A: Buktikan perselisihan yang menyolok pada dua ayat ini; di satu ayat menyebutkan Jojachin dan di ayat yang lain menyebutkan Jehojachin. Selanjutnya di satu ayat menyebutkan kerajaan Jojachin di Jerusalem tiga tahun lamanya dan diayat yang lain menyebutkan 3 bulan 10 hari. Yang manakah yang benar di dua ayat ini, Jojachinkah atau Jehojachin, dan kerajaan Jerusalem selama 3 tahunkah atau 3 bulan 10 hari? Harap saudara periksa lagi dengan teliti susunan dua ayat yang saudara baca tadi.

B: Betul, memang tidak cocok antara dua ayat ini.

>Catatan kaki: Al Kitab yang diterbitkan tahun 1994, Kata "Yehoyakhin" diganti dengan "Yoyakhin"
>dan di Alkitab edisi tahun 1994, kata "tiga tahun" diganti "tiga bulan".

A: Aneh, lagi-lagi tidak cocok dan memang tidak cocok.

B: Memang mustahil dikitab suci mengandung ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain.

A: Supaya lebih kasatmata kemustahilannya, teruskan saudara periksa di kitab Saul yang kedua pasal 23 ayat 8

B: Di ayat ini tersusun sebagai berikut: "Bermula, maka inikah nama segala pendekar yang mengiringi Daud, Josech Basjebet bin Tachkemoni, kepala segala penghulu iapun bergelar penyucuk dan penikam lembing, alasannya ialah ditikamnya akan kedelapan ratus orang dalam sekali saja berperang".

A: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada saudara: "Siapakah nama pendekar yang mengiringi Daud menurut ayat ini

B: Namanya Josech Basjebet bin Tachkemoni

A: Menjabat apakah ia

B: Kepala segala penghulu

A: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang.

B: Delapan ratus orang

A: Kalau begitu, silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh yang pertama pasal 11 ayat 11

B: Di ayat ini susunan kalimatnya mirip berikut: "Maka inilah bilangan segala pendekar yang mengiringi Daud, Yasobam bin Hachmoni, kepala orang tiga puluh, yang melayangkan lembingnya kepada orang tiga ratus, ditikamnya akan mereka itu sekalian dalam sekali berperang".

A: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada saudara: "Siapakah nama pendekar yang mengiringi Daud menurut ayat ini

B: Namanya Yasobam bin Hachmoni

A: Menjabat apakah ia

B: Kepala dari orang tiga puluh

A: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang.

B: Sebanyak Tiga ratus orang

A: Cocokkan dua ayat ini antara yang satu dengan yang lain.

B: Terlalu tidak cocok malah dalam dua ayat ini terdapat 3 macam selisih yang terang sekali.

A: Memang. Di satu ayat menyebutkan pendekar yang mengiringi Daud berjulukan Josech Basjebet bin Tachkemoni dan di ayat yang lain berjulukan Yasobam bin Hachmoni. Di ayat inipun menyebutkan Kepala orang tiga puluh. Di ayat itupun ada menyebutkan lagi Menikam 800 (delapan ratus) orang dalam sekali berperang dan di ayat yang lain menyebutkan menikam 300 (tiga ratus) orang dalam sekali berperang.

B: Intermezzo sedikit pak Kyai.

A: Ya, boleh intermezzo jenis apa

B: Saya merasa sungguh kagum, karena Bapak Kyai hapal diluar kepala perihal ayat-ayat Bibel. Padahal kalau tidak salah ayat-ayat dikitab Alkitab itu ada ribuan. Dengan cara bagaimana Bapak menghafalnya.

A: Lain waktu saya bisa terangkan pada saudara.

B: Menghafalkannya saja tentu amat berat, Yang betul-betul mengherankan saya, dapat bapak menunjukkan dengan tepat letaknya ayat-ayat di Alkitab dan tambah mengherankan lagi hafalnya ayat-ayat Alkitab yang berlawanan antara satu dengan yang lain. Baik perihal nama-nama suratnya, pasalnya, maupun ayat-ayatnya, kesemuanya dengan tepat sekali bapak menunjukkannya. Betul saya bertanya; malah diantara saudara-saudara yang hadir kemarin malam ada yang membisikkan pada indera pendengaran saya, menawarkan dorongan supaya menanyakan kepada bapak.

A: Supaya tidak banyak makan waktu, saya jawab dengan singkat saja, saya kalau menghafalkan sesuatu tidak hanya menggunakan alat pancaindera lahir (sensus exterior) semata-mata, akan tetapi juga alat-alat pancaindera bathin (sensus interior). Keterangan mengenai soal ini cukup panjang, membutuhkan antara dan waktu tersendiri. Kalau saudara ada hasrat, lain waktu akan saya jelaskan.

B: Baiklah kalu begitu, sekarang kita lanjutkan

A: Sebagai bukti, bahwa alat pancaindera bathin itu dapat menembus, maka saya tembuskan pandangan bathin saya ke dalam kitab Bibel, untuk saya tunjukkan lagi pada saudara ayat-ayat di Alkitab yang berlawanan.

B: Terima kasih

A: Silahkan saudara periksa lagi di kitab Samuel yang kedua pasal 24 ayat 1

B: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Bermula maka kembali pula bangkitlah murka Tuhan akan orang Israil, diajaknya Daud akan lawan mereka itu katanya: Bilangkanlah olehmu akan orang Israil dan akan orang Jehuda""

A: Menurut ayat ini, siapakah yang mengajak Daud membilang dan melawan orang Israil.

B: Menurut susunan ayat ini yang mengajak Daud ialah Tuhan.

A: Betul, sekarang silahkan saudara periksa di kitab Tawarikh yang pertama pasal 21 ayat 1.

B: Baik, dipasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Sebermula, maka pada masa itu, berbangkitlah syetan akan celaka orang Israil, diajaknya Daud supaya dia membilang banyak orang Israil"

A: Menurut ayat ini siapakah yang mengajak Daud membilang orang Israil.

B: Berdasarkan ayat ini yang mengajak Daud, ialah Syetan.

A: Nah, perhatikan; disatu ayat menyebutkan yang mengajak Daud ialah Tuhan. Kemudian di satu ayat yang lain menyebutkan, yang mengajak Daud ialah Syetan. Yang manakah yang benar diantara dua ayat ini, Tuhankah atau syetan.

B: Ya, betul; ini ialah suatu perselisihan yang menyolok sekali.

A: Kalau demikian tentunya saudara dapat membayangkan, apakah Alkitab yang sekarang ini masih tetap dikatakan sucikah atau sudah dicampuri oleh tangan manusia.

B: Kalau sudah terang-terangan begini, tentunya sulit untuk dipertahankan kesuciannya.

A: Apakah saudara masih belum merasa puas bukti-bukti yang saya tunjukkan perihal ayat-ayat Alkitab yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain itu.

B: Sudah cukup jelas.

A: Jangankan di kitab suci itu hingga terdapat beberapa ayat yang berlawanan malah satu ayat saja terdapat ayat yang berselisih dengan ayat lain, sudah cukup alasan untuk tidak dapatnya dipertahankan dan diyakinkan perihal kesuciannya.

B: Kalau begitu kitab Alkitab yang dianggap suci oleh penganutnya itu lantas bagaimana.

A: Sebetulnya pertanyaan saudara itu harus dijawab oleh saudara sendiri karena saudara saudara sendiri masih mempunyai kitab itu. Tetapi saya tolong menjawabnya. Setiap agama mempunyai kitab suci. Akan tetapi kalau di kitab sucinya itu ternyata terdapat beberapa ayatnya yang berselisih atau berlawanan dan tidak cocok antara yang satu denganyang lain, apakah penganut-penganut agama itu masih berkeyakinan bahwa kitab sucinya itu tetap suci. Padahal yang dinamai kitab suci ialah wahyu, wangsit dari tuhan. Mustahil sekali kalau wahyu Tuhan itu tidak cocok. Di satu ayat Tuhan berkata YA lalu diayat yang lain lagi menyatakan TIDAK. Di satu ayat Tuhan berkata "A" lalu diayat lain Tuhan berkata lagi bukan "A" tetapi "B". Kalau hingga terjadi demikian, tidak mustahil bahwa tangan insan sudah ikut campur di dalamnya.

B: Betul begitu, Tetapi maaf. Kalau Bapak tidak berkeberatan, saya minta lagi.

A: Minta yang mana lagi yang dimaksudkan oleh saudara.

B: Minta satu ayat lagi yang berselisih di Alkitab

A: Agaknya saudara akan menguji saya perihal Bibel.

B: Tidak, betul-betul tidak. Hanya minta satu saja. Betul-betul saya hanya minta satu ayat saja lagi.

A: Saudara minta satu ayat lagi atau lebih, saya bisa tunjukkan. Tetapi waktunya sudah jauh malah. Kecuali kalau saudara suka mendapatkan hingga pagi.

B: Tidak, betul-betul hanya minta satu ayat lagi. Setelah itu kita lanjutkan pasal-pasal yang lain.

YANG HADIR: Teruskan hingga waktu subuh, kita setuju dan akan tetap tenang.

A: Baiklah saya penuhi pengharapan saudara Antonius. Silahkan saudara periksa di kitab Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18.

B: Baik, di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Tetapi kemudian, larilah segala orang syam itu dari hadapan orang Israil, maka daripada orang Syam itu dibinasakan Daud tujuh ratus ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang berkuda, komplemen pula dikalahkannya Sobach, panglima perang mereka itu, sehingga matilah ia disana.."

A: Cukup dibaca hingga disitu dulu, saya akan bertanya pada saudara, diayat ini ada berapakah jumlahnya kuda kereta yang dibinasakan oleh Daud.

B: Di ayat ini menyebutkan 700 (tujuh ratus) banyaknya yang dibinasakan oleh Daud.

A: Di ayat itu juga ada berapakah jumlahnya orang berkuda yang dibinasakan oleh Daud.

B: Menurut ayat ini ada 40.000 (empat puluh ribu) orang berkuda yang dibinasakan oleh Daud.

A: Dan di ayat itu juga, siapakah namanya panglima perang yang dibunuh

B: Menurut ayat ini panglima perang yang dibunuh berjulukan Sobach

A: Betulkah semuanya itu, silahkan periksa lagi.

B: Betul demikian jawaban-jawaban saya berdasarkan ayat ini.

A: Kalau begitu silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat 18.

B: Di sini ada menyebutkan: "Maka larilah segala orang Syam dari hadapan orang Israil, maka dibinasakan Daud daripada orang Syam itu tujuh ribu ekor kuda kereta, dan empat puluh ribu orang yang berjalan kaki, komplemen pula dibunuhnya Sofach panglima perang itu"

A: Saya akan bertanya; Ada berapakah jumlah kuda kereta yang dibinasakan oleh Daud menurut ayat ini

B: Menurut ayat ini, menyebutkan ada 7000 (tujuh ribu).

A: Di ayat ini juga yang dibinasakan oleh Daud apakah 40.000 orang yang berkuda atau 40.000 orang yang berjalan kaki

B: Di ayat ini yang dibinasakan oleh Daud ada menyebutkan 40.000 yang berjalan kaki, bukan orang berkuda.

A: Pun di ayat ini juga, disebutkan siapakah namanya panglima perang, apakah berjulukan Sobach-kah atau Sofach

B: Di ayat ini disebutkan berjulukan Sofach.

A: Coba saudara perhatikan dengan seksama perselisihan di dua ayat ini. Satu ayat saja sudah terdapat 3 macam selisih. Di kitab Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18 menyebutkan; yang dibinasakan oleh Daud sebanyak 700 (tujuh ratus) kuda kereta, sedangkan di kitab Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat 18 menyebutkan 7.000 (tujuh ribu) kuda kereta. Yang manakah yang benar di dua ayat itu. Di kitab Samuel yang kedua itu juga ada menyebutkan 40.000 (empat puluh ribu) orang berkuda, sedangkan di kitab Tawarikh I, 40.000 orang berjalan kaki. Yang manakah yang benar, 40.000 orang berkudakah yang dibinasakan oleh Daud atau 40.000 orang berjalan kaki. Di kitab Samuel yang kedua itu juga ada menyebutkan panglima perangnya berjulukan Sobach sedangkan dikitab Tawarikh yang pertama menyebutkan panglimanya berjulukan Sofach. Yang manakah yang benar, Sobach-kah atau berjulukan Sofach.

B: Sudah cukup puas; saya sudah menyadari dan saya sudah mulai insyaf

A: Mulai sadar dan insyaf yang bagaimana yang saudara maksudkan

B: Jiwa dan kesadaran saya mulai terbuka. Besok malam saya akan lukiskan kandungan hati saya, setelah saya mendapatkan jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan saya yang lain pada Bapak.

A: Baiklah saya persilahkan

B: Apakah sebabnya orang-orang pandai (sarjana) dinegeri Barat banyak yang memeluk agama Kristen? Kalau agama Islam suatu agama yang benar dan ajran-ajarannya sesuai dengan Ilmu pengetahuan dan modern, tentunya mereka masuk Islam.

A: Sebelumnya saya menawarkan jawaban, saya akan bertanya, saudara sendiri termasuk sarjana. Mengapa saudara memeluk (tertarik pada, red) agama Islam.

B: Ya, karena hasil diskusi ini yang membawa saya lebih menyelami dan memilih ajaran-ajaran agama Islam.

A: Sekiranya tanpa diskusi yang menghasilkan tambahnya meneliti ajaran-ajaran Islam, apakah mungkin saudara menjadi pemeluk agama Islam yang sadar.

B: Menurut pikiran saya tidak mungkin.

A: Orang-orang di negeri barat yang saudara sebut itu sekiranya mirip saudara pula dalam menganut suatu agama.

B: Ya, betul

A: Memang betul, Karena di zaman ini dari mereka ada banyak yang sudah memeluk agama Islam atas hasil penyelidikan dan penelitian yang mendalam.

B: Akan tetapi ada orang-orang Islam yang berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen.

A: Dari manakah saudara ketahui.

B: Di negeri kita sendiri. Buktinya dengan bertambahnya pembangunan Gereja, sekolah Kristen nampaknya sementara senantiasa bertambah jumlahnya.

A: Apakah orang-orang Islam yang masuk agama Kristen itu terdiri dari sarjana-sarjana Islam.

B: Saya tidak mengetahuinya, hanya dari kata-kata saja. Akan tetapi saya sendiri hingga dikala ini belum menemukan malah belum mendengar sarjana-sarjana Islam masuk Kristen.

A: Kalau begitu orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah agama bukan dari hasil penelitian; jadi masuknya bukan karena keyakinannya.

B: Mengapa bapak berpendapat demikian

A: Saudara menunjukan sendiri bahwa orang-orang Islam di Indonesia ada banyak sekali, yang miskin, bangkrut dan menderita dalam hidupnya. Mereka butuh uang, makan, pakaian dan obat-obatan, Kesempatan ini dipergunakan oleh beberapa orang penganut Kristen untuk menghipnotis mereka dengan jalan membagi-bagikan makanan, pakaian, obat-obatan dan lainnya kalau tidak keliru.

B: Ya, saya pernah baca di majalah Kiblat.

A: Di zaman ini ada beberapa orang dinegeri barat yang mulanya beragama Kristen setelah menyelidiki dan meneliti ajaran-ajaran Islam, yang menunjukkan kebenaran anutan Islam mereka berterusterang berpindah menjadi penganut Islam; mereka itu golongan sarjana, malah diantaranya terdapat pendeta Kristen yang menjadi pemeluk agama Islam.

B: Betul, saya sendiri pernah membaca di Majalah Kiblat.

A: Makara sudah jelas, bahwa orang-orang di negeri yang beragama Kristen lalu berpindah menjadi pemeluk Islam disebabkan dari hasil penelitiannya perihal kebenaran ajaran-ajaran Islam, umumnya orang-orang yang di negeri barat kalau melaksanakan sesuatu penelitian dan penyelidikan menggunakan kecerdasan otaknya secara ilmiah. Mereka menjadi penganut Islam dengan kesadaran dan keyakinannya.

B: saya mendapatkan keterangan bapak.

A: Sedangkan orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen umumnya bukan dari hasil penyelidikan dan penelitiannya yang tentunya bukan di atas dasar kesadaran dan keyakinannya, melainkan karena perut lapar, karena hidupnya yang Senin Kamis, butuh makan, uang, pakaian, maupun obat-obatan. Dengan keterangan saya ini Saudara bia bandingkan sendiri alasannya ialah musababnya orang-orang Kristen di negeri Barat yang masuk Islam dan orang-orang Islam di Indonesia yang masuk agama Kristen.

B: tetapi tentu ada juga orang-orang Indonesia yang tidak miskin masuk agama Kristen

A: Tetapi tentu itu umumnya bukan berasal dari penganut agama Islam, mungkin dari agama yang lain lagi. Makara masih ada yang akan ditanyakan lagi.

B: Ya, sedikit, besok malam saja. Sekarang sudah jauh malam.

A: Baiklah, besok malam, biar lebih sempurna.
Malam Ke 9 : MASUK ISLAM
A: Pertemuan kita sudah berlangsung beberapa kali dan berjalan lancar. Pada pertemuan yang sekarang ini, apakah masih ada pertanyaan-pertanyaan saudara yang akan diajukan

B: Sejak siang tadi, saya telah pikirkan dan pertimbangkan secara mendalam perihal hasil-hasil pertemuan kita yang menyebabkan kesadaran saya untuk menentukan pendirian saya biar memilih agama yang mana yang harus saya ikuti.

A: Alhamdulillah, kalau saudara sudah dapat menentukan sendiri. Makara bagaimana kepercayaan saudara sekarang ini terhadap Trinitas (Tuhan Bapak, ilahi Anak dan Ruhul Kudus).

B: Memang soal inilah yang sedang saya renungkan semenjak tadi siang, oleh karena saya masih merasa terikat oleh satu "Patokan" yang hingga dikala ini belum dapat saya pecahkan. Padahal keterangan bapak sangat memuaskan semenjak semula kita bertemu.

A: Sekiranya saudara tidak berkeberatan, cobalah saudara terangkan. Mungkin saya dapat membantu saudara.

B: Ialah soal Trinitas. Soal ini masih berbekas dalam jiwa saya.

A: Baiklah, saudara terangkan saja.

B: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Rohul Kudus itu walaupun tersusun dari tiga oknum, tetapi tetap pada hakekatnya Tunggal juga. Karena yang satu tidak dapat terpisah dengan yang lain.
Persoalan inilah yang masih berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan soal-soal lain, mengenai ayat-ayat di Bibel, dosa waris, kebenaran Al Quran, Kebenaran Nabi Muhammad selaku utusan tuhan, teristimewa perselisihan ayat-ayat di Alkitab dan keterangan-keterangan serta penjelasan-penjelasan bapak yang berdasarkan fakta objektif dan interesant itu bagi saya sudah beres dan saya menyerah.

A: Baiklah, lanjutkan.

B: Tetapi soal Trinitas itu masih terlukis saja dalam keyakinan saya. Sehingga belum dapat secara bundar (ikhlas) bagi saya untuk mengorbankan keyakinan saya begitu saja tanpa penjelasan-penjelasan yang cukup luas yang sungguh mengatasi keyakinan saya.

A: Makara yang tiga oknum itu, saudara masih mempercayai bahwa ketiga-tiganya itu ialah Tuhan semuanya.

B: Ya, begitulah, tetapi sudah mulai tipis.

A: Makara Tuhan Bapak itu Tuhan

B: Ya.

A: Tuhan Anak, Yesus, apakah Tuhan

B: Ya.

A: Apakah Rohul Kudus juga Tuhan

B: YA, semuanya tiga tetapi tetap satu (tunggal), mirip telah saya terangkan tadi. Supaya lebih jelas, saya buatkan misal.

A: Baiklah, silahkan saudara buatkan misal.

B: Bapak sekarang sedang menghisap rokok

A: Ya sekarang sedang merokok. Saudara-saudara yang hadir melihat juga. Saya sekarang sedang merokok.

B: Rokok yang bapak isap itu, terdiri dari tiga susunan ialah:
1 . Batang Rokoknya
2 . Apinya
3 . Merah api pada rokok

A: Ya betul, teruskan.

B: Batang rokok, apinya dan merahnya itu menjadi satu juga walaupun terdiri dari pada 3 susunan, akan tetapi pada hakekatnya satu juga, ialah rokok, ketiganya tidak dapat terpisah, melainkan berpadu menjadi satu (tunggal). Demikian juga halnya dengan Trinitas itu.

A: Misal atau perumpamaan yang saudara berikan walaupun dianggap benar, tetapi tidak tepat.

B: Makara bagaimana, saya minta dibantah kalau tidak tepat.

A: Saya tidak akan membantah, malah saya hargai pendapat saudara itu. Saya hanya ingin bertanya mengenai perumpamaan yang saudara kemukakan tadi. Tetapi pertanyaan saya ini, minta diberi jawaban yang tepat.

B: Baik, semoga saya bisa menjawabnya.

A: Tadi saudara menawarkan perumpamaan perihal rokok dalam hal persamaan dengan Trinitas.

B: ya, betul begitu.

A: Saya ingin bertanya, dan saya sekarang sedang merokok. Apakah batang rokok ini, rokok-kah atau bukan.

B: Ya. Betul batang rokok

A: Apakah apinya rokok ini, rokok-kah atau bukan.

B: Bukan

A: Apakah merahnya api pada rokok ini rokok-kah atau bukan.

B: bukan

A: Nah, sekarang saya tanyakan lagi: Apakah Tuhan Bapak itu Tuhan atau Bukan

B: Ya, betul Tuhan

A: Apakah Anak Tuhan (Yesus) itu Tuhankah (tuhan bapak) atau bukan

B: Bukan

A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan

B: Mestinya bukan juga.

A: Kalau saudara mengatapak apinya rokok itu bukannya Rokok dan merahnya rokok ini bukan rokoknya, maka jelaslah bahwa Yesus itu bukan Tuhan dan rohul kuduspun bukan Tuhan.

B: Ya,

A: Kecuali sekiranya saudara ada menyebutkan: Apinya rokok ini ialah rokok, maka ialah saudara berkata : Yesus itu ialah Tuhan dan Rohul Kudus itu pun ilahi juga.

B: Ya, betul tepat sekali jawaban bapak.

A: Sekarang bagaimana kepercayaan saudara, apakah Yesus itu Tuhan atau bukan.

B: Bukan!

A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan.

B: Terang bukan Tuhan!

A: Kalau begitu masihkah saudara berkeyakinan terhadap Trinitas.

B: Sudah Lenyap!

A: Kalau sudah lenyap, lantas bagaimana.

B: ya, keyakinan saya sekarang, hanya ada SATU TUHAN

A: Makara saudara mempercayai bahwa TUHAN TUNGGAL

B: Seharusnya demikian; saya percaya bahwa Tuhan itu Tunggal, Tidak ada Tuhan yang lain lagi.

A: Yang dimaksudkan Tuhan oleh saudara, apakah Tuhan Yang Mahakuasa atau bagaimana.

B: Tentu saja Tuhan ALLAH

A: Pada pertemuan yang lalu, saudara telah mengaku kebenaran Nabi Muhammad SAW selaku utusan Allah.

B: Ya, saya tidak berdusta

A: kalau begitu saudara telah mengakui bahwa: "Tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad ialah Utusan Allah"

B: Betul, saya mulai dikala ini masuk Islam, menjadi penganut Agama Islam, dan termasuk ummatnya Nabi muhammad SAW.

HADIRIN DENGAN SUARA SERENTAK: Alhamdulillah, Alhamdulillah, saudara Antonius sekarang menjadi saudara kita.

A: Saudara yang hadir ikut menyaksikan sendiri, bahwa pada malam ini tangal 18 Maret 1970 jam 10.15 menit malam, saudara Antonius telah masuk Islam.

HADIRIN : Kami telah menyaksikan.

A: Saya minta saudara Antonius membacakan "Kalimah Syahadah", saya bacakan dulu lalu saudara diharap mengikutinya menyebutkan pengakuan.

"Asyhadu Anlaa ilaa ha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah"
Tahukah saudara artinya.

B: Ya, tetapi sebaiknya saya minta dituntun membacanya, pertama-tama bapak, supaya tidak keliru. "Saya menyaksikan bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Yang Mahakuasa dan saya mengaku sesungguhnya Nabi Muhammad ialah Pesuruh Allah".

A: Betulkah saudara-saudara yang hadir

HADIRIN: Betul. Cukup, sudah sah Islamnya.

A: Marilah kita bantu-membantu berdoa dan memanjatkan syukur kehadirat Yang Mahakuasa SWT dan diharap saudara Antonius dan saudara-saudara yang hadir semuanya mengucapkan Amien.

Setelah doa dibacakan, saya harap saudara-saudara yang hadir berjabatan tangan dengan saudara Antonius selaku saudara kita yang baru. Apakah nama saudara Antonius masih ada lanjutannya.

B: Nama saya yang bahwasanya "Antonius Widuri"

A: Bolehkah saya tambah tanpa mengubah nama yang asal (aslinya)

B: Ya, saya setuju

A: Saya tetapkan nama saudara sekarang "Antonius Muslim Widuri". Makara ditambah dengan kata Muslim.

B: Saya terima namanya menjadi namanya dan cocok buat saya.

A: Saudara-saudara yang hadir tentu sudah mendengar juga komplemen nama ini.

HADIRIN: Nama itu wajar dan cocok, bagus.

A: Bersediakah saudara melaksanakan Shalat, Puasa, Zakat dan ajaran-ajaran Islam lainnya.

B: Selaku seorang islam, saya wajib mentaati ajaran-ajaran Islam menurut kemampuan (kemampuan saya).

A: Terima kasih. Apakah saudara ingin menawarkan sekedar sambutan atau memberikan beberapa buah kata besok malam, karena ada kawan yang akan mengadakan sekedar selamatan.

B: Baiklah, saya penuhi besok malam.
SAMBUTAN PADA MALAM SELAMATAN
SDR. ANTONIUS MUSLIM WIDURI
Ass. Wr. Wb.

Bapak Kyai Bahaudin Mudhary dan saudara-saudara yang kami muliakan, saudara-saudara yang telah ikut serta menyaksikan pertemuan (diskusi) antara bapak Kyai Bahaudin Mudhari dengan kami, antara seorang Islam dan Kristen Roma Kristen yang telah berlangsung selama beberapa malam yang diakhiri masuknya saya dalam agama Islam, anutan agama Yang Mahakuasa SWT. Yang Maha Tunggal, menjadi penganut anutan Nabi Muhammad SAW, maka dengan ini kami menyatakan syukur ke hadirat Yang Mahakuasa SWT. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada bapak Kyai Bahaudin Mudhary yang menawarkan waktunya selama beberapa malam, yang membawa manfaat kepada kita bersama.

Disamping itu kami harus mengakui pula, selama diskusi berlangsung dengan tertib dan lancar, kami merasa kagum atas keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dari bapak Kyai Bahaudin Mudhary.

Kagum kami rasakan oleh karena dia hafal diluar kepala perihal ayat-ayat Alkitab dan kecerdikan yang digunakan oleh dia ialah kecerdikan debat, jujur dan obyektif dan didikuti pula penjelasan-penjelasan ilmiah yang kesemuanya itu tak mungkin ditolak oleh kecerdikan dan jiwa yang sadar untuk menunjukan kesadaran lahir dan batin, mengetuk dan membuka jiwa kami dan hasilnya membawa keyakinan kami kepada agama Islam.

Saudara-saudara menyaksikan sendiri, bahwa kami menjadi pemeluk dan penganut agama islam, ialah bukan karena paksaan, bukan karena pengaruh dari dari siapapun, bukan karena tekanan, bukan karena keadaan, bukan karena ada maksud yang lain dan bukan karena ajakan, diminta atau meminta, melainkan ialah dari hasil pertemuan, pertumbuhan dari hasil diskusi dengan tujuan mencari kebenaran dan keyakinan beragama.

Kebenaran dan keyakinan beragama yang kami miliki sekarang ini, ialah hasil dari penelitian dan penyelidikan serta pertimbangan-pertimbangan dari hasil diskusi yang menggunakan waktu tidak sedikit berlangsung beberapa malam lamanya. Dan disamping itu pula kami menggunakan kitab-kitab agama maupun kitab-kitab lainnya dan majalah-majalah yang senantiasa memuat artikel-artikel perihal agama Kristen, yang ikut membantu kami dalam meneliti anutan ajaran agama Islam, bukan karena ikut-ikutan melainkan dengan penyelidikan,penelitian dan pertimbangan-pertimbangan dengan mempergunakan waktu yang tidak sedikit sebagaimana saudara-saudara telah menyaksikan sendiri. Malah bagi saudara-saudara yang mengikuti "diskusi" dari muali hingga pada malam ini, saudara-saudara menyaksikan sendiri betapa gigihnya kami mempertahanakan keyakinan kami selaku pemeluk agama Kristen Roma Kristen dalam pertemuan itu. Namun kegigihan kami itu lama-lama menjadi pudar setelah dikikis sedikit demi sedikit oleh bapak Kyai Bahaudin Mudhary. Beliau hanya menggunakan kitab Alkitab untuk menghadapi sanggahan-sanggahan kami. Namun hasilnya kami sendiri yang menyerah. Tidak salah kalau dia pernah menyinggung dengan ucapan "senjata makan tuan." Kami akhiri hingga disini saja dan selanjutnya kami mohon dengan hormat, sudi bapak-bapak dan saudara-saudara menawarkan bimbingan kepada kami yang masih hijau dalam ajaran-ajaran Islam.

Dengan bimbingan bapak-bapak dan saudara-saudara itu pasti akan membawa kami menjadi pemeluk agama Islam yang setia, taat, taqwa sehingga kelak dihadapkan Alloh SWT.



Sekali lagi kami menghaturkan terima kasih
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN H. BAHAUDIN MUDHARY

Ass. Wr. Wb.

Saudara-saudara, Kami bersyukur kehadirat Alloh SWT. diikuti panjatan do'a semoga saudara Antonius Muslim Widuri selaku pemeluk Islam menambah ilmu pengetahuan perihal keislaman sehingga dapat juga ikut serta melaksanakan da'wah Islamiyah di kemudian hari.

Kami menyatakan terima kasih kepada:

Saudara Markan dengan keikhlasannya mendampingi saudara Antonius Muslim Widuri menawarkan penjelasan-penjelasan selama diskusi berlangsung. Dan disamping itu, saudara Markan dengan foto tustelnya telah mengabadikan diskusi ini selaku kenang-kenangan.

Saudara Abd. Latif, Stenograf berijazah, yang telah mencatat, membuat weslag, naskah,sejak dari mula pertama kali hingga diskusi ini berakhir.

Saudara Suroto yang menawarkan bantuannya berupa tape recorder.

Saudara-saudara pengurus Yayasan Pesantren Sumenep dan saudara-saudara yang telah menyaksikan walaupun diskusi ini sengaja kami tidak dengan undangan malah oleh kami direncanakan dengan cara bersembunyi (tertutup), hanya pertemuan biasa pribadi dengan pribadi saja, akan tetapi oleh karena saudara-saudara mungkin mendengar selentingan kabar lalu ingin menyaksikan. Syukur diskusi ini berlangsung dengan lancar dan tertib, disebabkan pinjaman saudara-saudara.

Saudara A. Zainudin dengan nrimo telah menyediakan tempat dan sekedar penawar haus.

Saudara A. Rofiq dan saudara Muhd. Nawir Rasyidi dengan nrimo pula telah menyediakan santapan sekedar selamatan.

Semoga amal-amal saudara yang kami sebutkan, dikaruniai ganti lipat ganda dari Alloh SWT. Amin.!

Saudara-saudara, perasaan kami sulit dilukiskan dengan kata-kata, namun perasaan itu tetap tinggal di dalam tubuh rasa (gevolehslichaam) tak mungkin lenyap dan dilenyapkan.

Saudara-saudara, merubah kepercayaan, merubah keyakinan hidup seseorang bukan pekerjaan enteng. Akan tetapi bukan pekerjaan mustahil untuk diusahakan. Karena yang mustahil itu tidak mesti mustahil untuk mencapai hasil yang diinginkan. Akan tetapi usaha semacam itu membutuhkan tidak sedikit ketabahan dan kesabaran,tidak sedikit energi, tidak sedikit pengorbanan.perasaan dan waktu. Sebab usaha dalam hal itu Alloh melarang paksaan, namun Alloh SWT. selalu menganugrahkan karunia dan petunjukNya atas hamba yang dikehendakiNya.

Selanjutnya kita harus selalu menyadari untuk memupuk toleransi agama. Kita tidak mempersoalkan "mayoritas" atau "minoritas" di bidang agama, melainkanperanan kita ialah di bidang "dakwah" dengan segala macam corak dan bentuk yang dibenarkan oleh hukum yang berlaku.

Setiap individu masyarakat, bangsa yang memperuncing perbedaan agama dalam lingkungan maupun di dalam negara, akan senantiasa mengalami kesulitan didalam seluruh bangsa itu sendiri.

Dulu Pemerintah kolonial Belanda sangat meperhatikan toleransi, sehingga ke tempat yang berpengaruh keislamannya, pemerintah Kolonial tidak menawarkan izin masuk agama Kristen baik Kristen maupun Protestan, padahal Ratu Belanda ialah Protestan dan Pemerintah Belanda kerap kali dipegang oleh orang Katolik. Presiden Soeharto (ketika masih menjabat Presiden) dalam pidato kenegaraan pada tgl 17 Agustus 1967 antara lain dia berkata: "Bangsa Indonesia sungguh-sungguh merasa bahagia,bahwa kita mempunyai tradisi yang baik mengenai toleransi agama ini."



Semoga dicukupkan sekedar sambutan kami ini.

Wass. Wr. Wb.
SURAT PENGAKUAN
Kami pembuat surat legalisasi ini,

Bernama : Antonius Widuri
Kelahiran : Yogja
Umur : 30 tahun (1970)
Agama : Kristen


Sejak tanggal 9 Maret 1970 hingga dengan 18 Maret 1970 (selama waktu 9 malam) terus-menerus, atas kemauan sendiri kami telah bersoal-jawab (berdiskusi) dengan bapak Kyai Bahaudin Mudhary, guru pesantren di Sumenep (Madura), maka dengan ini kami menyatakan dengan ikhlas, mulai tanggal 18 Maret 1970, kami telah berpindah agama dari penganut agama Kristen Roma Kristen menjadi penganut agama Islam dengan mengucapkan kalimat Syahadat:

"Asyhadu Alla Ilaaha Illallahu, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah " (Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Alloh, dan saya mengakui bahwa Nabi Muhammad ialah utusan Alloh)

Pengakuan, dan kepindahan kami dari penganut agama Kristen Roma Kristen menjadi pemeluk agama Islam kami nyatakan sebenarmya dengan rasa penuh keikhlasan dan kesadaran lahir batin, tanpa ada paksaan maupun pengaruh dari siapapun, melainkan dari hasil penelitian dan pertimbangan yang menyebabkan keikhlasan, setelah bersoal-jawab yang cukup memuaskan, disamping menelaah buku-buku agama Islam dan majalah Islam.

Semoga Alloh SWT. menawarkan taufik dan petunjuknya atas kami dalam mengamalkan perintah-perintah dan ajaran-ajaran agama Islam.



Yang meng-Islam-kan Sumenep, tgl 18 Maret 1970
Kami yang membuat legalisasi


(Kyai Bahaudin Mudhary) - ( Antonius Muslim Widuri )


Saksi:

A. Marzuki
Muh. Nawir Rasyidi
Abd. Latif
M. Ahya
Muh. Hatta
M. Markan
R.H. Abd. Azis
A. Zainuddin.
Perjalanan Rohani Antonius Muslim Widuri
Sebagaimana yang dia tuturkan pada Editor (waktu tidak disebutkan dalam buku).


Setelah kesaksianku bahwa tiada ilahi yang haq disembah selain Alloh, dan Muhammad ialah RasulNya, kesan yang teramat dalam menyapa rohaniku. Saya semakin yakin akan kebenaran Islam. Semakin pasrah tiada peran yang dapat terselesaikan selain atas ridhoNya jua.

Sebelum menjadi muslim, saya sering dihantui perasaan ragu, kurang puas dan bimbang, sehingga membuatku mengambang dan kecewa. Tak ada target yang terarah apalagi kokoh. Ibarat orang mandi yang tidak merata airnya, hingga tidak mendapatkan kesegaran. Siraman rohani keislaman menjadikan saya dan keluarga benar-benar mencicipi kenikmatan dan kemantapan hidup. Segala duduk perkara dan ganjalan kehidupan yang dulunya tidak teratasi, seakan lenyap dan mudah, lantaran mendapat ridho Alloh SWT. Saya selalu teringat pesan Bapak Kyai Bahaudin (almarhum) yang menganjurkan padaku untuk terus meningkatkan ilmu keislaman sekaligus berdakwah dengannya, biar amal-amalku senantiasa meningkat pula. Beliau nasihatkan itu kepadaku dengan penuh kasih sayang hingga membuatku begitu terharu dan mencicipi kehangatannya, seakan saya sebagai anaknya. Oleh karena itu, betapa saya merasa sangat kehilangan sepeninggal Beliau. Rasanya tidak ada lagi tenpat untuk bertanya, yang bisa menawarkan jawaban yang teduh dan pas.

Ada banyak nasehat dan pesan-pesan yang disampaikan oleh bapak Kyai Bahaudin kepadaku yang hingga kini masih terngiang-ngiang ditelingaku. Akan tetapi ada satu pesan dari Kyai Bahaudin yang hingga kini masih saya amalkan yaitu sholat tahajjud di malam hari. Setelah saya benar-benar istiqomah (selalu) denganNya, rasanya amaliah yang satu ini tumbuh menjadi kebutuhan yang tak dapat ditunda. Alhasil, semua itu ikut membekali ketenangan dan kedamaian hidup saya.

Sungguh kedamaian itu saya terima dan saya nikmati sebagai karunia yang begitu agung dalam kehidupanku. Tanpa terasa, kiranya saya telah menunjukan kesepakatan Alloh dalam firmanNya:

"Dan pada sebagian malam hari, bersembahyang tahajjudlah kau sebagai suatu ibadah komplemen bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kau ke tempat yang terpuji." (QS,Al-Isra:79)
Semakin dalam agama Islam saya masuki, semakin meyakinkan padaku bahwa Islam agama yang maha sempurna, tidak satupun agama lain yang memiliki hal serupa. Contoh kecil, dengan hadirnya doa-doa dalam detik-detik kehidupan, sesederhana apapun, semua dibahas dan diajarkan. Dari doa berkumpul (suami istri), dikala bangun tidur, hingga pada setiap aktifitas kerja lainnya.

Akhirnya, saya sikapi hidup ini dengan nrimo dan berpasrah dengan ridhoNya. Tugas sehari-hari kami di kantor yang cukup melelahkanpun bisa terselesaikan dengan sukses dan memuaskan.

Sungguh, saya telah mencermati Islam dan mencicipi adanya perpautan kental antara kecerdikan dengan kedalaman rasa di hati, perpaduan usaha denga takdir dan keserasian antara fikir dengan zikir.

Alhamdulillah.
Riwayat hidup K.H. Bahaudin Mudhary (1920-1979)
Lahir di Sumenep 23 April 1920 dan berpulang ke Rahmatullah 4 Desember 1979 di Surabaya. Meski ia belum pernah mereguk pendidikan alam pesantren, namun kadar kebesarannya berangkat dari benih pengaruh berpengaruh ayahandanya --KH. Ahmad Sufhansa Mudhary-- yang ulama dan sahabat berbincang dari kakaknya alm. K.H. Abdul Hamid Mudhary, yang sama sekali tidak pernah mengenyam sekolah formal ataupun Pesantren, kecuali berkhidmat kepada ayahandanya saja. Alhasil, beliaupun bisa mereguk ilmu keislaman disamping mahir bahasa Arab, Belanda dan Jepang.
Jabatan yang pernah diembannya antara lain, Komandan Sudanco, Ketua Muhammadiyah, Ketua Masyumi, Wedana di Bangkalan serta ketua Perserikatan Muslim Tionghoa di Madura (sekarang PITI).
Almarhum dalam kesehariannya sangat sederhana lagi bersahaja. Ia juga humoris dengan petuah yang penuh warna "parigan" (sesemon Madura). Ada pesan menjelang tamat hayatnya yang hingga kini menjadi pegangan putra dan cucu-cucunya; "Jangan sesekali meninggalkan sholat, selalu rukun dan memelihara tali silaturahim serta jangan berebut harta pusaka, usahakan setiap malam sholat lail (tahajjud)."
Seusai menamatkan Kweek School Muhammadiyah di Yogjakarta tahun 1940, tokoh ulama jawa timur ini terus menimba ilmu sambil menekuni buku literatur berbahasa Arab, Inggris, Jerman, Belanda, Perancis, Cina dan Jepang, teristimewa yang dekat kaitannya dengan filsafat dan kerohanian.
Ulama hebat metafisika yang memiliki "kasyf" tersebut juga amat terampil memafhumi hampir seluruh alat musik mulai petik,gesek, tiup hingga tuts piano. Muasal kelangkaan ilmunya, alhasil orang menyebut "Tera Ta Adamar" (bhs Madura) bermakna benderang tanpa pelita, lantaran bertumpu pijak yang berkhidmat pada ladang spiritual terutama ibadah sholat sebagai mi'rajnya kaum muslimin menuju titik sumbu Rabbul Izzati. Itulah sebabnya hakikat ilmu letaknya bukan di kepala tetapi di hati.
Semasa hayatnya diamalkan untuk pendidikan dan dakwah Islamiyah. Tahun 1947 memangku sebagai Komandan Resimen Hizbullah, dua tahun kemudian mendirikan Yayasan Pesantren Sumenep. Selama perjuangan fisik bantu-membantu rekan-rekannya setahun lebih meringkuk di Penjara Kalisosok Surabaya. Berikutnya tahun 1954 Ketua Muhammadiyah cabang Sumenep, Kepala SMA Yayasan Pesantren, mengajar bahasa Jerman dan Perancis di SMA Sumenep sekitar tahun 1960-1965 serta dosen di IKIP Negeri dan pernah mendirikan Akademi Metafisika. Hingga tamat hayatnya, selain mengasuh Pesantren Kepanjin Sumenep juga menjabat Kepala Kantor Departemen Agama Sumenep, Ketua Umum GUPPI Jawa Timur, Ketua MUI Jawa Timur dan anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur. Banyak buah penanya, senantiasa mewarnai langgam kehidupan rohaninya yang mapan.
lainnya 8569211100053377922

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts