Loading...

085749607473 Jual Peci Kopiah Songkok MISTERI KEJADIAN ALAM DAN MANUSIA bag.11 -15



Misteri Alam dan Manusia (11)

      Asal seruan /Malaikat dan Jin.
Kerena alam sudah terbentuk perlu penataan, perkembangan dan pertumbuhan alam jagat raya ini maka Tuhan menugaskan Malaikat yang memiliki intelegensi murni untuk memantau peroses evolusi kehidupan dibumi   ( bukan hanya bumi yang kita tempati ini saja tapi semua bumi yang ada dijagat raya ) . Tuhan menciptakan Malaikat dari NUUR. Ketika qudrat Tuhan melepaskan energi NUUR ( mirip Neutron melepaskan elektronnya ) maka dengan energi NUUR ( cahaya ) dijadikan  Allah para Malaikat yang sifatnya mirip netron, yang ketika energi NUUR itu terlepas ikut pula terpelanting energi Nar ( api ) -nya dan ini sebagai asal kejadian   Jin.
 Malaikat ialah makhluk rohani yang diberi intelegensi yang amat dahsyat kerena peran mereka juga amat berat. Diantara Malaikat itu ada yang punya peran tertentu diantaranya :
   Jibril petugas yang memantau Alam Rabbani, alam Ruh yang berisi qodrat dan iradat Allah, karena itulah para Fuqaha mengatakan Jibril ialah Malaikat “pengantar wahyu”.
  Ridwan/Malik petugas memantau Alam Rahmani, yaitu alam Ruh yang berisi Rahman-Nya Allah. Alam Rahmani menyimpan dua keadaan yaitu Kebahagiaan dan Penderitaan. Bagi orang yang berinfak sholeh disana ia akan mencicipi Kebahagiaan yang tiada tara disebut dengan istilah Jannah (sorga) dan bagi para pendosa dia akan mencicipi penderitaan yang bagi mereka tempat itu merupakan  N a a r  ( Neraka )..
  Izrail petugas memantau Alam Ruhani (Ruh kekuatan hidup) maka Izrail disebut dengan gelar : “Malaikat si Pencabut Nyawa”.
  Raqib/Atid petugas memantau Alam Insani. Raqib artinya yang mengawas dan ‘Atid artinya yang sedia, itu artinya kedua malaikat ini selalu siap mengintip semua tingkah laku dan menyimpan semua bekas/jejak tingkah laku insan mirip Camera Video yang merekam semua amal perbuatan manusia.
  Mungkar-Nakir  petugas memantau Alam Hewani/Hawa Nafsu. Mungkar-Nakir artinya “ yang mengingkari si engkar “, dia pemeriksa kejahatan para pendosa.Dimasyarakat awam Malaikat ini biasa disebut Malaikat Nungkar-nangkir ( terjadi pergeseran ponem )
  Mikail petugas memantau alam Nabati (Alam tumbuhan). Tumbuh-tumbuhan yang merupakan simbol rizki, kerena tumbuhan menghasilkan buah, buahlah yang dimakan makhluk maka dikatakan Mikail itu malaekat yang bertugas menurunkan rezki..
  Israfil petugas pemantau alam Jamadi (alam benda) jadi dialah petugas alam semesta, yang menjaga energi alam semesta hingga kapan alam bisa berekspansi dan kapan masanya energi alam mengalami arus balik menuju titik asal. Maka Izrailpun akan meniupkan Shuur (sangkakala) sebagai menerangkan bahwa alam sedang menyusut dan akan  terjadi lagi BIG BANG yang maha dahysat.

             Energi kemalaikatan dan intelegensi yang mengisi tujuh langit tidak berhenti bekerja hingga suatu ketika yang ditentukan Allah. Semakin banyak langit melepaskan energi dan intelegensinya untuk alam jagat maka ia semakin ringan sehingga alam ruhani ini semakin merapat kepada qudrat dan Iradat Allah, hingga suatu ketika Qudrat dan Irdat itu menghisap energi itu dan langitpun tergulung. ( QS 21 Al-Anbiyaa’: 104 ), alam kehilangan energi maka alam jagat berkontraksi, menyusut  kembali mengalami arus balik  akibatnya Galaksi-galaksi tergulung oleh gelombang arus balik itu matahari-mataharipun berbenturan satu sama lain dan jagat raya terbelah   ( Q.S 82/ Al-Infitar 1,2 ) setiap matahari dalam Galaksi ikut tergulung dan jatuhlah galaksi itu dengan kecepatan tinggi bertubrukan dengan galaksi lain ( QS 81 At-Takwir : 1,2 ) dan hancur lebur meleleh bagaikan cairan perak yang panas  ( Q.S./70, Al-Ma’arij : 8 ) Langit mengeluarkan kabut putih dan Malaikat diturunkan secara bergelombang ( Q.S 25/ Al-Furqon:25 ), sebagai menerangkan berakhirnya eksistensi Alam. Shur dibunyikan Barzakhpun terbelah/terbuka semua makhluk penghuni barzakh terbangun dari tidurnya yang panjang (Q.S 36/ Yasin : 51-58 ) mereka terkejut kerena mereka melihat alam gres berdimensi tak terhingga ( D , ) kiranya mereka telah berada dan berkumpul di ALAM AKHIRAT. Bumi jagat raya  sudah lenyap, Allah  mencipta- ulang  Bumi jagat raya yang baru  dan langit yang baru  ( Q.S 14/Ibrahim :48 ) Alam semesta kembali berevolusi lagi mirip semula kerena Tuhan tak pernah berhenti bekerja ( Q.S 55/Ar-Rahman :29 )  Peristiwa dahsyat  hari kehancuran-alam-semesta itu  kita sebut dengan istilah Hari Qiamat, padahal makna Qiamat yang sesungguhnya ialah Hari berbangkit  Hari kehancuran semesta alam ini Al-Qur’an menyebutnya dengan istilah Yaumu’s sa’ah ( Saat kehancuran ).
Kalau kita bandingkan dengan dunia Atom yang mempunyai Inti dan kulit maka yang merupakan inti Alam Ruhani itu adalah  Iradat dan Qudrat Tuhan . Dengan كن Tuhan melepaskan energi Qudrat itu (seperti netron melepaskan elektronnya) dan terciptalah langit gaib dan alam nyata ( alam syahadah ) yang pada mulanya merupakan pusaran energi. Pusaran energi itu berevolusi mewujudkan alam semesta.فيكون) ) “Payakun” bermakna : “Maka menjadilah ia”. Menunjukkan bahwa menjadinya alam itu tidak spontan tapi menempuh masa yang panjang kerena untuk menjadinya  semesta alam berlakulah hukun alam ( fisika ) Ketika Tuhan menciptakan tujuh langit gaib kerena langit itu suatu yang gaib maka berlakulah hukum kegaiban, maka langit ketika itu juga “jadi” sementara jagat raya berevolusi terus hingga sekarang Itulah sebabnya dalam Surat Nuur tadi, langit yang duluan disebut gres bumi jagat raya. Tujuh langit gaib itu ialah alam Ruhani yang dipenuhi intelegensi Universal yang kapasitasnya bertingkat tingkat yang mengisi  Ruhani insan berupa daya :

a.. Rabbani                                = daya  supra spritual
b.  Ruh Rahmani                       = daya spritual
c.  Ruhani                                  = daya supra rasional
d.  Ruh Insani                           = daya rasional/sosial
e.  Ruh Hewani                         = daya supra-vital
f.  Ruh Nabati                           = daya vital
g. Ruh Jamadi                           = daya infra-vital

            Jadi alam Ruhani yang disebut tujuh langit itu merupakan Ruhnya Alam Semesta dan Jagat Raya merupakan fisiknya dan  begitu pula Alam Ruhani itu ada dalam diri insan merupakan Ruhnya manusia.




MIsteri Alam dan Manusia (12)
 
3.3    Hipotesis Kejadian Alam Gaib

1.   Bila Tuhan berkehendak Ia hanya katakan: “KUN”,( Jadilah ! )maka menjadilah sesuatu itu (Q.S. 36/Yasin : 82), maka Qudrat Tuhan memancarkan energi Cahaya, energi yang mula mula itu ialah Aqal atau Qalam yang dalam istilah Metafisika disebut Intelegensi Universal.
2.   Intelegensi Universal ( Al- Qolam  )  menembus kekosongan yang sebenarnya tidak kosong kerena berisi NUUR lalu memadatkan NUUR menjadi NAR lalu mewujudlah Gas panas yang Al-Qur’an menyebutnya “Dukhan” (Q.S. 41 :11), gas itu. semakin padat menjadikan timbulnya pusaran panas yang tinggi, lalu membentuk zat antar bintang,  terbentuklah matahari-matahari. Oleh arus alam semesta matahari-matahari itu mengelompok dalam pusaran alam semesta, membentuk galaksi-galaksi yang tak terhingga dalam  alam yang tak bertepi, dan alam mengembang terus/berekspansi tak pernah berhenti. (Q.S. 41/Fushshilat : 12)
3.      Allah mengurai  NUUR menjadi Ruh, terciptalah tujuh langit gaib (Q.S. 41 :12 ). Langit pertama berisi energi kealaman dan berbatasan dengan Bumi Jagat Raya kerena itu Al-Quran maupun Hadits menyebut langit pertama itu dengan : “Samaa’ud-dun-ya “  Langit kedua disamping berisi daya Jamadi juga berisi daya yang lebih halus, yaitu daya Nabati /tumbuhan Langit ketiga disamping berisi daya Jamadi dan Nabati juga berisi energi yang lebih halus lagi yaitu daya kehendak, harapan dan hasrat disebut Daya Hewani  Daya tumbuhan, daya hewan ketika menyentuh alam materi yang sudah jadi maka mewujudlah disitu evolusi-kehidupan tumbuhan dan hewan dimulai dari tumbuhan dan hewan satu sel hingga tumbuhan raksasa dan binatang yang memiliki infra-rasional mirip Homo-Neandertal, insan simpanse (Pithekantropus-erectus). Langit keempat ialah Ruh Insani, disamping berisi daya Jamadi, Nabati, Hewani juga berisi daya Sosial/rasional yang hanya singgah pada makhluk yang tepat yaitu “manusia”. ( homo-sapien ). Langit kelima Alam Ruhani yang berisi semua daya empat tingkat dibawahnya juga memiliki daya supra-rasional. Langit keenam ialah Ruh-Rahmani yang berisi lima tingkatan daya dibawahnya juga berisi Rahmannya Tuhan daya Spritual. Langit ketujuh ialah Ruh Rabbani yang berisi semua daya enam tingkat dibawahnya  juga memiliki daya supra spritual / daya Ruh yang murni. Kesemua langit ini masing-masing memiliki kelebihan perihal keindahannya dan seluruh langit beserta isinya thawaf (mengelilingi) inti (poros) yaitu Iradat dan Qudrat Tuhan yang dinamai Tuhan dengan sebutan : ‘ARSY. Nabi Muhammad dengan tubuh Ruhaninya telah menembus alam ini ketika dia Mi’raj hingga kelangit tujuh, disana dia melihat Nabi Ibrahim duduk bersandar di Baitu’l Makmur dan setiap hari tujuh puluh ribu Malaikat masuk kedalam dan kalau ada yang keluar dia tidak akan mendapat giliran lagi untuk masuk kerena banyaknya Malaikat yang antri masuk.
4.   Daya Ruh Jamadi terus menerus bergerak membuatkan alam dengan pengawasan Mikail, Ruh Nabati dan Hewani terus-menerus menyentuh alam semesta yang sudah cukup sarat mendapatkan kehidupan maka mewujudlah makhluk hidup maka pada setiap planet dialam semesta yang memenuhi syarat  berevolusilah makhluk tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan itu berkembang terus hingga keujung evolusi, hingga hingga kebatas final evolusi itupun berhenti.
5.   Ruh Jamadi merupakan langit pertama ialah hakikat alam benda disana Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Adam berarti dari langit pertama hingga langit ketujuh ialah Alam Barzakh. Dari uraian tersebut timbul pertanyaan apakah Adam yang merupakan nenek moyang insan itu  hanya mendapat tempat dilangit pertama ( Alam jamadi ) kerena ia hidup dimasa yang masih belum berbudaya tinggi ?. Bukan demikian, orang orang beriman menempati alam langit atau alam barzakh dimana saja dia suka karena mereka hidup dalam ruang yang tembus kemana saja. Manusia yang kembali menjadi Ruh yang suci dapat saja mengelilingi jagat raya mau singgah dibumi mana diantara tak terhingga banyaknya bumi dijagat raya akan tetapi kerena bertubuh Ruh tentu tak terlihat masyarakat disana. Nabi Muhammad berjumpa Nabi Adam ketika dia dilangit pertama dan Nabi Ibrahim ketika dilangit ketujuh bukan kerena mereka ditempatkan menurut kelasnya dilangit tersebut.
6.   ( Kita persempit pembahasan ini, khusus bumi kita ) Setelah bumi kita kaya dengan barokah Tuhan mirip mineral,  air, tumbuhan dan Hewan maka manusiapun datang ke bumi lalu mengambil alih kekuasaan dibumi mengolah alam untuk kepentingan hidup lalu alam menjadi tercemar dan rusak oleh keserakahan manusia. Itulah sebabnya ketika terjadi dialog antara Allah, dan Malaikat, ketika Tuhan mau menjadikan Khalifah dibumi Malaikat berkata bahwa “Manusia akan merusak bumi dan suka berperang “ ( Q.S.2 /Al-Baqarah : 30 s/d 38 ). Dugaan Malaikat ternyata benar itu dikerenakan insan memiliki intelegensi yang berlimpah-ruah yang akhirnya manusia  tak mampu  mengendalikan ketajaman intelegensinya yang didorong hawa nafsu..
7.    Jauh sebelum alam semesta dihuni manusia, Tuhan telah menciptakan makhluk Gaib : JIN dan makhluk Ruhani yaitu Malaikat
Malaikat dijadikan dari NUUR dan Jin dari NAAR . Alam semesta juga berasal dari NAAR ( Api ). Api ada dalam alam kerena panas yang ditimbulkan akhir pergesekan Hidrogen dalam arus pusaran alam semesta yang maha dahsyat. Karena itulah maka Jin ditakdirkan untuk menempati bumi. Badan Ruhani (Jismu’Illathifah) dari bangsa Jin sama dengan jismu’l lathifah insan yang dalam kajian Metafisika disebut ”tubuh-bio-plasmik”. Mereka membutuhkan tempat dibumi tapi mereka menempati bumi diruang empat dimensi yang tidak dibatasi dinding materi. Mereka  seperti insan juga yang butuh makan minum dan berkembang biak, mereka juga mukallaf karena itu Al-Qur’an diturunkan untuk golongan Jin dan Manusia. Manusia dapat bekerjasama dengan Jin dan Jin juga dapat bekerjasama dengan manusia, mirip yang diberitakan Al-Qur’an pada zaman Nabi Sulaiman. Karena itu bangsa Jin juga disebut dengan nama: “Orang bunian” yaitu orang yang tersembunyi, maksudnya mereka fisiknya tidak terlihat kecuali oleh orang yang dapat menembus alam empat dimensi. Ada makhluk yang asalnya  dari api dia juga jenis jin tapi derjatnya lebih tinggi dari Jin dia tidak menempati bumi, dia menempati Dimensi tinggi ( D-h ) ia setara dengan Malaikat karena sama-sama berada di dimensi tinggi, dia adalah Iblis. Adam sebelum turun kebumi juga berada satu alam dengan Malaikat dan Iblis ini sebagaimana yang difirmankan Tuhan :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ>فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ>فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ>إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِين >قَالَ يَاإِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ>قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ>قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ>وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ>

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang insan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.(28) Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kau kepadanya dengan bersujud.(29) Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama(30) kecuali Iblis. Ia enggan ikut gotong royong (malaikat) yang sujud itu.(31) Tuhan berfirman: "Hai Iblis, apa sebabnya kau tidak (ikut sujud) gotong royong mereka yang sujud itu?"(32) Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada insan yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"(33) Tuhan berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kau terkutuk(34) ( Q.S.15/ Al-Hijir: 28 s/d 34).

Penulis tidak membahas makna “ insan dijadikan dari tanah liat kering dan lumpur hitam ” kerena kutipan ayat diatas hanya ingin membuktikan adanya seorang Iblis yang kedudukannya waktu itu setara dengan Malaikat dan Iblis itu ialah golonga Jin. Disitu juga ada Adam Bapak Manusia apakah Iblis juga bapak golongan Jin ? Tidak ada penjelasan Al-Qur’an atau Hadits yang mengatakan Iblis ialah bapaknya golongan Jin.      ( Kalau menurut Muhammad Isa Dawud dalam bukunya : “ Berdialog dengan Jin Muslim “ bapak Jin ialah Jaan ), dan Al-Quran menjelaskan dalam Surat Jin :
1. Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Alquran yang menakjubkan,
   4.   Dan bahwasanya: orang yang kurang logika daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah[1522],
 6. Dan bergotong-royong ada beberapa orang laki-laki di antara insan meminta perlindungan kepada beberapa laki- laki di antara jin, maka jin- jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
   7.    Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana persangkaan kau (orang-orang kafir ), bahwa Tuhan sekali- kali tidak akan membangkitkan seorangpun         ( pada hari final zaman ). 
8. dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah- panah api.

            Dari kutipan ayat diatas kelihatanya Jin  itu sama saja pikirannya dengan insan ada yang beriman ada pula yang menyangka bahwa kalau sudah mati ya habislah tidak akan dibangktkan lagi diakhirat. Manusia yang menyenangi takhyul/musyrik ada yang minta tolong kepada Jin, berguru kepada Jin  karena mengnggap Jin lebih tinggi derajatnya dari insan padahal  Al-Quran mengatakan “ Manusialah makhluk yang tepat kejadiannya. Dari data ini kita dapat mengambil keterangan bahwa insan dan Jin bisa saja mengikat kekerabatan persahabatan mirip Nabi Sulaiman atau kekerabatan tuan dan budak sehingga ada insan yang diperbudak Jin ada pula Jin yang dijadikan khadam oleh Manusia. Banyak juga para cerdik pandai menganggap bahwa peradaban Jin jauh lebih maju dari Manusia, mereka para Jin sudah bisa membuat pesawat yang cepatnya melebihi cahaya itulah yang selalu dikatakan orang pesawat UFO yang datang dari planet lain. Membaca data ayat Al-Quran yang para Jin bisa menembus langit untuk mengintip diam-diam langit buat apa Jin membuat pesawat sementara mereka bisa berjalan cepat bagai kilat ? Kalau  menurut penulis pesawat UFO itu memang pesawat buatan insan elien dari bumi lain di jagat raya yang peradaban mereka sudah lebih tinggi dari insan bumi kita.

        3.4. Dimanakah Ruh ruh orang sudah meninggal berada ?

               Untuk menjawab pertanyaan ini, setuju kita ikuti saja apa yang diceritakan Nabi Muhammad ketika Mi’raj.sejak menginjakkan kakinya dilangit yang pertama hingga kelangit yang ketujuh, dia berkata ( yang maksudnya ) : ”Ketika saya tiba di langit yang pertama saya disambut oleh para malaikat, mereka berbaris mirip pasukan seraya memberi hormat padaku. Aku diringi oleh malaikat Jibril dan saya ditanya apakah sudah ada ijin dari Tuhan? Jibril menjawab ya. Kami berdua di persilahkan masuk, seketika kami masuk saya lihat seorang laki-laki duduk di bangku dikerumuni orang banyak, yang gres saja datang ketika itu. Kemudian mereka pergi lalu rombongan lain datang mengerumuni orang itu Aku bertanya siapakah dia dan siapa mereka-mereka yang datang  itu? Jibril berkata : "Itulah Adam a.s. dan rombongan yang datang ialah arwah anak cucunya yang datang menghadap dia "
Kemudian Jibril memperkenalkan aku, katanya : "Inilah Muhammad Nabi akhiri-zaman. Atas perintah dan kehendak Alloh, ia berkesempatan datang ketempat ini."
Kemudian Nabi Adam menjabat tanganku setelah saya mengucapkan salam.
Kata Nabi Adam : "Selamat datang anak yang shalih dan Nabi yang shalih."
Aku lihat Nabi Adam duduk dikursi yang mengagumkan serta memakai pakaian kebesaran laksana seorang raja. Seketika saya akan meneruskan perjalananku, dia tidak lupa mendo'akanku Setelah saya meninggalkan Nabi Adam, Jibril menerangkan : "Ruh-ruh yang masuk ke pintu sebelah kanan Nabi Adam, itulah mereka yang akan masuk syurga. Dan ketika pintu itu terbuka, tercium aroma wangi dari arah pintu itu. Dan mereka yang masuk ke pintu sebelah kirinya, itulah ruh-ruh anak cucu Adam yang akan masuk neraka, maka ketika pintu itu terbuka tercium amis busuk menyengat dari situ.
Kemudian saya meneruskan ke langit yang kedua, saya bertemu  dengan Nabi Isa bin Maryam. Kelihatan badannya segar bugar mirip orang habis mandi. Disitu saya juga melihat ruh Nabi Yahya dan Nabi Zakariya, dan ruh umatnya.
Dilangit ketiga saya melihat Nabi Yusuf dan ruh para umatnya. Dilangit keempat saya bertemu dengan Nabi Idris dan  umatnya. Dilangit kelima saya bertemu dengan Nabi Harun dan para umatnya. Dilangit keenam saya bertemu Nabi Musa dan para umatnya. Maka atas seruan Nabi Musa ini shalat yang tadinya 50 waktu menjadi 5 waktu, terakhir dilangit yang ketujuh saya bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s”

           Demikian keterangan Nabi Muhammad s.a.w. Kaprikornus jelaslah bahwa roh-roh orang sudah meninggal merek kembali kealam roh atau Barzach yaitu dilangit I,II,II,IV,V,VI dan VII tentu yang dimaksud bukan langit Alam jagat Raya yang berisi tak terhitung banyaknya Gaalaksi tapi langit itu ialah Langit Alam gaib Alam Ruh yang dihuni para roh orang yang sudah meninggal dunia dan Roh[-roh yang akan menyusul turun kebumi untuk menjadi Manusia serta para Malaikat.





Misteri Alam dan Manusia (13)

3.5.Intelengensi Universal

NUUR-ALLAH ini berlapis-lapis sebagaimana yang difirmankan Allah: “NUURUN ’ala NUURIN”. ( QS.24 : 35 ). Tuhan mengumpamakan Nur itu bagai “lampu-dalam semprong”.  NUUR yang berlapis-lapis ini memancar kerena semprong beling yang terlihat bercahaya padahal yang bercahaya itu ialah api yang marak dalam semprong-kaca. Cahaya NUUR Tuhan ini meliputi seluruh alam sehingga menjadi alasannya ialah adanya alam. yang berisi kecerdasan, akal-pertama kata Al-Farabi, yang Aristoteles mengenalnya dengan sebutan Actus-Purus/The First-intelect, yang dalam istilah lain disebut : “Intelegensi-Universal”:
         Rasullullah bersabda:
         “Awal pertama diciptakan Tuhan ialah “aqal” ( intelegensi) lalu Tuhan berfirman:”Menghadaplah kepada-Ku!” maka logika itupun menghadap. Tuhan berfirman lagi: “Putarlah badanmu!”, maka logika itupun berputar, lalu Tuhan berfirman: “Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, tidak  ada Aku jadikan makhluk yang lebih mulia dari padamu. Dengan engkau Ku-ambil pertanggungjawaban, dengan engkau pula Ku-berikan ia (kemampuan berpikir ), dengan engkau Ku-berikan pahala, dengan engkau ku-jatuhkan hukuman” (Ihya-ulumu’ddin, Iman Ghazali, terjemahan Maisir Thaib dan A. Taher Hamidy, hal 253)

            Intelegensi Universal yang dalam Al-Qur’an dan Hadit disebut Al-Qalam. Al-Qalam ialah aqal murni, inilah anugerah untuk perlengkapan insan yang luar biasa menyebabkan insan itu menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lainnya. Dalam hadits ada disebutkan bahwa:  ما خلق الله القلم "   ان اول "    ( Sesungguhnya yang mula-mula sekali dijadikan Tuhan ialah Al-Qolam, Hadits riwayat Turmizy dan Abu Dawud )
Di Hadits yang lain ada dikatakan       اول ما خلق الله العقل. ( Yang mula mula sekali dijadikan Tuhan ialah “Aqal ) Jadi yang mula mula dijadikan Tuhan sebelum ada Bumi jagat-raya dan tujuh langit gaib ialah Al-Qolam atau Al-‘Aql. , yang dalam kajian Metafisika disebut : Intelegensi-Universal, atau logika pertama
Akal pertama itu keluar memancar dari Inti-Alam-Ruhani lalu menjadi bahagian Kulit Alam Ruhani (seperti kedudukan elektron terhadap nukleusnya). Kaprikornus intelegensi  ( kecerdasan) itu ada dan menyatu dalam alam ruhani sesuai tingkatannya mirip yang disebutkan diatas yang kapasitasnya sesuai dengan nama tingkatan alam Ruhani tersebut. Misalnya : Ruh jamadi diantara kecerdasannya ialah sebagai alasannya ialah adanya materi dengan intelegensi yang ada didalamnya ia punya kesadaran untuk patuh pada aturan hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qaadir mirip fungsi proton yang positip, fungsi netron yang netral dan fungsi elektron yang negatif dan targetnya hanya mewujudkan adanya materi dan finalnya ada ketika kehancurannya. Intelegensi di alam ruh Nabati selain memiliki Ruh Jamadi memiliki  juga daya bertumbuh berkembang sebagai alasannya ialah adanya tumbuh-tumbuhan maka penuhlah bumi dengan banyak sekali tumbuhan dengan target  bertumbuh, berkembang, berbunga dan berbuah dan finalnya mati. Ruh tingkat Hewani, selain memiliki daya Jamadi dan Nabati juga memilki daya sebagai alasannya ialah adanya hewan,  yang meluapkan hawa nafsu sehingga semua makhluk tingkat hewan itu berkemauan, berkeinginan dan berkehendak. Maka penuhlah bumi dengan makhluk hewan  aneka ragam dari binatang satu sel hingga hewan yang mirip manusia. Ditingkat Insani selain memilki tiga daya dibawahnya juga memilki kemampuan intelektual/rasio. Energi ruh ini menyentuh alam insan maka berakhirlah  evolusi hewan hingga ketingkat makhluk Homo Erektus dan yang setingkatnya dan menurunkan insan Homo-sapien dibumi dengan bermacam macam Ras, ada Negroid ( di Afrika ) Kaukasoid ( di Eropa ) Australoid  ( di Australia ) Mongolid   ( belahan bumi episode Timur ) empat golongan ini menjadi induk bangsa bangsa didunia. Intelegensi Ruh diatas Insani yaitu : Ruhani, Rahmani dan Rabbani ialah kecerdasan yang tidak terbatas, tidak terhingga akan menyentuh terus pada kehidupan insan yang pasti tingkatan Ruhani,Rahmani dan Rabbani memiliki intelegensi tak terhingga maka kalau ada insan yang dikuasai Ruhaninya ( mirip Musa ) ia bisa membelah laut, dibakar malah kedinginan ( Ibrahim ) dapat menghidupakan orang yang sudah mati ( Isa ) Maka berenanglah alam ruh yang bermuatan intelegensi-universal ini     ( bertashbih ) yang dalam Hadits disebut namanya langit I, II, III, IV, V, VI, VII, mengelilingi ‘Arsy-Allah dengan cara ber-thawaf (mengorbit). Kerena kwalitas kecerdasan ( logika ) itu bertingkat-tingkat, maka intelegensi tingkat Jamadi menyentuh alam materi sehingga dengan alasannya ialah itu terjadi proses kimia (seperti persenyawaan Metana, Amonia, Hidrogen dan Oksigen yang bereaksi membentuk zat hidup. Kemampuan bereaksi itu disebabkan kerena adanya logika jamadi dalam materi itu. Intelelegensi/kecerdasan ada dalam alam Nabati sehingga tumbuhan berbunga dengan warna-warni, berbau harum, maka seranggapun terpanggil datang. Kedatangan serangga itu menjadi penyebab terjadinya perkawinan tepung sari dan buahpun mewujud. Intelegensi/kecerdasan ada pada  Alam Hewani  menyebabkan  binatang masing-masing memiliki keterampilan khusus untuk mempertahankan diri dari pemangsa dan untuk meneruskan keturunanya. Ada binatang yang dapat terbang, ada yang bisa berenang , ada yang memiliki bunyi merdu, malah ada yang bisa menggandakan bunyi makhluk lain. Kecerdasan ini tidak diperolehnya melalui pembelajaran atau pengalaman akan tetapi tumbuh dengan sendirinya karena memang sudah menjadi miliknya. Binatang lahir diberi ilmu pribadi oleh Tuhan sementara Manusia harus mencari ilmu kalau tidak hidup insan lebih rendah dari binatang. Intelegensi itu ada dalam Alam Insani ada dalam diri insan yang membuat insan bisa berpikir, berkarya, mendapatkan pandangan gres / insfirasi, menemukan penemuan baru, terus menerus sepanjang zaman sehingga dunia menjadi maju dan peradaban semakin tinggi, kemudian sesudah itu banyak diantara insan yang lupa kepada Khaliknya, jadi pendurhaka pengikut  Iblis. Begitulah intelegensi universal itu bertingkat tingkat kecerdasannya dari wujud kecerdasan benda mati hingga kecerdasan manusia
Tidak terlalu berlebihan kalau penulis mengatakan seluruh tingkatan alam ini hidup dan berakal, yang berbeda hanyalah kadar daya hidup dan kadar akalnya yang tidak sama. Intelegensi yang dimiliki ulat dan intelegensi yang dimiliki insan itu ialah intelegensi yang sama, yang berbeda hanyalah besar dayanya. Kita mengatakan bahwa bumi dan benda langit yang lain ialah benda mati, padahal bukan. Sebuah kerikil kita sebut benda mati sebenarya ialah makhluk hidup. Marilah kita teliti benar-benar secara ilmiah. Batu itu kalau kita hancurkan ia akan menjadi tepung, kalau dihancurkan lagi akan menjadi molekul. Kalau molekul ini dihancurkan lagi akan menjadi atom.
Atom itu kalau kita hancurkan lagi akan menjadi “yang immateri” (bukan benda). Ia akan bermetamorfosis proton, elektron dan neutron. Proton dan Netron membisu sebagai inti sementara elektronnya bergerak terus didalam atom, didalam kerikil ada gerak, gerak ialah tanda kehidupan. Kaprikornus didalam kerikil yang kita katakan mati ada daya, ada nyawa. Bukankah kerikil itu sebenarnya makhluk hidup? Alam berserta isinya ini (bumi dan benda langit lainnya) ada yang disebut galaksi, ada yang disebut solar sistem ada yang dinamakan planet atau satelit. Benda-benda langit ini bergerak secara teratur, tidak berbenturan, ini menunjukkan adanya logika yang mengisi alam semesta ini dan juga mengisi benda benda langit itu sehingga mereka  mengenal hukum dan tunduk kepada aturan Sunnatu’llah. Kenapa penulis mengatakan benda mati ialah makhluk hidup? Bukankah Tuhan pernah berdialog dengan langit dan bumi ? ( baca Q.S.41/Fush-shilat :11 ):

“Kemudian Tuhan mengarah pada langit dan langit ketika itu hanya berbentuk gas maka berfirman Tuhan kepada langit itu dan juga kepada Bumi (yang sudah jadi) Datanglah kau kedua duanya (bumi dan langit) dengan taat (patuh) atau terpaksa, keduanya menjawab: “Kami berdua datang dengan taat” (11).
 .
Tumbuh-tumbuhan, kita kenal sebagai makhluk hidup yang tidak berakal, pengenalan ini juga masih salah. Tumbuhan-tumbuhan juga cendekia tapi kecerdasan yang dimilikinya hanya kecerdasan tingkat nabati. Mari kita renungkan secuil kisah dibawah ini :

Setangkai bunga berwarna merah tumbuh mekar di hutan balantara. Warnanya yang mengagumkan itu berpadu dengan aromanya yang harum, seakan-akan memanggil kupu dan lebah datang untuk menghisap sarinya yang manis. Ketika itu matahari memancarkan cahaya keemasan, sang bunga merah bertambah mekar, mirip dara manis cantik tersipu malu. Dari kejauhan sepasang lebah sedang terbang melayang-layang. Ketika pandangannya menangkap warna merahnya sang bunga, ia pun berbisik pada kekasihnya: “Amboi, cantiknya bunga itu, pastilah sarinya mengandung madu”. “Alangkah nikmatnya, mari kita kesana” balas kekasihnya itu. Merekapun mengepakkan sayap membelah udara, mendengung-dengung dan hinggap dibunga yang mekar, sambil bergumam: “Oi, bodohnya engkau wahai bunga, kalau engkau tidak membuat warnamu yang cantik serta aroma yang harum, kami tidak akan mendapatkanmu disini”. Kedua lebah itupun hinggap dan menghisap tepung sari yang manis dan setelah puas merekapun terbang lagi melayang-layang lalu lenyap dibalik semak-belukar. Si bunga mekarpun tersenyum dan berkata pada dirinya sendiri: “Sebenarnya kalian yang terbelakang dan telah kubodohi. Aku sengaja membuat warna cantik merah menggoda, sengaja mengeluarkan aroma wangi, semoga kalian terpanggil datang. Dengan kedatangan kalian maka tepung sariku dapat bercampur. Ini yang kuharapkan semoga terjadi perkawinan tepung sariku kerena saya tak bisa mengawinkan sendiri, kelak saya akan dapat melahirkan  buah sehingga generasiku dapat tumbuh lagi berkesinambungan”.

Dengan cerita  ini penulis bermaksud sekedar menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan juga punya kecerdasan. Pada hewan-hewan intelegensi ini terlihat lebih jelas, mirip kecerdasan yang dimiliki burung tempua ( burung mayar ) yang bisa membuat sarangnya yang unik. Sejak dahulu kala hingga ketika ini sarang burung tersebut tetap sama bentuknya terjuntai di ujung pelepah kelapa mirip digantungkan dengan episode tengah sarang menggelembung dan pintu masuk dari bawah. Rumah yang artistik ini sengaja dibuat demikian untuk menghindarkan binatang yang suka mencuri telur atau memakan anaknya. Kecerdasan yang dimiliki laba-laba yang bisa menciptakan benang sutra dari getah beningnya lalu dengan benang yang unik itu dia membuat jaring, jaring itu untuk menjerat binatang kecil yang lewat kerena jaringnya diberi bergetah tapi ada diantara benangnya yang tidak bergetah untuk dilaluinya ketika ia menangkap mangsanya yang terjerat, namun laba-laba tak pernah terjerat oleh getah jaringnya sndiri. Para Nabi-nabi, para Filosof telah mencicipi adanya intelegensi ini. Albert Einstein mengatakan: “Tidak perlu disangsikan lagi, ada hukum tata-atur dialam semesta ini” . Pendapat ini didukung oleh ahli-ahli Fisika lain mirip Jeans, Eddington, Milikan dan lain-lainnya. Bukti-bukti adanya kekuatan intelegensi-kosmis atau intelegensi universal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

a.      Adanya bahagian terkecil dari materi yang mempunyai energi yang netral, tarik menarik, dan tolak menolak sehingga hanya dengan kekuatan ini tercipta nomor urut atom tersusun jumlah massa atom, berat atom yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga mewujudlah materi, yang sesungguhnya, alam materi itu berjiwa. Atom-atom dapat saling berpasangan (kawin) dan melahirkan bentuk-bentuk atom gres tetapi semua ini tidak disadari manusia. Orang awam hanya menilai dengan pikiran dangkal kalau dikatakan semua benda ciptaan Tuhan berjiwa tentu mereka mengatakan “itu pendapat orang gila” Padahal benda mati mirip kerikil didalamnya ada yang bergerak, tetapi yang bergerak itu elektronnya yang tak dapat dilihat dengan mata.Elektron itu merupakan jiwa dari benda ( materi/jamadat ) tersebut
b.      Adanya daya bertumbuh, setiap tanaman yang tumbuh mengikuti suatu rencana yang teratur menurut hukumnya. Akan tetapi intelegensi ini sangat rendah sehingga kekuatan ini tidak sanggup mengubah nasibnya walau tanaman itu juga telah berusaha membela diri dengan durinya, dengan buahnya yang beracun padahal tanaman juga bisa beradaptasi dengan kodrat alam dibawahnya.seperti pohon belukar yang hidup berdampingan dengan pohon-pohon besar, si belukar tumbuh tinggi kerena dia juga ingin mencium amis matahari. Tapi tanaman tak dapat merobah nasibnya  misalnya, pohon kelapa yang sudah diprogram Tuhan menjadi tanaman pantai maka buah kelapa juga diprogram  mempunyai sabut, yang kalau buah kelapa jatuh kelaut akan timbul dan kalau suatu ketika terdampar disebuah pulau, kelapa akan tumbuh disana. Akan tetapi setelah peradaban insan bertambah tinggi orang menanam kelapa didataran tinggi atau dipegunungan, kelapa tetap saja berbuah dengan berbalut sabut, padahal pohon kelapa itu jauh dari pantai semestinya tidak perlu lagi buah kelapa bersabut tapi pohon kelapa tidak sanggup menguak takdirnya, hanya insan yang sanggup ( akan diuraikan lebih mendetail dalam buku : “Menguak Takdir” )
c.       Adanya daya yang lebih tinggi dari daya tumbuhan, yaitu hewan-hewan yang mempunyai kemampuan lebih dari tumbuhan, sehingga hewan dapat menundukkan lingkungannya dan makhluk yang dibawahnya yaitu   tumbuh-tumbuhan. Hewan-hewan juga memiliki energi bertumbuh sehingga hewan bertambah besar mirip tanaman tapi hewan dapat berpindah tempat, kerena intelegensinya melebihi tumbuh-tumbuhan. Intelegensi ini berkembang secara evolusi sehingga makhluk hewan itu berkembang dari tingkat paling rendah hingga tingkat yang lebih tinggi, berupa mamalia dan simpanse yang ibarat insan ( Pithek-anthropus ).
d.      Yang sangat menakjubkan munculnya manusia di planet bumi ini setelah bumi kita lengkap dengan segala perlengkapan hidup  (ada migas dan mineral dalam perut bumi, ada tumbuhan dan hewan diatas permukaan bumi ). Ini dikerenakan Allah  memberi mandat kepada insan  “ bahwa insan harus menjadi khalifah Tuhan dibumi “ Manusialah sebagai referensi perwujudan Intelegensi itu. 
           

(Dalam  Metafisika istilah proton, netron dan elektron bermetamorfosis Bio-proton, Bio-netron dan Bio-elektron yang semuanya disingkat menjadi Bion = energi hidup. Untuk membedakan sifatnya proton atau netron maka selanjutnaya disebut : Bion-p ( energi hidup yang positip). Bion-n = energi hidup yang netral, Bion-e = energi hidup yang negatif )

Catatan

Macam-macam Kausa (sebab ) yang menyusun diri makhluk
        No
Nama Kausa
    Fungsi Kausa
Jenis Energi
1
Kausa Moven
Sebab gerak
Proton atau Bion-p
2
Kausa Effisien
Sebab menjadi/berguna
Proton atau Bion-p
3
Kausa Materialis
Sebab membenda
Netron atau Bion-n
4
Kausa Formalis
Sebab bentuk/rupa
Elektron atau Bion-e
5
Kausa Finalis
Sebab pembatasan daya
Idem
6
Kausa Generis
Sebab bertumbuh/membiak
Idem
   7
Kausa Voluntaris
Sebab kemauan/kehendak
Idem
   8
Kausa Sosialis
Sebab mewujudnya kekerabatan sosial / kelompok
Idem
   9
Kausa Supra Rasionalis
Sebab kemampuan mendapat   ilham / insfirasi/ daya cipta
Idem
 10
Kausa Spritualis
Sebab kemampuan spritual
Idem
 11
Kausa Supra Spritualis
Sebab kemampuan mendapatkan wahyu
 Idem
  



Misteri Alam dan Manusia (14)

4.   Tentang Alam Semesta Menurut Al-Qur’an dan Sains

            Bermacam-macam teori dari pakar yang menghipotesiskan perihal kejadian alam semesta. Dalam karya ini penulis mencoba menawarkan analisis menurut Al-qur’an dan Sains.
            Menurut Fred Hoyle semesta ini pada mulanya bukanlah kosong melompong melainkan berisi sejenis Gas yang disebut Gas-antar-bintang (intersteller-gas) dimana pernyataan ini sesuai pula menurut Al-Qur’an yang menyebutnya dengan istilah “Dukhan” yang artinya Gas panas (Q.S. 41: 11).
Gas itu amat renggang, kerenggangannya sedemikian rupa sehingga kalau gas itu dimuatkan kedalam kotak korek api hanya berisi 10.000 butir bila atom gas ini memadat mirip telah menjadi matahari, bila dimuatkan kedalam kotak korek api jumlahnya lebih kurang “Seratus-quardilliun (100.000.000.000.000.000.000.000.000) angka satu dengan dua puluh enam angka nol. Diantara zat yang mengisi intersteller gas itu ialah Hidrogen. Diduga Hidrogen merupakan zat asal, dan dugaan ini juga relevan dengan konsep Qur’an dimana alam semesta sebelum mewujud yang ada ialah ‘Arsy yang diatasnya ialah Al-Maa’ (Hidrogen).

Rasulullah bersabda:
“Yang ada hanya Allah, dan belum ada sesuatu apapun yang lain dari pada-Nya, dan ketika itu ‘Arsy-Nya diatas air, dan ditulis-Nya pada zikri segala sesuatu dan dijadikan-Nya langit dan Bumi” ( Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءْ……….
“Dan Dia-lah yamg telah menjadikan langit dan bumijagat raya dalam enam hari dan ialah ‘arsy-Nya diatas air…” (Q.S.11/ Hud : 7).

            Perkataan ‘Arsy secara harfiah bermakna: singgasana,  tapi jangan dianggap Tuhan itu punya tempat bersemayam, berupa singgasana mirip Raja yang duduk diatas takhta Kerajaannya, lalu persemayaman Tuhan itu terapung-apung diatas air, pemahaman ini dapat membawa kita kepada kesyirikan. ‘Arsy disini bermakna poros-energi kalau dalam dunia atom merupakan inti atom (nukleus). Ketika Tuhan melepaskan qudratnya dengan KUN maka energi NUUR Ilahi itu bermetamorfosis Hidrogen. Yang merupakan zat asal. Karena itu dikatakan ‘Arsy Tuhan diatas air (Hidrogen), itu bukan berarti Singgasana Allah terapung-apung diatas air tetapi hidrogen itu pada mulanya meliputi semesta alam seolah olah ia membungkus ‘Arsy, karena semua energi itu mengorbit, thawaf mengelilingi ‘Arsy, mirip elektron yang megorbit mengelilingi proton (nukleus)nya. Pusaran Hidrogen yang amat dahsyat itu menjadi pusaran Gas yang bergerak dalam arus pusaran alam semesta.  Gas (Dukhon), itulah zat antar bintang (menurut pakar astronomi). Zat antar bintanglah yang besar lengan berkuasa di ruang angkasa, ia menguasai gerak bintang, menguasai kejadiannya dan pertumbuhannya. Maka hampir semua pakar fisika menerka Hidrogen inilah menjadi materi pokok kejadian bintang-bintang.
            Ketika peristiwa awal yang diceritakan itu sebutir bintangpun belum ada didalam jagat , hanya Hidrogen ini. Gas ini tidaklah membisu begitu saja mengapung mirip awan tapi ia bergerak dan berputar dengan gerakan yang amat dahsyat sehingga menimbulkan riak dan gelombang alam dalam satu putaran gas yang maha luas daerahnya. Gas itu tidaklah begitu saja melaju berputar dengan tidak ada hambatan dan tahanan-tahanan. Maka ketika arus gas tertahan dan tersekat lalu berubah arah, ia berputar membentuk pusaran gas yang baru. Pusaran gas ini semakin lama semakin besar dan semakin padat pula. Didalam pusaran ini sudah barang tentu terjadi panas yang tinggi akhir adanya atom-atom yang terjepit dalam calon bintang ini. Kian terjepit kian kecil pula volumenya maka semakin tinggi temperaturnya. Setelah volumenya itu menciut lebih kurang semiliar kali maka titik panasnyapun mencapai jutaan derajat Celsius, sehingga terjadilah letupan api alam semesta yang dahsyat, yaitu gumpalan raksasa yang menyala. Bila panas itu mencapai dua juta derajat celsius maka mulailah berlangsung “transmutasi” atom-atom. Benteng Hidrogen ini menjadi terbuka maka suatu proton bebas masuk kedalam inti Hidrogen dan bersarang disana, maka mewujudlah atom gres yaitu Atom dengan dua proton yang memiliki satu elektron, atom ini ialah suatu isotop dari Helium. Akibat adanya transmutasi ini maka keluar sinar dan panas yang bertambah-tambah tingginya pada calon bintang tadi. Dengan panas yang amat tinggi ini menjadikan semakin cepatnya proses transmutasi. Maka menjadilah sinar panas kesekelilingnya. Melalui masa yang panjang memadatlah pusaran itu menjadi padatan yang bernyala nyala yang kita menamakannya ”matahari”. Pusaran gas ini bukan hanya satu malah tak terhingga lalu mengelompok dalam satu arus pusaran yang amat besar membentuk “Galaksi-galaksi”. Galaksi-galaksi mengelempok pula dalam satu pusaran yang amat besar lagi, menjadi “rumpun galaksi”. Rumpun-rumpun galaksi ini megelompok lagi dalam pusaran yang maha-besar menjadi “Alam-galaksi”, demikian seterusnya dan alam berekspansi terus,tak akan berhenti ( Allahu Akbar ).
Kemudian beberapa partikel matahari terpelanting dari porosnya dalam suatu ledakan, partikel ini lama-lama mendingin lalu menjadi satelit matahari disebut: planet. Diantara sekian banyak matahari dalam jagat ini , satu di antaranya ialah matahari kita, dan diantara sekian banyak planet yang mengorbit mengelilingi Matahari itu satu diantaranya ialah Bumi kita yang molek.

4.1.      Langit Jagat Raya

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ .وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ 
            “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan dan sesungguhnya Kamilah yang meluaskannya (47) Dan bumi itu Kami hamparkan maka Kamilah  sebaik baik yang menghamparkan ( 48))” ( QS 51/ Adz-Dzariyat :47, 48 )

              Kata Langit diayat ini menunjukkan Alam-Jagat-Raya, kalau yang dimaksud Langit Alam Gaib, Al-Quran menyebutnya dengan kata : “ Sab’a- Samawaat”  kerena langit gaib itu tujuh tingkat, langit yang dinaiki Nabi Muhammad ketika Mi’raj,  langit itu ada penjaganya Malaikat  dilangit itu Nabi Muhamad berjumpa dengan Nabi nabi yang sudah wafat berarti langit itu ialah :“Alam-Barzakh”, kalau Langit Jagat Raya ini isinya Bintang-bintang (galaksi ) tak terhitung banyaknya, planet, mateor dan debu angkasa,  yang tak terkatakan lagi.  Pada ayat  tadi ada kata  “Wassamaa’a”  yang bermakna  langit  dalam bentuk tunggal,  tidak dikatakan Sab’a Samawaat kerena yang dimaksud  adalah langit  jagat raya yang tidak berlapis lapis. Memang ada juga ayat yang menggunakan kata Samawaat bentuk jamak yang bermakna jagat raya, tapi ayat tersebut punya ciri yang bersifat khusus yaitu ada diselipkan “ bahwa dilangit itu ada matahari”.Lagi pula dalam ayat 48 itu ada kata “Al-Ardh” (bumi) yang dimaksud ialah Bumi kita dimana dalam bumi itu ada Nabi Muhammad yang diajak Tuhan berbicara. Kata Samawaat ( dalam bentuk jamak ) dipakai untuk menjelaskan jagat raya, kerena langit jagat raya itu dari segi keluasannya ada tujuh tingkatan, bukan berlapis lapis atau bertingkat-tingkat ( akan diuraikan  dalam episode ini ).
              Jadi  istilah  “ Tujuh petala langit” didalam Al-Quran, ialah untuk menjelaskan bahwa Langit Alam Gaib tujuh lapis, bukan Langit Jagat Raya yang tak ada tepinya yang tujuh lapis. Menurut kajian Astronomi Langit Jagat Raya tidak ada dinding pembatas, tembus kemana saja hingga keujung yang tak ada ujungnya. Hanya saja kalau dibagi menuirut  keluasannya dari langit yang membungkus bumi, langit yang dilewati Solar Sistem, langit yang ditempuh Galaksi dalam perjalanan mengelilingi porosnya dan seterusnya Langit Jagat Raya itu dikenal juga dalam tujuh tingkatan keluasannya dapat juga disebut dengan istilah “ Langit jagat raya tujuh lapis “ ( akan dijelaskan berikut )



Misteri Alam dan Manusia (15)

Tujuh  lapis langit jagat raya

a.      Langit pertama.
Langit pertama ialah langit yang membungkus bumi kita, insan bumi menamakannya dengan “atmosfir”. Atmosfir inipun berlapis-lapis pula. Lapisan Atmosfir yang paling rendah dinamai Trotosfir mengandung 90% dari semua udara di atmosfir dan sebagian besar ialah debu dan uap air. Tebalnya antara 11 Km di kutub dan 16 Km di Khatulistiwa.
      Lapisan kedua disebut Stratosfir, disini tak terdapat cuaca selain dari awan-awan es halus memanjang. Lapisan ozon disini menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan matahari sehingga penghuni bumi dapat hidup dengan aman. Keadaan ini kira-kira pada ketinggian 25 km diatas bumi. Lebih kebawah lagi kebatas Trotosfir sinar kosmis bertabrakan dengan atom-atom gas dan menimbulkan pancaran sinar yang lebih lembut. Lapisan ini hingga pada ketinggian 50 km. Diatas ini disebut Mesosfir dari ketinggian 50 Km hingga 80 km, dari ketinggian 80 Km hingga 240 km disebut Ionosfir. Disebut Ionosfir karena disini atom gas diubah menjadi ion. Diatas ini disebut Eksosfir ialah tempat antara lautan samudra udara kita dengan kekosongan ruang angkasa.

b.      Langit Kedua

      Langit kedua ialah ruang dimana bumi kita melayang mengorbit mengelilingi Matahari. Karena langit pertama ini ialah sebagai pembungkus bumi maka Langit pertama itu ikut berlayar mengelilingi Matahari. Langit ini disebut Langit Solar sistem. Karena bukan bumi kita saja yang mengorbit melainkan masih ada saudara bumi kita yang lain maka langit inipun berlapis-lapis juga, sebanyak Planet pelanet yang mengorbit itu yaitu; Merkuri, Venus, Bumi kita, Mars, Asteroid, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Mercuri dan Venus disebut Planet dalam kerena letaknya disebelah dalam dari bumi kita kearah Matahari, sementara Mars, Asteroid ( diduga ialah sebuah planet yang sudah pecah menjadi aster aster kecil ),Yupiter, Sarturnus, Uranus, Npeptunus dan Pluto  disebut pelanet luar kerena letaknya disebelah luar bumi kearah langit lepas. Begitulah keadaan Solar sistim menurut kajian Astronomi hingga menjelang periode duapuluh ini. Tapi semenjak tahun 2004 oleh team Peneliti diantaranya :Mike Brown dari Caltech, Chad Trujillo dari Observatorium Gemini dan David Rabinowitz dari Yale Uniuversity dengan menggunakan Teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar, San Diego; tanggal 14 November 2003 telah melihat adanya Planet yang lebih jauh dari Pluto yang dinamai Sedna. Maka disebelah luar bumi itu ada tujuh lapis langit yang dilalui oleh tujuh planet yang disebutkan tadi. 
1.  Planet Mars, bulannya  dua, jaraknya dari matahari 227.940.000 km.
2.  Planet Yupiter, bulannya  duabelas jaraknya dari matahari 778.300.000 km
3. Planet Saturnus, bulannya sepuluh dan ada awan es yang melingkarinya , jaraknya dari matahari  1.427.320.000 km
4.  Planet Uranus bulannya lima, jaraknya dari matahari 2.863.840.000 km
5.  Planet Neptunus, bulannya dua, jaraknya dari matahari 4.478.440.000 km
6.  Planet Pluto tanpa bulan jaraknya dari matahari 5.861.444.000 km
7. Planet Sedna bulannya hanya satu, jaraknya dari matahari kira kira  10.000,000.000.km
                                   
c.   Langit Ketiga
      Karena solar sistem ialah langit sebagai tempat kekuasaan Matahari maka sebagai anggota dari sebuah Galaksi Matahari juga berlayar dalam alam ini mengharungi Langit Galaksi dan seluruh Langit pertama dan kedua ikut terbawa.

d.   Langit Keempat
Galaksi itu sebenarnya juga ada dalam kelompok besar yang disebut Rasi bintang yang Al-Qur’an menyebutnya Buruj. Setiap galaksi juga membawa langit pertama, kedua dan ketiga mengorbit mengharungi Alam jagat mengharungi alam jagat sentra Buruj tersebut. Ruang ini disebut langit keempat.

e.   Langit Kelima
Didalam jagat raya ini tak terhitung banyaknya Buruj, itu berarti tak terhitung banyaknya Rumpun Galaksi, dimana rumpun ini juga bergerak secara bersama mengharungi Langit jagat raya ini mengelilingi poros jagat raya. Inilah langit kelima.

f.    Langit Keenam
Langit keenam ialah Lautan samudera Hidrogen (zat antar bintang) yang mengisi segala kekosongan yang tidak kosong.                                               
                                       
g.   Langit Ketujuh
Langit ketujuh ialah kekosongan yang tidak kosong, ruang yang hanya berisi gaya bobot, gravitasi alam, berisi gelombang elektro magnetis, sinar yang sangat halus. Disana yang ada hanyalah sinar, karena disini tidak ada atom, hanya ada ion; dan langit ini merupakan lapangan tempat alam ini terus mengembang berekspansi. Sampai satu ketika energi Jamadi mencapai titik jenuh mirip elektron yang mengeluarkan energinya lalu terjadi eksitasi, maka begitulah langit yang tujuh lapis  ini semakin merapat keinti alam semesta sehingga alam  menjadi susut (kontraksi) dan terjadilah kehancuran alam semesta ( yaumu’s sa’ah ). Dan Tuhan mengganti lagi dengan alam yang gres kerena Tuhan setiap ketika bekerja terus ( QS.55/Ar Rahman : 29 ) dan Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur ( QS. 2/ Al-Baqarah : 255 )

Dalam jagat Raya itu tak terhingga banyaknya Galaksi dan dalam Galaksi itu ada  solar sistem-solar sistim berarti tak terhingga pula banyaknya bumi-bumi yang berpenghuni dengan makhluknya “ manusia” yang  seperti kita.juga, yang berbudaya, berperadaban, beragama, ya punya Nabi sendiri; Tuhan berfirman :

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
“Dan kepada Tuhan sajalah bersujud orang yang berada di langit dan orang  yang dibumi dari makhluk daabbah ( yang berjalan lambat ) dan (juga) para malaikat ( yang berjalan cepat ) sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (  QS.16/ An-Nahl : 49 )

Ayat ini menjelaskan bahwa Daabbah yang dilangit, Daabbah yang dibumi dan para Malaikat semua bersujud kepada Allah. Perkataan Daabbah tersebut bermakna makhluk yang bergerak lambat yaitu binatang dan manusia, dan disuatu ayat/kalimat lain daabbah dapat juga diartikan dengan binatang yang melata, tapi dalam ayat tadi Daabbah dibandingkan dengan Malaikat dimana makna Daabbah ( makhluk yang bergerak lambat ) dibandingkan dengan Maklalikat yang bergerak cepat terang yang dimaksud dengan Daabbah  itu ialah Orang, jadi jelaslah bahwa dilangit juga ada orang yang mengenal Allah, mereka bersujud kepada Allah. Kenapa dalam ayat ini insan disebut dengan Daabbah, kerena Tuhan mau membandingkan Manusia dengan Malaikat. Malaikat makhluk yang bergerak cepat  ( QS. 70/ Al-Ma’arij: 4 ) sedang insan makhluk yang bergerak lambat . Daabbah ialah istilah buat makhluk yang bergerak lambat yaitu Manusia bukan hewan melata..
lainnya 7465770026041117831

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts